NovelToon NovelToon
Derita Setelah Kepergian Ibu

Derita Setelah Kepergian Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / CEO / Mafia / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:941
Nilai: 5
Nama Author: Aretha_Linsey

Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 Rencana Jahat Pada Bu Isa

4 bulan berlalu dengan begitu cepat. Keluarga Amel begitu bahagia. Meskipun terbilang orang tidak mampu Alhamdulillah keluarga tersebut selalu berkecukupan. Ya karna memang Pak Sugeng selalu bekerja keras meskipun pekerjaannya hanya sebagai tukang becak dan ojek. Amel tidak pernah malu dengan profesi yang di kerjakaan bapaknya. Kesederhanaan telah di ajarkan oleh orang tuanya sedari kecil.

Saat ini pak Sugeng dan bu Isa sedang berunding.

"Pak bagaimana, tanah tetangga kita mau di jual tuu". Kata bu Isa pada pak Sugeng karna tanah tetangganya akan di jual mau di buat tambahan sangu kerja di Arab. Nama tetangganya yang akan menjual tanahnya adalah bu Lilik.

" Iya bu, bapak sudah mendengarnya. Coba nanti kita tanyakan pada bu Lilik tanahnya mau di jual dengan harga berapa. Ya siapa tau tabungan kita cukup untuk membelinya bu. Semisal kurang kita bisa jual dulu apa yang kita punya". Ucap pak Sugeng pada bu Isa

"Baiklah pak nanti sehabis sholat magrib saja ya kita ke rumah bu Lilik. Kita tanyakan berapa dia akan menjual tanahnya itu".

" Baiklah bu. Bapak berangkat ngojek dulu ya. Sekalian mau antar si Amel".

"Iya pak, hati hati di jalan ya".

"Iya bu. Assalamu'alaikum".

" Walaikumsalam ".

Pak Sugeng sudah pergi mengantarkan Amel sekolah. Sedangkan ibu Isa lanjut membersihkan rumah sederhananya. Begitu pula dengan pak Sugeng yang langsung mencari nafkah dengan mengojek. Setiap hari selalu ramai ojek pak Sugeng. Karna pak Sugeng begitu ramah pada penumpangnya.

Waktu bergulir dengan begitu cepatnya di mana hari ini sudah memasuki waktu Magrib. Keluarga pak Sugeng pun melakukan sholat berjamaah di rumahnya dengan beralas tikar

Karna lantainya masih dengan tanah, bukan keramik. Setelah sholat pak Sugeng dan bu Isa pergi ke rumah bu Lilik untuk bertanya tanah yang akan di jual itu. Sedangkan Amel pergi mengaji bersama teman temannya.

"Assalamu'alaikum bu Lilik". Bu Isa mengucapkan salam terlebih dulu

" Walaikumsalam bu Isa, pak Sugeng. Mari masuk". Saut bu Lilik mempersilahkan pasangan suami istri itu untuk masuk kedalam rumahnya. Mereka bertiga pun duduk di ruang tamu dan berbincang.

"Bu Lilik maksud kedatangan saya dan suami saya ke mari untuk menanyakan tanah yang ibu akan jual. InsyaAllah kalau uang saya cukup saya dan suami saya akan membelinya bu".    Ucap bu Isa langsung to the point tanpa harus basa basi lagi

" Ohh iya bu Isa memang benar saya akan menjual tanah saya yang di sebelah. Karna memang ada kebutuhan mendesak bu Isa. Sangu saya kurang untuk berangkat ke Arab makanya saya akan menjual tanah saya yang sebelah ini". Kata bu Lilik dengan sangat antusias

"Kalau boleh tau bu Lilik akan menjual dengan harga berapa ya? ". Tanya bu Isa dengan cemas. Karna takut juga uangnya tidak cukup.

" Saya akan menjual dengan harga murah bu. Saya kasih harga 30 juta untuk tanah yang akan saya jual ini. Lagi pula ini kan di desa bu, tanah juga sangat murah. Berbeda halnya dengan di kota". Sahut bu Lilik menjelaskan

Pak Sugeng & bu Isa saling pandang. Karna uang tabungannya terbilang cukup. Hanya saja masih kurang 2 juta. Tabungan pak Sugeng dan bu Isa 28 juta. Lalu mereka bertiga pun melanjutkan obrolannya.

"Bu kebetulan saya ada uang, saya hanya ada 28 juta bu. Masih kurang 2 juta. Jika di perbolehkan saya akan membeli tanah ibu ini. Tapi kurangnya InsyaAllah nunggu 1 minggu lagi. Saya DP dulu aja ya sebagai tanda saya akan membeli tanah ibu ini". Ucap pak Sugeng dengan penuh keyakinan

"Alhamdulillah jika begitu pak Sugeng. Saya senang sekali mendengar jika kalian yang akan membeli tanah saya ini. Tapi tidak perlu DP pak Sugeng. Saya percaya pak Sugeng dan bu Isa orang jujur, jika memang uang kalian genapnya 1 minggu lagi tidak apa apa saya akan menunggunya dan saya akan menolak jika ada orang yang akan membelinya. Karna pak Sugeng dan bu Isa orang pertama yang menanyakan tanah yang akan saya jual ini". Bu Lilik menjelaskan pada pak Sugeng dan bu Isa.

Yaaa bu Isa dan pak Sugeng memang terkenal dengan kejujurannya, rendah hatinya, tidak pernah sombong pada siapapun, sangat Rama pada semua orang

"Baiklah kalau begitu bu terimakasih sudah mempercayai saya dan istri saya. Kalau begitu saya permisi pamit pulang ya bu". Ucap pak Sugeng berpamitan.

" Iya pak sama sama".

"Assalamu'alaikum". Ucap pak Sugeng dan bu Isa berpamitan

" Walaikumsalam ". Jawab bu Lilik

Bu Lilik adalah seorang janda, suaminya sudah lama meninggal dunia. Maka dari situ juga bu Lilik sering bekerja ke luar negri. Rumahnya pun jarang di tempati.

Sesampainya di rumah pak Sugeng dan bu Isa melanjutkan diskusi soal tanah tersebut

"Bu gimana kalau sepeda motor ini aja kita jual, lumayan kan nanti masih ada sisanya". Ucap pak Sugeng memulai pembicaraan

" Ibu terserah bapak, jika pun mau di jual lagi tidak apa apa pak. Kan masih ada becak untuk kita pergi ke pasar ataupun pergi ke saudara bapak". Sahut bu Isa dengan pendapatnya

"Baiklah bu. Makasih banyak ya bu, ibu selalu pengertian dan begitu sabar". Ucap pak Sugeng dengan mata berkaca kaca. Tak menyangka istrinya begitu sangat baik, sederhana dan sangat sabar. Tidak salah dia memilih istri untuk pendamping hidupnya

" Tidak usah bilang makasih pak, sudah tugas seorang istri begitu kan". Sahut bu Isa tak kala harunya

Pasangan suami istri berencana akan menjual sepeda motornya lagi untuk tambahan kurangnya membeli tanah. Meskipun motornya tak seberapa setidaknya masih laku di jual dengan harga yang lumayan.

Berita mengenai keluarga pak Sugeng pun tersebar kepada semua tetangga di desa itu. Semua tetangga begitu sangat senang mendengar berita itu karna menurutnya keluarga pak Sugeng keluarga yang pekerja keras. Wajar saja jika keluarga pak Sugeng mampu beli tanah.

Berbeda dengan pak Kanji yang sudah mendengar kabar itu. Pak Kanji semakin murka, semakin benci. Rasa iri dan dengki menyelimuti dirinya. Entahlah atas dasar apa pak Kanji sangat membenci bu Isa.

"Sial !!!! Lagi lagi aku kalah sama si Isa itu. Kenapa hidup dia begitu menyenangkan.

Tidak. Ini tidak bisa di biarin. Aku harus melakukan sesuatu. Kamu harus mati Isa ". Ucap pak Kanji dengan sangat marah dan penuh dendam.

Semua orang di desa tersebut sudah tau pak Kanji sangat membenci bu Isa. Tetapi tidak ada yang tau alasannya kenapa pak Kanji sangat begitu membencinya. Padahal semua orang menyukai bu Isa dan pak Sugeng. Hanya pak Kanji saja yang sangat membenci bu Isa.

Bu Isa pun tidak pernah melukai hati pak Kanji. Karna bu Isa tau mereka masih saudara. Tetapi entahlah pak Kanji begitu membenci bu Isa. Bukan hanya bu Isa tetapi semua kakak dan adik bu Isa.

6 hari kemudian di mana pak Sugeng sudah ada janji pada seseorang yang akan membeli sepeda motornya. Ya sepeda motornya di jual dengan harga yang lumayan dan uangnya pun cukup untuk tambahan membeli tanah.

"Alhamdulillah ya bu, akhirnya uangnya sudah cukup". Kata pak Sugeng dengan begitu bahagianya.

" Iya pak alhamdulillah akhirnya kita bisa membeli tanah. Nanti kita tinggal nabung lagi buat bangun rumahnya". Jawab bu Isa dengan antusias tanpa bu Isa ketahui kedepannya seperti apa

"Iya bu. Terimakasih banyak ya bu sudah mau menemani bapak dalam suka duka. Ibu istri idaman semua orang dan bapak beruntung sudah memiliki ibuk". Ucap pak Sugeng begitu hari dan mata berkaca kaca

Tak menyangka istrinya sebaik dan sesabar ini

" Sama sama pak. Bapak juga sudah memperlakukan ibuk dengan baik. Ibu sangat menyayangi bapak. Boleh kan ibu peluk bapak, entah kenapa ibu sangat ingin memeluk bapak dengan lama".  Ucap bu Isa tanpa merasakan firasat buruk apapun. Pak Sugeng hanya mengangkat satu alisnya tidak biasanya bu Isa bicara seperti ini. Lalu pak Sugeng dan bu Isa berpelukan

"Ibu kenapa kok bilang seperti itu hmm? Tidak biasanya ibu bicara seperti ini". Kata pak Sugeng di tengah pelukannya. Pak Sugeng merasakan hal yang aneh dengan kata kata yang di lontarkan oleh bu Isa

" Entahlah pak ibu hanya ingin memeluk bapak begitu lama, begitupun dengan Amel. Ibu juga ingin memeluknya tapi Amel belom pulang sekolah".  Ucap bu Isa sendu

Tanpa mereka ketahu pak Kanji sudah merencanakan nanti malam akan menyantet bu Isa. Mungkin kah bu Isa sudah merasakan akan pergi selamanya meninggalkan kan suami dan anaknya yang begitu ia cintai dan di sayangi.

"Pak nanti ibu masak sate ya, kita nyate bareng keluarga kita ya, sekalian acara makan makan di sini". Ucap bu Isa pada pak Sugeng yang berencana akan mengadakan acara makan bersama

"Baiklah bu bapak setuju. Kalau begitu ayo kita ke pasar dulu naik becak beli ayam dan bahan bahan lainnya. Mumpung Amel belom pulang. Kita bawakan mie ayam dan es cream aja untuk oleh olehnya karna sudah tidak ikut kita".

" Iya pak. Ayo kita jalan".

Pasangan suami istri itu pun berangkat ke pasar dengan menggunakan becak untuk belanja acara masak masak nanti malam.

Hari semakin siang Amel juga sudah pulang sekolah. Amel mengucapkan salam tetapi tidak ada yang menjawab. Amel masuk ke dalam rumah mencari ibu dan bapaknya tapi tidak ada.

"Hmmm bapak dan ibu ke mana ya? Tidak biasanya keluar. Ini juga motor dan becaknya tidak ada". Ucap Amel merasa heran karna tidak biasanya ibu dan bapaknya pergi tanpa dirinya

" Hm ya uda de gpp aku ganti baju dulu, lalu sholat".

Baru saja Amel keluar kamar mau menuju dapur sudah terdengar suara bapak dan ibunya. Amel pun keluar rumah dan benar saja ibu dan bapaknya baru turun dari becak serta menurunkan belanjaan mereka.

"Ibu dan bapak dari mana? ". Tanya Amel dengan penasaran

" Ibu dan bapak baru datang dari pasar nak. Maaf yaa ibu tidak ajak. Ini ibu bawakan mie ayam dan ea cream. Amel pasti belom makan" Sahut bu Isa sambil memberika mie ayam dan ea cream kesukaan Amel

"Waah kebetulan sekali Amel emang mau makan bu. Baru aja mau ke dapur tapi dengan suara ibu gak jadi deh. Amel makan mie ayam ini aja. Baunya sudah menyuruh Amel untuk segera di makan. Hahaha " Tawa Amel pecah

"Pergi dan makanlah nak ibu mau menurunkan belanjaan ini dulu sama bapak".

Amel pun pergi ke dapur untuk mengambil mangkok lalu makan mie ayam yang di bawakan oleh ibunya. Sedangkan bu Isa dan pak Sugeng lanjut masak untuk acara nanti malam. Amel sudah selesai makan mie ayamnya tidak lupa ia juga membantu ibu dan bapaknya masak. Hingga sore pun tiba meraka semua pun sudah selesai memasak untuk acara nanti malam.

"Bu. Ibu pergilah ke rumah Mas Syarif, Mas Amat dan yang lainnya untuk datang nanti habis magrib ke rumah kita". Pinta pak Sugeng menyuruh sang istri mengundang saudaranya

" Baiklah pak ibu pergi dulu. Amel kamu mandi ya nak ini sudah sore". Perintah bu Isa pada sang anak

"Iya bu Amel mandi dulu ya pak".

Sedangkan bu Isa pergi ke rumah saudaranya. Tidak lama hanya berjarak beberapa rumah saja. Lalu bu Isa pun kembali dan langsung mandi serta siap siap untuk acara nanti malam.

Begitu pun dengan pak Sugeng sudah selesai mandi juga.

Malam pun telah tiba di mana kelaurga bu Isa dan saudaranya sedang berkumpul di rumah bu Isa yang sedang melakukan acara makan bersama

"Isa kamu kapan akan membayar untuk tanahnya?". Tanya pak Syarif kakak ke dua dari bu Isa

"InsyaAllah besok bang aku akan memberikan uangnya ". Jawab bu Isa

" Baiklah. Padahal aku sudah menawarkan pada kalian untuk membangun rumah di sebelah rumahku.

"Sebelumnya terimakasih bang. Tapi itu tanah abang. Bisa saja nanti di butuhkan untuk anak abang jika sudah besar"

"Aku mengerti ucapan mu. Ya sudah aku lanjut makan dulu ini sangat enak Isa "

"Iya bang, abang habiskan aja tidak apa apa".

Tanpa mereka sadari pak Kanji sudah merencanakan malam ini akan menyantet bu Isa setelah acara makan makan tersebut

Pak Kanji semakin murka. Entah setan apa yang sudah Merasukinya. Sehingga punya niatan yang sangat begitu keji pada saudaranya sendiri. Sebegitu bencinya pak Kanji pada bu Isa padahal bu Isa tidak pernah melakukan apa pun pada pak Kanji.

Acara makan bersama pun telah selesai. Saudara bu Isa sudah pulang ke rumahnya masing masing. Kini hanya tinggal bu Isa, pak Sugeng dan Amel. Amel sudah merasakan ngantuk karna seharian ini pergi sekolah dan langsung membantu orang tuanya

Mereka tidur bertiga di ranjang yang hanya beralasan kasur yang sangat tipis dan tikar. Amel tidur dengan pulas. Sementara pak Sugeng sudah mulai memejamkan mantanya karna merasakan capek juga. Berbeda dengan bu Isa yang sudah mulai gelisah. Tubuhnya mulai panas dan perutnya sakit seperti di tusuk tusuk oleh paku dengan begitu hebatnya.

1
Wiwit
lanjut
Aretha_Linsey: besok up lagi ya kak
total 1 replies
Kei Kurono
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Aretha_Linsey: mkasih kak di tunggu next ceritanya ya kak
total 1 replies
000 1
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Aretha_Linsey: Terimakasih kasih kak. siap makasih suportnya. mohon kritik dan sarannya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!