Cinta kita berbeda seperti dua garis yang tidak pernah bertemu,namun tetap saling melengkapi. kita memiliki latar belakang, keyakinan, dan impian yang berbeda. Tapi cinta kita kuat dan tak tergoyahkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Kristian mengangguk pelan, " Gue yakin, yang malam itu yang mengejar Wulan dan evan pasti dia " Lanjut Kristian,
Suasana menjadi lebih berat . Reihan menyandarkan tubuh ke sofa " Tunggu maksud lo dia sudah di sini? " Tanya reihan tidak mengerti.
" Iya... Dan gue harus siap untuk menjaga orang terdekat di sekitar gue termaksud Wulan. " lanjut Kristian sambil menatap ke arah Wulan.
Wili menepuk bahu Kristian " Selama kita di sini lo nggak sendiri, dia musuh lo musuh kita juga " Ucap wili meyakinkan Kristian.
Kristian mengangguk, ia menarik nafas " gue nggak mau bikin Wulan khawatir " Lanjutnya
Wulan sedang duduk di salah satu sofa bersama sahabat Kristian, seketika ponselnya berdering di layar tertera satu nama Evan.
Wulan terdiam sejenak menatap nama itu, ia sempat ragu untuk mengangkat, akhirnya menekan tombol hijau " Halo?. " sapanya.
Suara di seberang sana terdengan khawatir " Lo di mana? "Tanyanya dengan nada khawatir .
Wulan menghela nafas " Gue lagi sama Kristian " Jawabnya.
Hening sejenak "Kristian, Kristian siapa " Tanya Evan .
"Kristian yang saat itu tanding basket di sekolah kita " Jawab Wulan. " Emang ada apa sw tumben banget lo nelpon gue? " Tanya Wulan.
" Oh nggak ada tadinya gue mau ajak lo ke rumah rindu " Jawab Evan
" Lo, harus hati-hati sama dia.klo ada apa-apa hubungi gue "Kata Evan
" Iya... " Jawab Wulan dan langsung mematikan ponselnya.
" Siapa..? " Tanya Kristian
" Evan... " Jawab Wulan.
" Oo, " balas Kristian singkat
Di Rumah Wulan saat ia membuka pintu rumah, sudah ada ke dua orang tuanya duduk di sofa sambil menunggu Wulan.
" Duduk... " Ucap ayah Wulan degan tegas " Ayah mau bicara sama kamu, Kamu suka sama dia? "Tanya ayah Wulan kepada Wulan.
" Wulan nggak tau ya, Wulan nyaman sama dia " jawab Wulan.
" Tapi sayang, kamu tau kan kamu dan dia itu berbeda, tembok kalian terlalu tinggi " Ucap Ibu Wulan.
" Keputusan ayah sudah bulat, bahwa lulus SMA, ayah akan menjodohkan kamu dengan anak teman ayah " ucap papa dimas
" Tapi menikah kan itu ibadah yah, gimana caranya Wulan bisa mulai beribadah kalo Wulan berbohong? " Ucap Wulan.
" Bohong apa? " Tanya ayah Wulan.
" Bohong sama diri sendiri, terima laki-laki yang nggak Wulan cintai, Terima laki-laki yang nggak kita cintai itu berbohong kan " Lanjut Wulan
" Terus kamu cintanya sama siapa ?, sama laki-laki yang beda agama. Ayah sudah bilang dari awal Wulan kamu jangan jatuh cinta sama orang yang tidak seiman sama kita " Lanjut ayah Wulan menasehati anaknya.
" Tapi bisa aja dia pindah agama, dia belajar agama islam, " ucap Wulan
" Terus keluarga nya gimana? orang tuanya gi mana? kamu mau anak itu di musuhin keluarga besarnya ? sama orang tuanya? fikir sayang jangan fikirkan kamu sendiri " Ucap ayah Wulan
" Sayang ayah tau siapa dia, ayah tau keluarga besarnya dia keluarga terpandang dia anak satu-satunya di keluar itu. Fikir baik-baik sayang" Ucap ayah Wulan dan langsung pergi meninggalkan Wulan di meja keluarga.
" Ini demi kebaikan kamu sayang " Ucap mama Rani yang terdiam sedari tadi.
" Tapi bun... "Ucap Wulan menggantung "
" Seandainya dia sama seperti kita se iman dengan kamu, mama setuju kalo kamu mau menjalin hubungan dengan dia, tapi sayang kita berbeda tembok kalian tinggi" Lanjut mama Rani.
" Tapi bagaimana kalo dia pindah agama? "Tanya Wulan
" Bukannya tadi, ayah kamu sudah menjelaskan " Kata mama Rani yang tidak mau lagi mengulang apa yang sudah suaminya ucapkan. " Sudah nggak usah fikirkan apa-apa masuk sana tidur besok kamu akan ke sekolah " Lanjut mama Rani dan langsung masuk ke kamar menyusul suaminya.