Anak Genius : Ayah Ku Ceo Sombong

Shila mengerjapkan matanya mendengar suara orang yang berlalu lalang di luar kamar Adithama .Shila pun terbangun dari tidurnya sambil mengucek - ngucek kedua matanya., Saat pulang dari kantor tadi Shila sengaja mampir ke rumah sakit sebentar untuk memastikan keadaan papa nya sampai Shila ketiduran .

Kondisi Adithama sekarang sudah mulai membaik dan itu membuat Shila senang walau butuh waktu lama untuk sembuh normal , karena toxin racun yang di berikan Rani selama ini sudah menyebar otot - otot saraf nya yang hampir membuat Adithama lumpuh dan juga sudah membuat kebutaan ,tapi Shila akan terus berusaha untuk membuat papa nya sehat kembali .

"Papa , Shila seneng akhirnya papa bisa tidur dengan tenang ." Ucap Shila yang menatap Adithama yang tertidur .

"Shila tidak akan membiarkan mama Rani menyakiti papa lagi Shila janji ." ucap Shila mengelus lembut rambut Adithama . Setelah itu Shila bangun dari duduknya kemudian menutupi tubuh Adithama dengan selimut supaya tidak kedinginan lalu Shila berlalu pergi untuk kembali pulang .

...----------------...

Di tempat lain Tissa dan Rani sedang pusing memikirkan data - data perusahaan yang bocor , dan hilang semua . sepertinya ada yang meretas akun data perusahaan .Rani menganggap Tissa lalai dalam bekerja dan Rani sangat marah akan hal itu .

"Bagaimana bisa ada yang membocorkan data perusahaan ? kamu ini gimana sih Tissa ." bentak Rani pada Tissa .

"Aku juga gak tahu ma , ini pasti ada mata - mata di perusahaan , tidak mungkin kalau orang luar yang melakukan ini ." ucap Tissa yang curiga ada orang yang sengaja membocorkan data - data perusahaan nya.

" Arghh.. semua nya bikin pusing saja ." gerutu Rani yang tersulut emosi . Bagaimana tidak setelah Adithama pergi , Bi Inem juga lolos , di tambah lagi perusahaan yang sedang kacau membuat saham menurun dan usaha nya untuk mencelakai Shila selalu saja gagal.

"Kamu harus cari tahu siapa orang yang berani main - main sama kita , dan cari orang yang meretas akun perusahaan ." pekik Rani yang masih tersulut emosi .

" Iya ma ." ucap Tissa seraya membuang nafas kasar.

"Permisi ,non Tissa ." ucap Sari yang tiba - tiba datang di tengah - tengah pembicaraan mereka.

" Ada apa ?." tanya Tissa dengan wajah yang masih menahan emosi .

"Ini non ada kiriman bunga untuk non Tissa ." ucap Sari yang memberikan bunga mawar pada Tissa .

" Dari siapa ? ." tanya Tissa yang sudah mengambil bunga itu .

" Tidak tahu non , coba lihat dari kartu ucapan nya ." ucap Sari yang menunjuk kartu ucapan pada bunga itu setelah itu Sari melangkah pergi .

" Siapa sih yang kirim bunga malam - malam ." ucap Tissa dengan raut wajah yang masih kesal .

" Wallandou group ." ucap Tissa yang terkejut membaca tulisan yang terpampang di kartu ucapan . Membuat Rani dan Tissa saling tatap satu sama lain karena ini baru pertama kalinya ada kiriman bunga atas nama wallandou group siapa lagi kalau bukan Alvero si Tuan Muda .

Seketika senyum Tissa merekah ." Tuan muda kirim aku bunga ." Ucap Tissa yang tersenyum senang .

"Coba kamu buka kartu ucapannya ." Ucap Rani antusias yang penasaran apa benar itu dari Tuan Muda Alvero . Tissa pun langsung membaca tulisan yang ada pada kartu ucapan itu .

Saya harap kamu suka dengan bunganya ,

saya tidak tahu bunga apa yang kamu suka jadi, saya mengirimmu bunga mawar ini. Datanglah besok malam ke maxon hotel untuk makan malam .

^^^Tuan muda Alvero^^^

"Mama .. aku tidak percaya Tuan Muda mengajak ku dinner ." ucap Tissa yang kegirangan karena terlalu bahagia . Bagaimana tidak , sangat sulit untuk bisa bersama Tuan Muda walau hanya makan malam saja dan Tissa salah satu orang yang paling beruntung .

" Mama aku seneng banget ." ucap Tissa yang tersenyum merekah seraya mencium bunga mawar yang di pegangnya.

"Tapi tunggu dulu , kok tumben Tuan Muda ngajak aku dinner ." ucap Tissa yang merasa aneh dengan ajakan Alvero .

"Gak penting alasannya apa " timpal Rani .

" Yang penting adalah besok malam kamu akan pergi bersama Tuan Muda dan ini kesempatan yang bagus untuk kita , kamu harus bisa dekati Tuan Muda kalau bisa buat dia jatuh cinta dan jangan lupa besok kamu harus buat Tuan Muda untuk bekerja sama dengan perusahaan kita ." Ucap Rani yang sudah punya rencana .

" Tapi ma , apa Tuan Muda akan jatuh cinta sama aku ." ucap Tissa yang tidak percaya diri.

" Tentu , dan kamu harus bisa membuat Tuan Muda jatuh cinta bagaimana pun caranya dan kamu tahu itu akan mempermudah rencana kita untuk menyingkirkan Shila ." ucap Rani tersenyum licik .

"Benar juga ma , kalau aku setiap hari bisa bertemu Tuan Muda itu artinya setiap hari juga aku bertemu dengan Shila dan itu membuat kita mudah untuk menyingkirkan nya ." ucap Tissa yang tersenyum sinis .

"Oke sayang , sekarang sudah malam kita tidur , untuk rencana selanjutnya kita bicarakan lagi besok ." ucap Rani lalu melangkah pergi menuju kamarnya . tak berapa lama Tissa pun mengikuti Rani untuk menuju kamar nya juga.

...----------------...

Shila baru saja sampai rumah nya , keadaan rumah begitu sepi lampu di ruang tamu dan ruang tengah pun sudah gelap mungkin semua orang sudah tidur. Shila berjalan pelan saat masuk karena takut membangunkan ketiga malaikat kecilnya yang tertidur pulas .

Di saat Shila akan masuk ke kamarnya tiba - tiba Bi Inem memanggilnya ." non Shila." ucap Bi Inem yang menyalakan lampu ruang tengah .

Mendengar namanya di panggil Shila pun menoleh ke sumber suara ." bibi , bibi belum tidur ?" tanya Shila ketika melihat Bi Inem yang melangkah ke arah nya .

" Bibi nunggu non Shila pulang , Bibi gak bisa tidur kalau non Shila belum pulang ." ucap Bi Inem yang melangkah ke arah Shila .

" Non Shila itu lutut nya kenapa ? " ucap Bi Inem khawatir ketika melihat luka memar di lutut Shila .

" Tadi aku jatuh bi , ini cuma memar aja kok bi besok juga sembuh ." ucap Shila yang tidak ingin membuat Bi Inem khawatir padahal nyeri lutut nya masih terasa ngilu .

"Walau cuma memar tetap saja luka non , ya udah bibi ambil salep dulu ya buat obatin luka memarnya , non Shila duduk dulu ." Ujar Bi Inem yang membantu Shila duduk di sofa .lalu melangkah ke kamar nya untuk mengambil salep.

" Non Shila kenapa kok bisa memar gini ." tanya Bi Inem yang sudah duduk di sofa lalu mengoleskan salep pada lutut Shila yang memar .

" Tadi Shila keserempet mobil Bi , tapi udah gak apa - apa kok bi ." ucap Shila nyengir menahan sakit di lututnya .

" Ya ampun non kok bisa , non harus lebih hati - hati lagi ya ." Ujar Bi Inem yang sudah selesai mengoleskan salep pada lutut Shila yang memar.

" Iya Bi ." ucap Shila yang tersenyum tenang .Sebenarnya Shila ingin bercerita pada Bi Inem tentang kejadian tadi pagi tapi itu semua Shila urungkan karena tidak ingin membuat Bi Inem khawatir.

Tapi Shila tidak bisa tenang setelah apa yang menimpanya , Shila takut mama Rani akan datang untuk menemui Adithama mungkin Shila bisa jaga diri tapi Adithama , Shila tidak yakin papa nya akan aman .

" Bi .. ."panggil Shila dengan nada rendah .

" Iya non ." sahut Bi Inem yang kini menatap Shila .

" Shila boleh minta tolong ? besok bibi ke rumah sakit jagain papa Shila gak bisa tenang kalau papa sendirian Shila takut Bi ." ucap Shila tertahan karena di sanggah Bi Inem.

"Jangan takut non ada bibi disini , bibi yakin Tuan akan aman dan baik - baik saja non jangan khawatir bibi akan jagain Tuan ." ucap Bi Inem seraya menggenggam tangan Shila untuk meyakinkan semua akan baik - baik saja .

Shila pun tersenyum dan hati nya kini menjadi tenang setelah mendengar ucapan Bi Inem .

" Makasih ya Bi , sekarang hati Shila sudah tenang ." ucap Shila yang tersenyum ke arah Bi Inem.

" Sama - sama non , sekarang non Shila tidur sudah malam ayo bibi bantu jalannya ." ucap Bi Inem yang memapah Shila menuju kamar nya .

" Tidak usah Bi , Shila masih bisa berjalan sendiri kok Bi ." ucap Shila yang tidak ingin merepotkan Bi Inem tapi Bi Inem tetap memapah nya sampai depan kamar Shila .