NovelToon NovelToon
Pengantin Dunia Lain

Pengantin Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Hantu
Popularitas:749
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

Bu Ninda merasakan keanehan dengan istri putranya, Reno yang menikahi asistennya bernama Lilis. Lilis tampak pucat, dingin, dan bikin merinding. Setelah anaknya menikahi gadis misterius itu, mansion mereka yang awalnya hangat berubah menjadi dingin dan mencekam. Siapakah sosok Lilis yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Pengusiran Hantu

Keesokan harinya

Di kamar Bu Ninda. Ia duduk di meja rias, sedang melakukan ritual mempercantik wajah, apalagi kalau bukan make up.

Bu Ninda seorang sosialita yang tampak elegan dan rapi tersenyum puas setelah menyelesaikan ritualnya. Bu Ninda pergi ke kamar Lilis/Alice.

"​Lilis sayang... Besok, ada acara arisan sosialita di rumah kita. Kamu tahu, teman-teman Mama yang high class itu. Mama ingin kamu siapkan jamuan yang paling spesial. Yang paling enak, paling mewah,"

​Hening sejenak. Angin dingin tiba-tiba berhembus kencang, mematikan lilin aromaterapi di meja rias Lilis.

​Lilis menjawab dengan bisikan dingin, terdengar sangat dekat, namun tanpa emosi.

"​Baik, Mama. Lilis akan siapkan."

​Bu Ninda menghela napas lega.

"​Pintar! Mama percaya, cuma kamu yang bisa membuat arisan Mama paling berkesan. Sampai jumpa besok, sayang."

​Keesokan harinya.

Ruang tamu mewah di rumah mansion Bu Ninda. Ada empat sosialita lain yang hadir, semuanya berpakaian modis dan berhias mahal. Bu Kinanti adalah salah satunya, wanita paruh baya dengan tatapan mata yang tajam dan cenderung diam.

​Para sosialita sedang mengobrol tentang brand tas terbaru. Di sudut, Bu Kinanti sesekali memejamkan mata, seperti mencoba merasakan sesuatu di ruangan itu.

​Bu Sisi salah satu sosialita heboh,

​"Jeng Ninda! Aku nggak percaya catering kamu hari ini! Kuenya lembut banget!"

​Bu Ninda tersenyum bangga.

"Ah, ini bukan catering Bu Sisi. Ini resep rahasia keluarga. Lilis menantuku yang buat. Dia yang memasak di dapur tadi. Hasilnya luar biasa, bukan?"

​Tiba-tiba, dari arah dapur, Lilis masuk, mendorong troli berisi hidangan berikutnya. Mini Beef Wellington yang panas mengepul dan piring-piring kecil Croffle dengan topping premium.

Lilis/Alice mengenakan celemek elegan, wajahnya tampak pucat pasi, dan gerakannya terlalu halus, seolah kakinya tidak menyentuh lantai.

​"​Silakan dicoba, Tante-tante. Mini Beef Wellington masih hangat."

​Saat Lilis/Alice berbalik untuk mengambil minuman, atmosfer ruangan mendadak berubah.

​Bu Mega dan Bu Lia dua sosialita lainnya tiba-tiba menggosok lengan mereka, padahal ruangan ber-AC sudah disetel cukup dingin.

Bu Lia berbisik kepada Bu Mega.

"​Kenapa tiba-tiba makin dingin sekali di sini, ya? Bulu kudukku berdiri."

​Bu Mega mencoba memotong Mille Crepe dengan garpu, tetapi garpu itu tiba-tiba tergelincir dari tangannya dan jatuh ke lantai dengan bunyi nyaring.

"​Ya ampun! Tanganku tiba-tiba kesemutan dan lemas. Ada apa ini?"

​Bu Kinanti tidak bereaksi secara berlebihan, namun matanya yang tajam mengikuti setiap gerakan Lilis/Alice.

Wajahnya yang tenang kini menunjukkan sedikit ketegasan dan kekhawatiran.

​Ketika Lilis/Alice berdiri diam di samping meja, menunggu Bu Ninda memberikan instruksi berikutnya, Bu Kinanti merasakan gejolak energi yang kuat.

Bu Kinanti berbicara keras, sambil menatap Lilis/Alice.

"​Jeng Ninda, jamuannya luar biasa. Tapi... boleh saya bertanya. Apakah Lilis sedang sakit?"

​Bu Ninda gugup, menyadari Kinanti sudah mulai mendeteksi

"Sakit? Ah, tidak, Kinanti. Dia hanya... kecapekan. Terlalu bersemangat menyiapkan arisan ini."

​Bu Kinanti tidak mengalihkan pandangan dari Lilis/Alice.

"Saya melihat ada yang aneh. Mata Lilis... kosong. Tidak ada pantulan cahaya seperti mata orang hidup. Dan saat ia berjalan tadi... Saya tidak mendengar bunyi langkah kaki sedikit pun, padahal dia memakai sandal rumah."

​Lilis mendadak berbalik. Wajahnya yang pucat kini tersenyum, tapi senyum itu sama sekali tidak menjangkau matanya.

​"​Tante Kinanti, saya baik-baik saja. Mungkin Tante yang kurang istirahat. Mau saya buatkan Infused Water Timun Mint yang segar?"

​Ucapan dan senyumnya yang sempurna justru membuat suasana semakin mencekam. Bu Kinanti menoleh cepat ke arah Bu Ninda, dan mengirimkan pesan tanpa kata-kata.

"Dia bukan manusia."

​Bu Ninda hanya tersenyum kaku, ia sudah terperangkap dalam rencananya sendiri.

​Arisan telah mencapai akhir. Para sosialita mulai berpamitan. Hanya tersisa Bu Ninda dan Bu Kinanti yang berjalan menuju area kolam renang di taman belakang yang indah.

​Lilis baru saja kembali dari mengantar Bu Mega, Bu Sisi dan Bu Lia ke depan. Ia berdiri di pintu ruang tamu, mengamati Bu Ninda dan Bu Kinanti dari kejauhan dengan tatapan yang sulit diartikan.

​Di tepi kolam renang, suara gemericik air menenangkan, namun tidak bisa menutupi ketegangan di antara kedua wanita itu.

Bu Ninda berbisik, suaranya dipenuhi kecemasan.

"​Kinanti, kamu yakin? Apa kamu yakin dia... dia bukan manusia Lilis? Dia memasak semua hidangan itu, persis seperti yang manusia sungguhan lakukan."

​Bu Kinanti wajahnya serius, tangannya memegang erat tas tangan mahalnya yang berisi batu kristal dan alat ritual kecil.

"​Jeng Ninda, dengarkan saya. Dia memiliki memori dan keahlian memasak. Tapi energinya sangat dingin. Jauh lebih dingin dari hantu biasa. Dia bukan sosok yang hanya mengganggu. Dia entitas yang terikat kuat dan sangat cerdas. Saya bisa merasakan dia seperti sebuah cangkang kosong yang diisi.".

​Bu Ninda mendekap dirinya sendiri.

​"Kinanti. Aku ingin statusku di arisan ini tetap terjaga. Usir dia dari kehidupan keluargaku."

"​Itu harga yang harus kamu bayar, Jeng Ninda. Sekarang dia sudah masuk, dan dia nyaman di sini. Kehadirannya bisa membahayakan kamu dan seluruh penghuni mansion ini. Kita harus segera bertindak."

​"​Apa yang harus kita lakukan? Aku takut, Kinanti."

​"​Kita harus melakukan ritual pengusiran yang kuat. Saya butuh waktu seminggu untuk menyiapkan semua perlengkapan dan energi. Minggu depan, kita akan melakukannya. Kita harus pastikan Reno tidak ada di rumah."

"Tapi... apakah dia akan pergi?".

​"​Dia harus pergi. Saya akan mengusirnya dari mansion ini, Jeng Ninda. Ingat, jangan tunjukkan rasa takut di depannya. Bersikaplah seperti biasa. Jangan biarkan dia tahu kita sudah tahu tentang identitasnya yang sebenarnya. Minggu depan, pastikan rumah ini bersih dari energi negatif, dan sisanya biar saya yang urus."

​Bu Ninda mengangguk, wajahnya kini memancarkan tekad yang tercampur dengan rasa takut.

​"​Baik, Kinanti. Aku akan siapkan semuanya. Terima kasih. Selamatkan mansion ini dari entitas itu."

​Bu Kinanti tersenyum samar, memberikan jaminan. Ia berbalik, menatap sekilas ke arah pintu ruang tamu di mana Lilis/Alice tadi berdiri namun kini, Lilis/Alice sudah tidak ada di sana.

​Bu Kinanti berpikir dalam hati.

​"Dia mendengarkan. Dia tahu. Ritual ini akan jadi pertarungan yang berat."

​Bu Kinanti kemudian berpamitan kepada Bu Ninda dan segera meninggalkan mansion itu. Bu Ninda berharap pengusiran hantu Lilis akan berjalan dengan lancar. Bu Ninda ingin anaknya terbebas dari pernikahannya dengan seorang pengantin yang datang dari dunia lain dan melanjutkan rencana perjodohan dengan Clarissa.

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!