Memiliki wajah cantik blesteran, membuatnya menonjol di antara gadis lainya. Tapi kisah hidupnya tak seindah wajahnya. Jessyca
Karena sang Mama meninggal sejak lama, membuat Ayahnya menikah lagi. Tapi keluarga baru, justru membuat hidupnya semakin sulit.
Hingga suatu saat, neneknya telah memilihkan jodoh untuknya. Yang menyebabkan ia 'kawin gantung' di usia muda.
Apakah kehidupan Jessy akan lebih baik? Atau malah sebaliknya!!!
Cuzzz kita lanjut ☺☺☺☺🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AuraAurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andai
Di sekolah, Jessy semakin gelisah. Mengingat besok ia akan melangsungkan pernikahan.
Bahkan di jam pelajaran akhir ia semakin tidak bisa berkonsentrasi. Rasanya jam berputar lebih cepat dari biasanya.
Hingga beberapa saat kemudian bel pulang sekolah berbunyi. Sontak saja itu membuat semua murid berhamburan untuk segera pulang.
Sedangkan Meili gadis cantik itu segera duduk di bangku kosong depan Jessy. "Jessy ayo cerita!" serunya.
Meili sebenarnya sudah penasaran dengan gosip yang beredar tadi pagi. Di mana Jessy pulang bersama dengan Nathan kemarin.
Apalagi, kemarin ketika Meili membawa tas Jessy, Nathan begitu saja mengambilnya. Meskipun dengan alasan akan memberikannya pada Jessy. Tapi ia tidak menyangka kalau temanya itu akan pulang dengan ketua OSIS mereka. Karena yang ia tahu sahabatnya itu tidak terlalu dekat dengan Nathan.
Tapi mulai tadi pagi saat Meili bertanya pada Jessy, selalu saja menjawabnya 'nanti saja'
Jessy menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan menatap jengah pada sahabatnya itu, selalu saja itu yang di tanyakan.
Padahal hanya gosip ia pulang bersama ketua OSIS pujaan para siswi, bagaimana jika mereka tau kalau ia besok akan menikah. Apa akan menjadi hari patah hati berjamaah?
Tasya yang tadinya juga merapikan buku pelajaran, sempat berhenti sejenak, ketika mendengar pertanyaan Meili pada Jessy. Tapi kemudian ia melanjutkan kembali dan bersiap pulang, ia takut mungkin jawaban Jassy akan membuat goresan di hatinya. Ia menoleh ke arah Meili dan Jessy. "Aku pulang duluan," pamitnya yang di angguki Jessy.
"Apa kamu tidak ingin mengetahui kebenaran gosip Kak Nathan dan Jessy?" tanya Meili polos. Dan di jawab Tasya dengan senyum dan gelengan kepala.
Entah Meili sadar atau tidak ia bertanya kepada Tasya seperti itu.
"Baiklah," sahut Meili.
Setelah kepergian Tasya, Meili kembali menghadap ke arah Jessy. "Bagaiman?"
"Meili, gue cuma pulang bersama! Apa ada yang salah?" jawab Jessy datar sambil merapihkan mejanya. Memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas, ia harus segera pergi sebelum pertanyaan itu menjalar kemana-mana.
Meili mencoba berpikir. "Tidak ada yang salah," ucapnya. "Iya ya, emang ada yang salah ya!" ujarnya dengan tertawa.
Jessy hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sifat Meili yang sedikit lemot, tapi ia bersyukur karena lemot Meili muncul di saat yang tepat.
*
*
Hingga malam tiba, Jessy sudah mulai menyiapkan beberapa baju yang akan ia bawa, tidak lupa membawa kebaya putih yang akan menjadi saksi sakralnya besok untuk memulai status barunya sebagai seorang istri. Karena besok acaranya akan di selenggarakan di vila milik papi Tama yang berada di puncak.
Setelah semuanya sudah masuk kedalam ransel, Jessy kemudian meletakkannya di ujung ranjang. Ia kemudian duduk di ranjang, dan mengambil pigura yang berisi foto ia dan ibu nya di atas nakas.
Jessy tersenyum lembut sembari menatap foto yang di pegang nya. "Ma," ucapnya lirih.
"Apa Mama senang melihat Jessy besok menikah?" tanya nya seolah Kasih bisa menjawab pertanyaannya.
"Andai Mama bisa menemani Jessy besok, pasti acara pernikahan Jessy akan lebih sempurna." Suara gadis cantik itu terdengar bergetar, di iringi mata yang mulai mengembun.
"Andai saja Tuhan mengizinkan, Jessy ingin orang yang pertama kali memberikan doa adalah Mama." Jessy menggigit bibir bawahnya kuat-kuat ketika rasa sesak mulai mendera di iringi air mata yang mulai menetes membasahi pipinya.
"Andai--" Bahkan ia sudah tak mampu mengucapkan apa yang ada di hatinya, berandai-andai suatu keajaiban bisa terjadi. Ia kemudian mendekap erat pigura itu ke dalam dadanya. "Ma," isak tangisnya yang sudah tak mampu lagi bisa ia bendung.
Seorang anak mana yang tak ingin di saksikan oleh kedua orang tuanya di hari bahagia nya, tapi ia bisa apa? Jika Tuhan memang lebih sayang pada ibu nya.
...----------------...
Teguh Suwandi as Papa Nathan 😍
Ayo ayo waktunya vote 😊, udah di kasih yang bening tuh 😁