Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Keesokan harinya Alvi menyadari saudaranya hilang satu, Alva tidak ada dikamar padahal masih sangat pagi buta. Alvi memperbaiki selimut adiknya lalu turun kebawah.
"Alva kemana," gumam Alvi sembari mengambil minuman didalam lemari pendingin lalu meneguknya.
Setelah hausnya hilang Alvi beralih menuju lemari untuk mengambil melihat stok makanan.
"Eeh?" Dia heran kenapa stok susu ibu hamil tersedia sangat banyak di lemari.
"Tidak mungkin Aliva meminum susu hamil," gumam Alvi.
Pria itu masih belum menemukan jawaban atas susu hamil yang ada didalam lemari makanan Alva, antara curiga atau dia salah paham berbeda sangat tipis.
Alvi menghubungi adiknya untuk memastikan bahwa dia tidak memelihara wanita bayaran didalam rumah secara diam diam.
Tring... tring
Dari seberang sana Alva menyipitkan matanya mendengar suara deringan ponsel, malas sekali tangannya berpindah dari perut Laura.
"Mm kenapa kak?" Tanya Alva sembari memejamkan mata.
"Kau dimana?" Tanya Alvi balik.
"Di hotel dekat rumah," jawab Alva.
"Untuk apa kau disana dan aku ingin bertanya kenapa kau menyediakan stok susu hamil begitu banyak?"
Alva langsung terduduk sembari memperbaiki posisi speaker ponselnya, pria itu terus merutuki kebodohannya tidak menyimpan kotak susu yang ia sediakan untuk Laura.
"Mm i-itu kakak lihat dari depan jendela dapur ada apa?"
Alvi melihat jendela yang dimaksud oleh adiknya.
"Pohon."
"Naah disana ada sekelompok tupai yang sering bermain-main lalu ada satu tupai yang sedang hamil tapi aku kasihan melihat tubuhnya sangat kecil dan kurus jadi ku belikan susu untuk ibu hamil agar dia sehat hingga melahirkan," tutur Alva panjang lebar walau tidak masuk akal.
"Apa perlu sebanyak ini?" Tanya Alvi yang percaya percaya saja.
"Stok untuk sembilan bulan," jawab Alva.
Memangnya tupai hamil sampai sembilan bulan?, Batin Alvi.
"Apa perlu aku menyiapkan susu hangat untuk tupai itu?" Tanya Alvi dengan polosnya.
"Tidak perlu kak, dia malu bertemu orang baru jadi biarkan aku saja nanti."
"Alva," panggil Laura dengan suara serak.
Kedua pria itu membulatkan mata setelah mendengar suara Laura, Alva panik karena kakaknya pasti mengira dia membayar perempuan sedangkan Alvi sangat hapal suara milik Laura.
"Laura," ucap Alvi.
Laura langsung menutup mulutnya setelah melihat Alva sedang menempelkan ponsel ditelinga.
"Kau sedang...."
"Tania ya aku sedang bersamanya," kata Alva dengan cepat.
"Tania?"
Itu bukan suara Tania, batin Alvi.
"I-iya sudah ya kak aku harus menemani Tania," ucap Alva lalu memutuskan sambungan.
"Mm apa aku mengganggu?" Tanya Laura.
"Lupakan saja, apa yang kau lakukan hari ini?" Tanya Alva balik.
"Sepertinya aku akan pergi kerumah nyonya Michelle untuk mengukur sekaligus bertanya desain yang diinginkannya," jawab Laura.
"Aku antar."
"Tapi aku ada janji dengan Alvi kemarin," kata Laura tanpa menatap pria itu.
Haahhh!!
Kak Alvi lagi kak Alvi lagi tidak ada pria lain apa ehh jangan sampai ada pria lain, aku akan melenyapkannya, batin Alva.
"Terserah! Aku ingin pulang!" Ucap Alva ketus.
"Alva aku belum menyembunyikan stok susu untuk ibu hamil dirumah," kata Laura.
"Aku pulang ke rumah mama dan papa bukan kerumah ku! Jangan tanya tanya aku lagi, aku kesal!" Ujar Alva lalu pergi.
Laura heran sendiri kenapa Alva tiba tiba kesal dan moodnya berubah setiap lima menit sekali.