NovelToon NovelToon
Identitas Suami Miskin

Identitas Suami Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kaya Raya
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Halu

Anesha dan Anisha adalah kakak beradik yang terpaut usia tiga tahun. Hidup bersama dan tumbuh bersama dalam keluarga yang sama. Namun mereka berdua dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda. Sebagai kakak, Nesha harus bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Sedangkan Nisha hidup dalam kemanjaan.

Suatu hari saat mereka sekeluarga mendapat undangan di sebuah gedung, terjadi kesalah pahaman antara Nesha dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Hal itu membuat perubahan besar dalam kehidupan Nesha.

Bagaimanakah kehidupan Nesha selanjutnya? Akankah dia bahagia dengan perubahan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Rumah Bu Haji

Bu Rumi sudah menyiapkan sarapan untuk Pak Edi, Nisha dan juga menantunya. Setiap hari ia lakukan dengan setengah hati karena merasa capek. Padahal Nisha sudah bersuami, tapi tetap saja masih belum mau belajar di dapur. Bahkan kopi Fandi pun harus Bu Rumi yang membuatkan. Kini ia sedikit menyesal telah memanjakan anak bungsunya itu.

Setelah semua orang sarapan, Nesha dan Garvi baru keluar kamar. Nesha ke dapur untuk membuat sarapan mereka berdua. Sedangkan Garvi duduk bersama di meja makan yang masih ada Pak Edi dan Bu Rumi. Sedangkan Fandi dan Nisha pamit masuk ke dalam kamar untuk bersiap datang memenuhi panggilan perusahaan terkait kasus Nisha.

"Garvi, anterin saya ke penjahit deket rumah Pak Haji Sobari", titah Bu Rumi tiba-tiba tanpa basa-basi.

"Rumahnya sebelah mana, Bu?", tanya Garvi seraya menatap Bu Rumi yang beranjak dari tempat duduk dan mengambil dua kantong kresek dengan warna berbeda dari meja kecil yang ada di samping meja makan.

"Udah, nanti aku kasih tahu arah-arahnya", ucap Bu Rumi sambil melirik kearah Garvi.

"Bapak anterin aja, Bu", ucap Pak Edi yang berdiri bersiap mengantarkan Bu Rumi. Namun Bu Rumi menolak dengan tegas.

"Ya sudah, hati-hati kalau bawa motor ya, Nak", ucap Pak Edi seraya menepuk pundak Garvi.

"Iya, Pak. Saya pamit dulu sama Nesha di dapur". Lalu Garvi menghampiri Nesha dan pamit mengantar Bu Rumi.

Selama perjalanan, Garvi mendapat sapaan dari para warga yang sudah mengenalnya, terutama kaum ibu-ibu. Bisa dikatakan kalau sekarang Garvi menjadi 'seleb kampung'.

"Kamu udah kayak artis aja, terkenal banget", ketus Bu Rumi yang kesal. Pasalnya orang-orang yang melihatnya tak menyapa dirinya, melainkan menantunya. Garvi terkekeh mendengar ucapan Bu Rumi.

Sesampainya di rumah penjahit yang di maksud, Bu Rumi segera masuk dan mengobrol. Sedangkan Garvi menunggu di depan rumah sambil duduk di kursi kayu yang terlihat kecil jika ia duduki.

Garvi melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru. Menatap lingkungan perkampungan yang padat penduduk namun pekarangan rumah mereka luas dan berjarak. Bukan lingkungan yang padat dan engap. Pepohonan besar pun masih terlihat meskipun tak banyak.

Tak lama kemudian, datang seorang ibu-ibu yang juga membawa kantong kresek. Garvi sempat menganggukkan kepala dengan maksud menyapa. Ibu tersebut pun membalas dengan senyum ramah.

Terdengar sayup-sayup suara Bu Rumi yang memanggilnya dengan 'Bu Haji'. Garvi menebak kalau ibu tersebut pasti istrinya Pak Haji Sobari yang sering Bapak dan Ibu mertuanya sebut.

Beberapa menit kemudian Bu Rumi keluar bersama Bu Haji.

"Oh ini menantumu, Rum?" Tanya Bu Haji seraya menepuk pundak Garvi. Dengan cepat Garvi meraih tangan Bu Haji dan memperkenalkan diri.

"I-iya, Bu", jawab Bu Rumi dengan suara canggung.

"Rum, mampir ke rumahku, yuk. Anakku ambil cuti. Dia bawa oleh-oleh", ajak Bu Haji. Dengan cepat Bu Rumi pun menyetujui ajakan Bu Haji.

"Menantumu ajak, Rum. Biar ngobrol sama anakku", ucap Bu Haji ramah.

Garvi pun sangat senang menyambut ajakan Bu Haji. Karena ia adalah orang yang ramah seperti warga-warga lainnya. Hanya ibu mertuanya saja yang selalu judes dan sinis padanya.

Bu Haji berjalan di depan lebih dulu. Bu Rumi mengekor di belakang bersama Garvi yang menuntun motornya, karena jarak rumah Bu Haji dengan tukang jahit hanya berjarak tiga rumah.

"Nanti jaga sikap kamu kalau di rumah Bu Haji. Jangan norak dan bikin malu saya", Bu Rumi sok-sokan memberi nasehat.

"Iya, Bu", balas Garvi.

"Kamu nanti bisa belajar tuh sama anak Bu Haji, sekarang dia sukses jadi manajer di tambang padahal seumuran sama kamu. Syukur-syukur kalau kamu bisa akrab, kamu bisa minta tolong sama dia buat ajak kamu kerja disana", cerocos Bu Rumi selama perjalanan yang terasa sangat panjang bagi Garvi. Ia sudah tak tahan mendengar ocehan ibu mertuanya.

Tibalah mereka di rumah yang cukup besar diantara rumah-rumah yang lain. Tiang yang besar dan menjulang seperti sebuah ciri khas rumah tersebut, serta halaman rumah yang terbilang luas.

"Mari masuk, Rum. Ayo masuk, Nak", ajak Bu Haji selalu dengan nada yang ramah dan senyuman. Penggambaran orang berada namun tidak sombong. Seharusnya ibu mertuanya belajar dari Bu Haji. Meskipun tidak harus yang beramah tamah, setidaknya tutur katanya bisa lebih lembut.

Garvi dan Bu Rumi pun masuk ke dalam rumah dan disambut Pak Haji.

"Oalah ini suaminya Nesha?" Tanya Pak Haji seraya bersalaman dengan Garvi.

"Hen, ada tamu nih. Suaminya Nesha. Katanya kamu penasaran", Bu Haji melongokan kepala ke dalam ruang tengah seraya memanggil anaknya.

"Halah Bu Haji ini kayak suami Nesha orang penting aja, sampai manggil Mas Hendi yang istirahat", Bu Rumi berusaha bersikap malu-malu.

Tak lama kemudian, sosok yang dipanggil pun keluar untuk menyapa.

"Lho!" Hendi terperanjat tatkala melihat sosok bosnya ada di rumahnya. Bibirnya terasa kelu karena saking syok nya.

Sebelum Hendi membuka identitasnya, segera Garvi meraih tangan manajer lapangannya itu dan menyalaminya.

"Saya Garvi, suami Nesha, Mas", ucap Garvi seraya mengedipkan mata berkali-kali di hadapan Hendi. Pertanda mengajak untuk bekerja sama.

Sejenak Hendi masih berusaha mencerna situasi yang kini ia hadapi. Melihat kedipan mata sebagai isyarat itu, Hendi pun akhirnya mengerti dan mulai mengikuti alur permainan Garvi meski merasa canggung.

"O-oh i-iya, Pak. Eh Mas, saya Hendi", ralat Hendi dengan cepat. Baru kali ini ia dalam posisi sangat berbahaya. Jika salah ucap, bisa-bisa karirnya dipertaruhkan.

"Rum ajak mantumu duduk, biar ku ambilkan minum", titah Bu haji seraya berjalan masuk ke dapur.

Lalu Garvi dan Bu Rumi pun duduk berseberangan dengan Pak Haji dan Hendi.

Garvi hanya tersenyum melihat kekonyolan ini. Sedangkan Hendi duduk dengan nyali yang menciut dihadapan si CEO-nya. Keringat dingin pun terasa meluncur deras dari keningnya.

"Lihat si Hendi. Masih muda tapi udah punya karir yang cemerlang", sindir Bu Rumi seraya melirik sinis ke arah Garvi, lalu melempar senyum kearah Hendi.

Sontak Hendi melototkan mata mendengar ucapan Bu Rumi. Dengan cepat ia menggoyang-goyangkan kedua tangannya menolak keras perkataan Bu Rumi.

"Sa-saya cuma pegawai biasa kok, Mbak Rum", sanggah Hendi dengan kilat. Kini kepalanya tiba-tiba seperti ada burung berkicau berputar-putar, pening rasanya.

Melihat ekspresi Hendi, Garvi memalingkan wajah seraya mengatupkan bibirnya menahan tawa.

"Masyaallah, kamu rendah hati banget, Hen. Coba aja kamu mantuku, pastilah bangga aku. Masa si Nesha seleranya tukang ojol".

Duaaarrr!

Hendi pun kalang kabut dibanding-banding kan dengan pemilik tambang. Karirnya benar-benar akan berakhir jika Bu Rumi terus menyindir Garvi di hadapnnya. Ingin rasanya ia langsung sungkem ke bos-nya dan meminta maaf, namun sepertinya itu tak dapat ia lakukan sekarang mengingat si bos sedang menyembunyikan identitasnya.

"Saya pamit dulu, kebelet", bohong Hendi. Tanpa babibu Hendi langsung terbirit-birit melesat masuk ke kamarnya dengan tubuh yang sudah gemetar hebat.

Garvi yang melihat Hendi pun tertawa kecil. Padahal ia sangat ingin terbahak-bahak, tapi itu tak mungkin ia lakukan.

Bu Rumi dan Pak Haji pun hanya terdiam melihat tingkah Hendi yang tak seperti biasanya.

1
Yogya Sasmito
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!