Demi menyelamatkan nyawa janin yang dikandungnya, Ayu Larasati terpaksa pergi dari rumah sang suami yang sangat ia cintai. Leonardo Abraham sangat murka saat melihat istrinya kabur dari rumahnya karena ia belum puas menyiksa istrinya yang kedapatan berselingkuh darinya.
Beruntung ada orang baik yang menolong Ayu Larasati di perjalanan saat melihatnya mengalami pendarahan hebat. Namun sepeninggal Ayu pergi, justru Leonardo yang tersiksa fisik dan batin.
Bagaimana nasib Ayu dan janinnya? Apakah keduanya berhasil selamat atau hanya salah satu saja? Akankah Leonardo dan Ayu bersatu kembali walau ada pihak ketiga hadir dalam kehidupan rumah tangga mereka atau justru maut yang memisahkan keduanya?
Simak kisah perjalanan rumah tangga mereka yang penuh liku dan tabir.
Karya ini telah menandatangi kontrak eksklusif dengan NovelToon dan hanya boleh dipublikasikan di platform ini. Segala bentuk pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi hukum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Lelaki Misterius
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu" tanya Bu Yanti pada seorang pemuda brewok berkaca mata hitam, tinggi dan berbadan tegap serta di luar panti Bu Yanti juga melihat terparkir sebuah mobil sedan warna hitam yg dijaga tiga orang berbaju serba hitam seperti bodyguard.
"Apa benar ini dengan Bu Yanti selaku kepala panti asuhan Matahari Bunda?" ucap lelaki brewok ini dengan sopan.
"Iya betul. Anda siapa dan ada keperluan apa?" tanya Bu Yanti to the point.
"Begini Bu, saya mencari teman lama saya bernama Ayu Larasati apakah dia masih tinggal di panti ini? Kebetulan adik saya punya urusan bisnis kue dengannya namun saat ini adik saya sedang sakit jadi saya wakilkan. Apa bisa saya bertemu dengan Ayu?" tanya lelaki ini sambil matanya melirik sana sini melihat kondisi di dalam panti asuhan.
"Maaf ini dengan Mas siapa ya?" tanya Bu Yanti sedikit cemas.
"Saya Andre Bu, adik saya bernama Lina. Kami juga sudah lama tak bertemu Ayu. Apa ibu bisa memberitahu saya di mana Ayu tinggal saat ini?" tanya pria misterius ini.
"Maaf nak Andre, saya sendiri pun saat ini tak mengetahui di mana keberadaan Ayu. Sejak menikah maka Ayu sudah menjadi tanggung jawab suaminya" ucap Bu Yanti dengan sopan.
"Ibu gak berbohong kan buat sembunyikan Ayu? Karena dia punya hutang pada kami dengan jumlah fantastis jika Ibu berusaha melindungi dengan menyembunyikannya maka panti asuhan ini bisa kami ratakan. Permisi!" ucap lelaki itu dengan nada tinggi lalu pergi begitu saja tanpa pamit bahkan deru mobilnya dikencangkan hingga membuat bising telinga orang sekitarnya.
Sejak tadi Ana pun mengintip yang terjadi di ruang tamu bahkan ia sudah memegang sebuah sapu jika lelaki tadi berbuat macam-macam misal kekerasan fisik atau lainnya. Beruntung hanya sebuah ucapan bentakan namun ia sedih melihat Bu Yanti dibentak tapi ia juga tak bisa berbuat banyak karena tak ingin memperkeruh suasana.
Selepas tamu misterius itu pergi, Ana pun melangkah mendekati Bu Yanti. Ia merangkul sayang pada ibu panti asuhan tempatnya berada sejak kecil itu.
"Sabar ya Bu, biarkan saja tak perlu hiraukan kata-kata lelaki tak jelas tadi. Ana yakin kak Ayu gak punya hutang apapun kan dulu Ana juga ikut membantu usaha kue kak Ayu walau kini toko tersebut harus gulung tikar" ucap Ana dengan nada sendu.
"Iya An, tentu ibu lebih mengenal Ayu daripada lelaki misterius tadi. Hanya saja ibu bingung untuk apa dia mencari Ayu. Apakah ada alasan lain yang terjadi diantara dia dengan Ayu?" tanya Bu Yanti resah.
"Ya sudah ibu istirahat dulu nanti malah jatuh sakit kalau memikirkan orang gak jelas tadi" ucap Ana sembari menuntun Bu Yanti untuk masuk di kamarnya guna mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Sedang di luar panti, ada lelaki berparas tinggi dengan kulit sawo matang, berlesung pipi nan tampan. Ia berpakaian rapi tengah berdiri di sebuah pohon besar di depan panti asuhan Matahari Bunda. Kemeja garis tipis berwarna putih serta celana bahan hitam dan kemejanya ia lipat bagian lengannya hingga menyentuh siku. Membuatnya makin terlihat gagah namun dengan raut wajah yang dingin seperti es terkadang orang lain yang melihat akan menciut nyalinya.
Kala ia sedang sibuk mengamati panti asuhan tersebut seraya berbincang dengan seseorang di ponselnya, tiba-tiba kepalanya terantuk sebuah bola mendarat di belakang kepalanya. Ia pun dibuat geram gegara bola salah sasaran sehingga kepalanya pusing. Lelaki itu pun menoleh dan berteriak pada anak panti yang ia lihat di dalam lapangan sedang bermain bola.
"Siapa yang melempar bola ke kepalaku hah? Jawab" ucap lelaki berlesung pipi itu.
"Aku yang melempar, memang kenapa hah" teriak seorang gadis berjalan menuju ke arahnya dan membuat mata pemuda ini membola seketika.
lebih baik ayu sm bram sj
drpd leo ibunya penjahat