menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 5
Kang Min-soo (si Botak), Pimpinan Geng 1-B, menggeram. Harga dirinya sebagai petarung Boxing dan anggota CSB telah diinjak-injak oleh ketenangan Kim Hyun.
"Bunuh dia! Kalian semua tahu dia bukan petarung klub! Hajar dia sampai babak belur!" teriak Min-soo.
Dua petarung Kelas 1 yang paling bersemangat melesat maju. Mereka berdua memiliki stance Boxing yang rapi—satu tangan melindungi dagu, tangan lainnya siap melayangkan pukulan cepat. Kecepatan mereka mengesankan, menunjukkan bahwa mereka memang berlatih keras di klub.
Hyun melihat dua musuh yang bergerak bersamaan. Ia tahu, dalam CQC, menjaga jarak dan waktu adalah segalanya.Ia membutuhkan gangguan instan.
Mata Hyun melirik ke botol air plastiknya yang tergeletak beberapa meter di depannya.
Saat lawan pertama dari kanan melepaskan Jab cepat, Hyun melakukan Step kecil ke samping. Gerakan ini dilakukan bukan untuk menghindar, melainkan untuk mendapatkan ruang angle tendangan.
Dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan postur santainya, Hyun mengayunkan kaki kanannya rendah. Itu adalah Tendangan Flick Instan, bukan bertenaga penuh, tetapi sangat cepat, menggunakan ujung sepatu. Tendangan itu mendorong botol air bekas yang terisi separuh itu.
**JDUK!**
Botol plastik, didorong oleh kekuatan yang terfokus, melesat dan menghantam wajah lawan pertama (si *Jabber*) tepat di pangkal hidungnya. Meskipun hanya botol plastik, kejutan, kecepatan, dan hantaman di titik sensitif itu sudah cukup. Siswa itu langsung terhuyung dan jatuh ke lutut, memegangi hidungnya yang berdenyut hebat.
Lawan kedua, yang terkejut sesaat, tidak sempat mengerem serangan Pukulan Cross Kanan bertenaganya.
Hyun, setelah tendangan, sudah dalam posisi bertahan. Saat tinju Cross melesat, ia melakukan Side Slip sempurna, membuat pukulan itu hanya menyentuh udar di dekat telinganya.
Seketika setelah menghindar, Hyun melepaskan tas sekolahnya dari bahu. Dengan lengan kirinya, ia melemparkan tas ransel yang berat itu tepat ke wajah lawan kedua.
Lawan itu secara naluriah mengangkat kedua tangan untuk melindungi wajahnya dari hantaman tas. Itulah yang diinginkan Hyun.
Saat lawan itu sibuk menahan tas, Hyun melangkah masuk ke jarak Close Quarters. Ia tidak menyia-nyiakan waktu dengan tinju.
Serangan Sikut Pendek (Short Elbow Strike) yang sangat kuat dan kejam dilepaskan ke ulu hati lawan. Ini adalah serangan melumpuhkan.
Saat lawan terhuyung, Hyun menjepit kepala lawan di bawah ketiaknya (headlock militer) dan memberikan tiga kali pukulan lutut eksplosif ke paha bagian dalam (saraf femoral).
**DUG! DUG! DUG!**
Setiap lutut adalah rasa sakit yang mematikan. Lawan kedua ambruk, kakinya terasa lumpuh dan perutnya sakit tak tertahankan.
"Apa-apaan itu?!" teriak Kang Min-soo, kaget. Dua orang yang ahli Boxing terkuat dari Kelas 1-nya telah dilumpuhkan dalam waktu kurang dari lima detik, dengan trik murahan dan serangan yang aneh.
"Kalian berdua! Bantu mereka! Jangan biarkan dia bernapas!" raung Min-soo, kini wajahnya panik.
Dua petarung Kelas 1 sisanya bergegas maju, bergabung dengan dua lawan yang baru saja bangkit—si Jabber dengan hidung berdarah dan petarung paha sakit yang terhuyung.
Kini, empat petarung Boxing CSB menghadapi Kim Hyun.
Mereka membentuk formasi cincin di gang sempit itu, memaksa Hyun ke tengah. Mereka mulai melancarkan pukulan dan tendangan dengan tempo cepat.
Hyun kini berada di elemennya. CQC dirancang untuk kekacauan, jarak dekat, dan tekanan ekstrem.
Seorang lawan melepaskan Haymaker liar. Hyun tidak menghindar sepenuhnya. Ia menggunakan lengan kanannya untuk menangkis keras pukulan itu (*parry*), dan memanfaatkan momentum putaran tubuh lawan yang tidak stabil itu.
Hyun meraih bahu lawan, dan dengan twist cepat serta tekanan ke lutut lawan, ia membanting tubuh lawan ke samping
membuatnya bertabrakan dengan petarung lain yang mencoba mendekat dari belakang.
**DUAK!** Dua tubuh bertabrakan dan terjatuh.
Hyun tidak memberi jeda. Ia melihat si *Jabber* yang hidungnya berdarah mencoba mengambil kesempatan untuk menyerang dari sisi.
Hyun berputar, tidak melawan Jab yang datang, tetapi menargetkan mata dan telinga. Dengan gerakan tangan yang cepat seperti ular, ia menggunakan dua jari untuk melakukan Eye Gouge Cepat (tusukan palsu) yang memaksa si Jabber menutup mata.
Saat mata si Jabber tertutup, Hyun langsung melepaskan Pukulan Telapak Tangan (Palm Strike) ke telinga si Jabber dengan kekuatan yang cukup untuk mengganggu gendang telinga dan keseimbangan.
**PLAUK!**
Si Jabber langsung mengeluarkan suara ring nyaring di telinga, keseimbangannya hilang, dan ia terhuyung-huyung ke dinding, mual dan bingung.
Tersisa petarung paha sakit yang kini kembali maju bersama petarung keempat yang baru bangkit dari tabrakan.
Hyun menghadapi yang baru bangkit. Lawan ini mencoba menendang rendah. Hyun menangkap tendangan itu dengan lututnya, dan dalam gerakan yang sangat tidak sportif, ia menekan betis lawan ke belakang, melebihi batas sendi normal.
**JERITAN KESAKITAN** yang tajam bergema di gang. Lawan keempat itu ambruk, lututnya mungkin terkilir parah.
Hyun berbalik menghadapi lawan terakhir—petarung paha sakit. Pria itu sudah kelelahan dan ketakutan. Boxing-nya sudah hilang, digantikan oleh tinju jalanan yang liar.
Hyun dengan mudah menghindari pukulan terakhir yang putus asa itu dan memberikan Pukulan Pendek Vertikal (Vertical Fist) ke rahang bawah lawan. Pukulan ini menghantam titik lemah rahang yang sangat baik untuk menyebabkan KO.
**BAM!**
Lawan terakhir itu ambruk tanpa suara.
Kurang dari satu menit. Lima petarung Kelas 1 CSB—ahli Boxing, yang seharusnya tangguh—semuanya tergeletak, mengerang kesakitan, terengah-engah, dan melumpuhkan diri dengan cara yang brutal dan memalukan.
Kang Min-soo (si Botak) berdiri membeku. Rokok di mulutnya jatuh ke tanah. Wajahnya yang tadinya marah kini pucat pasi, matanya membelalak karena ngeri.
"I-itu... apa? Bela diri macam apa itu?" bisik Min-soo, suaranya gemetar. "Dia bahkan tidak menggunakan *stance* yang benar! Dia hanya... melumpuhkan! Dia menggunakan teknik kotor!"
Hyun mengabaikan pertanyaan itu. Ia merapikan sedikit seragamnya yang kusut dan berjalan perlahan menuju Min-soo. Langkah kakinya tenang, tanpa tergesa-gesa.
"Kau Kang Min-soo, benar?" tanya Hyun, suaranya kembali santai.
Min-soo mundur satu langkah, insting petarungnya hilang digantikan oleh ketakutan primitif. Ia melihat bagaimana anak pindahan di depannya ini menggunakan sendi, saraf, dan titik lemah dengan keahlian mematikan. Ini bukan hanya pertarungan jalanan—ini adalah **seni perang**.
"Aku... aku Pimpinan Geng 1-B. Aku akan memanggil bala bantuan! Kami adalah Geng Kelas 1! Kau tidak bisa mengalahkan seluruh tahun!" gertak Min-soo, meskipun suaranya pecah.
Hyun berdiri tepat di depan Min-soo. Perbedaan tinggi dan massa tubuh Min-soo tidak berarti apa-apa.
"Aku tidak tertarik dengan seluruh tahunmu," kata Hyun, matanya menyipit sedikit, aura militernya memancar dingin.
"Aku hanya tertarik dengan **aturan**. Dan kau melanggar aturan moral paling mendasar di depanku."
Hyun membungkuk, menunjuk ke siswi yang masih terisak di dinding.
"Pergilah minta maaf padanya. Sekarang. Lalu, mulai sekarang, aku tidak ingin mendengar ada Kelas 1 yang bertindak seperti sampah di jalanan Busan lagi. Jika aku melihatmu lagi, aku tidak akan hanya melumpuhkan sendimu."
Kim Hyun baru saja memberikan peringatan yang jauh lebih menakutkan daripada pukulan. Ia telah mengukuhkan dirinya sebagai momok yang tidak bisa diprediksi.
Bersambung...