Skylar Dan Sang Dosen

Sebuah sedan hitam mewah pabrikan Eropa nampak memasuki pelataran parkir Rumah Busana Emily, salah satu butik paling bergengsi milik salah seorang desainer busana kondang tanah air.

Beberapa detik setelahnya, mobil itu berhenti beberapa puluh meter dari pintu masuk utama butik mewah tersebut lalu menampilkan sepasang anak manusia berparas luar biasa bak putri dan pangeran dari negeri dongeng yang tak lain tak bukan adalah Teon serta Skylar.

"Sayang, ini butik tempat Bunda memesan semua baju untuk kamu, bagaimana menurutmu?" Teon langsung menanyakan pendapat calon istrinya tatkala mereka tiba di ambang pintu bangunan cantik bergaya era Victoria itu.

Skylar jelas takjub, bangunan butik bernuansa merah muda itu saja bahkan sangat mewah sudah pasti produk yang mereka hasilkan juga sudah pasti memiliki kualitas tinggi. Skylar memang sudah beberapa kali mendengar nama butik ini tapi belum pernah tertarik untuk datang karena butik ini memang hanya fokus memproduksi gaun pesta serta gaun pengantin namun siapa sangka calon mertuanya malah memesankan baju untuknya di butik yang super mahal ini.

Skylar memandang Teon sangsi. "apa ini tidak terlalu berlebihan, Mas? dari yang aku tahu semua baju di sini harganya sangat mahal."

Teon lalu tergelak halus. "sayang, kita hanya akan menikah sekali seumur hidup, bukan? kenapa kamu mencemaskan soal harga?"

Tanpa permisi Teon lantas menggamit pergelangan tangan kurus milik Skylar, membawa gadis berkulit seputih salju itu untuk masuk ke dalam butik agar segera bisa melakukan sesi fitting baju kebaya untuk acara lamaran mereka yang akan digelar minggu depan.

"Selamat datang Kak Teon dan Kak Skylar, saya sudah menyiapkan beberapa pilihan kebaya serta desain gaun pengantin yang paling cocok untuk Kak Skylar," sapa salah seorang karyawan butik dengan ramah setelah Teon dan Skylar masuk ke dalam butik.

"Apa itu sesuai dengan pesanan Bunda saya?" tanya Teon memastikan.

Karyawan wanita berambut ikal itu mengangguk kukuh. "tentu, dan tim kami juga menambahkan beberapa rekomendasi yang barang kali Kak Skylar sukai mengingat Kak Skylar sangat cantik terlebih memiliki kulit yang sangat indah."

Skylar tersipu mendengar pujian karyawan itu yang terkesan sangat jujur dan berterus terang.

"terima kasih, Mbak."

"Jangan katakan terima kasih untuk sebuah kebenaran, Kak. mari, saya akan menunjukkan semua koleksi terbaik kami yang khusus kami pilihkan untuk Kak Skylar."

Baik Skylar mau pun Teon kini berjalan beriringan mengikuti langkah sang karyawan butik menuju salah satu private room yang memang sudah Teon pesan agar sesi fitting baju mereka tidak terganggu. Meski awalnya Teon juga agak kaget kenapa Bunda malah menjatuhkan pilihannya kepada butik yang super mahal ini diantara banyaknya pilihan namun kali ini setelah melihatnya sendiri Teon jadi yakin kalau pilihan sang Bunda memang sangatlah tepat.

"Nah, Kak Teon, Kak Skylar ini adalah koleksi baju kebaya modern yang bisa kalian pilih untuk acara lamaran. Bunda sudah membayarnya, jadi Kak Skylar tinggal pilih mau yang mana lalu kami bisa memperbaiki ukurannya kalau kekecilan atau kebesaran," papar sang karyawan sambil menunjukkan sebuah lemari kaca berisi lima buah kebaya modern dengan warna berbeda.

Skylar mengambil langkah, membuka lemari kaca itu untuk melihat lebih dekat kebaya-kebaya yang sudah tergantung rapi itu. Kening mulus sang gadis kini mengkerut, bingung harus memilih kebaya yang mana karena semuanya nampak cantik serta elegan.

"Yang mana yang harus aku pakai, Mas?" tanya Skylar yang dilanda kebingungan.

"Pilih saja yang paling kamu sukai," balas Teon dengan seulas senyum tipis.

Gadis itu menggeleng cepat. "aku tidak bisa memilih, semuanya sangat cantik!"

"Untuk itulah saya di sini, Kak Skylar," celetuk sang karyawan. "dekorasi di acara lamaran kalian menggunakan warna dominan apa?"

"Biru muda!" jawab Teon dan Skylar kompak.

"Kalau begitu yang ini akan sangat menawan," ujar sang karyawan sembari mengambil sebuah kebaya modern dengan model sabrina berwarna biru langit.

Skylar memandang kebaya itu dengan takjub.

"benar juga, aku lupa kalau harus menyesuaikan dengan dekorasi yang sudah kita pesan."

"Silakan Kakak coba dulu, kalau ukurannya kurang pas kita bisa ukur ulang dan memperbaikinya agar benar-benar pas untuk Kak Skylar."

Skylar mengangguk pelan kemudian beringsut menuju kamar pas untuk mencoba kebaya serta rok dari kain batik Jawa sebagai bawahannya.

Gadis itu sungguh takjub kalau kebaya ternyata bisa secantik ini, bukan hanya pakaian kuno seperti yang sering kali dia bayangkan sebelumnya.

Usai memakai kebaya serta roknya dengan sempurna, Skylar mengamati refleksi dirinya dari cermin kamar pas memastikan apakah pengelihatannya salah atau tidak.

"Apakah ini benar-benar aku?" cicitnya kaget mendapati kebaya dan rok batik itu sungguh membuat dirinya menjadi berkali-kali lipat lebih cantik.

"Bagaimana sayang?" panggil Teon tak sabaran dari balik pintu kamar pas.

'ceklek!'

"Astaga sayang, apa Tuhan baru saja menurunkan malaikatnya untuk menjadi istriku?" Teon begitu takjub hingga tak mampu berkedip tatkala maniknya mendapati betapa indahnya sosok Skylar dibalut dengan kebaya biru langit serta rok batik Jawa panjang itu.

"Ya ampun, Kak Skylar jadi semakin cantik!" puji sang karyawan yang juga terkesima dengan kecantikan Skylar yang kian terpancar.

"Warna kulit Kakak menjadikan warna kebaya itu semakin hidup, itu sangat cocok untuk Kak Skylar," imbuh sang karyawan sambil mengacungkan kedua ibu jarinya. Sungguh, Skylar adalah client yang memiliki kecantikan paling tidak manusiawi yang pernah ia lihat selama bertahun-tahun bekerja di butik ini dan demi apa dia yakin Skylar bahkan akan tetap cantik menggunakan koleksi kebaya atau gaun mana pun milik butik ini.

"Baiklah, Mbak. saya rasa kebaya ini yang paling cocok dengan dekorasi yang sudah kami pesan," tutur Skylar halus serta santun.

"Lalu bagaimana dengan ukurannya? apa kami perlu merombaknya?" tanya sang karyawan memastikan.

Skylar menggeleng lembut. "tidak perlu, ukurannya sudah sangat pas untuk saya. lantas di mana kami bisa melihat rancangan gaun pengantin yang Mbak katakan tadi?"

Sang karyawan tersenyum penuh. "baiklah, sebelah sini, Kak. bukankah kalian akan memakai konsep internasional untuk acara resepsinya?"

Skylar dan Teon kompak mengangguk dengan pandangan terpaku pada buku gambar berukuran sedang yang barusan diambil oleh sang karyawan dari atas lemari kaca.

"Untuk konsep internasional kami memilih dominasi warna hitam dan putih, kalian bisa pilih sesuai selera jadi kami bisa memberikan sentuhan maksimal untuk hasil akhirnya agar semakin elegan," jelas sang karyawan yang mulai membuka buku berisi desain gaun pengantin itu.

"Yang ada di buku itu adalah koleksi gaun custom yang khusus kami desain untuk Kak Skylar sesuai permintaan dari Bunda dan tentunya belum pernah ada yang memakainya."

"Hah, apa?!"