Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?
Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.
Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.
Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.
Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.
Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekerasan di Depan David
Pagi-pagi Megan sudah mendatangi sekolah untuk menemui wali kelas Erick.
"Maaf, wali dari siswa siapa?"
"Erick Erlangga, Bu."
"Erick? Oh! Biasanya ayahnya yang selalu datang." wajah sang wali kelas terlihat jelas sedang kecewa.
"Oh, ayahnya masih menemani pengobatan Erick Bu."
"O... benar ... dia masih sakit. Oia, apa ibunya datang menjenguk Erick?"
Wali kelas ini sepertinya sangat ingin tahu tentang hubungan Erick dan ibunya.
"Maksud Anda ... ibu yang mana?"
Mendengar pertanyaan Megan sang wali menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan. Tampaknya dia terkejut.
"Jadi benar isu yang beredar bahwa ayahnya sudah menikah lagi? Yang saya maksudkan adalah ibu kandungnya Erick."
"Itu bukan sekedar isu. Ayahnya memang telah menikah, dengan saya."
Keterkejutan terlihat semakin jelas ketika Megan mengeluarkan sebuah kartu dan menyerahkannya kepada sang wali kelas. "Ini kartu nama saya. Mulai hari ini, hubungi saya saja. Sebagai suami istri yang baik, jadi kami berbagi tugas.
Sebuah kartu nama yang menerangkan berbagai nama perusahaan, serta jelas sekali nama Megan Berlian tertulis disana. Mata bu guru membulat sempurna.
Akhirnya, sang wali kelas hanya mampu memberi senyum dengan hati menangis.
Hilang sudah harapanku.
"Kalau begitu saya ucapkan selamat, atas rumah tangga baru Anda, Bu." ucapan ramah itu sudah pasti disenyumi oleh Megan sebagai orabg tua siswa yang baik. Tidak mungkin menunjukkan taji aslinya di tempat ini, mengingat si sulung berstatus sebagai siswa aktif di sekolah ini.
Satu hal yang perlu diingat oleh Megan, yaitu tentang nilai akademik yang diperoleh Erick mengalami penurunan drastis dalam semester ini.
Selesai berurusan di sekolah, agenda ke dua adalah menghadiri rapat di Antami Grup.
Setelah sekian lama, akhirnya Megan kembali menapaki kakinya di gedung ini, itu pun karena alasan rapat umum pemegang saham yang bertujuan untuk merencanakan pergantian presiden direktur.
Ruang rapat telah hampir penuh. Posisi duduk telah diatur sedemikian rupa. Megan menghampiri kursi yang telah disediakan untuknya.
Tak lama, masuk seorang wanita tua. Sudah jelas beliau adalah presiden direktur Antami Grup, nenek kandung Megan.
Nenek telah menduduki takhta tertinggi Antami Grup selama hampir dua puluh lima tahun lamanya.
Tanpa basa-basi, nenek menegaskan bahwa dirinya akan mundur dari jabatannya. Ia pun memberi hak kepada para pemegang saham untuk menunjuk calon pengganti dirinya.
Setengah dari mereka menunjuk Gea, sebagian lagi menunjuk Megan.
Gea tidak banyak berharap, dirinya hanya mengharapkan Megan menolak dari penunjukkan atas dirinya.
Tapi memang keadaan terkadang tidak berpihak. Megan sama sekali tidak melakukan penolakan. Dia malah berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan padanya.
Gea geram. Ini terasa seperti Megan sengaja mau main-main dengannya.
Rapat usai. Megan memutuskan untuk mampir ke ruangan nenek. Sang nenek sendiri tidak langsung ke ruangan yang memang sudah jarang ia tempati itu.
"Megan Berlian! Berhenti di situ!"
Tidak ingin menghiraukan keberadaan kak Gea, Megan tetap masuk.
"Dasar wanita kurang ajar!"
"Kak, tahan dirimu! Aku percaya Kau adalah pemegang saham terbanyak ke dua disini." Megan menahan tangan mulus sepupunya yang hendak menyerang lebih dulu.
"Kalau perusahaan ini dipimpin oleh seseorang sepertimu, kita semua bisa terancam!"
"Apa maksudmu? Kau sedang merendahkan aku? Megan Berlian, kau urus saja anak-anak dan suamimu yang tidak berguna itu!"
PLAK!
PLAK!
Tangan Megan menampar tanpa bisa dicegah.
Tidak puas hanya dengan itu, ia mendorong kak Gea hingga terhimpit di dinding. Tangannya ia tancapkan di batang leher Gea.
"Kak Gea ... kau mau mati di tanganku?" Megan seakan berubah menjadi monster.
Gea yang tercekik tidak dapat melakukan apa-apa.
"Aku tahu hubungan persaudaraan kita hanya pura-pura. Kakak pasti sudah lelah berakting manis di depanku. Jadi pergilah dengan tenang ke ne ... ra ... ka ..."
"Megan! Ada apa ini?"
Kedatangan sang nenek mengejutkan keduanya.
Gea terbatuk-batuk setelah Megan melepas cekikan di lehernya.
"Nek, kak Gea yang memprovokasi aku!"
"Jangan percaya, Nek! Megan yang serakah ini mencoba menghabisiku!"
Saling membela diri. Begitulah mereka.
"Kalian keterlaluan! Kalian bahkan melakukan praktik kekerasan di depan seorang anak! Bikin malu saja!"
Anak?
Megan dan Gea melihat ke sekeliling. Rupanya disana ada David. Entah berada dimana anak itu sebelumnya, yang jelas dia sedang berdiri kaku menatap ibu sambungnya itu dengan ekspresi ketakutan.
"Nak, kenapa ... kamu ... disini, sayang?"
Megan menghampirinya namun David melangkah mundur. Seolah sedang berkata JANGAN SENTUH AKU.
.
.
Kita akan lanjut besok.
guys jangan lupa dukungannya ya...😉