Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Dr. Linlin Ahli Bedah Jenius

Ruang operasi dipenuhi dengan ketegangan. Seorang pasien dengan berbagai alat dibadannya, lampu besar fokus menyinari tubuh pasien. Seorang wanita muda, Dr Linlin, seorang ahli bedah dan di Beijing, Tiongkok, sedang melakukan operasi sekian kalinya.

"Bagaimana tekanan darah pasien?" tanya Dr Linlin dengan serius.

"Stabil dokter." jawab Dr Zhao Wei, dokter anestesi yang sedang memantau dan melihat monitor.

"Bagaimana dengan kantong darah nya, apakah sudah siap semua?"tanya Dr Linlin dengan serius.

"Siap dokter!" ucap perawat Fu Ni.

"Aku mulai anestesinya!" ucap Dr Zhao Wei sambil menyuntikkan obat anestesi ke pasien.

Setelah beberapa menit kemudian.

"Pisau bedah!" perintah Dr Linlin sambil menjulurkan tangannya.

Xu Mei, perawat disamping nya dengan sigap memberikan pisau bedah kepada Dr Linlin.

Dokter Linlin menerima pisau bedah dan segera membuat sayatan pertama nya. Darah merembes keluar, asisten dokternya, Dr Song Jing, dengan sigap menyedotnya dengan menggunakan alat hisap.

"Retraktor!" pintanya sambil tangannya dijulurkan kembali.

Xu Mei segera mengambil dan memberikan alat yang diminta.

“Gunting,” perintah lagi dokter Linlin dengan cepat.

Xu Mei dengan cekatan menyerahkan gunting bedah ke tangan dr Linlin yang bersarung lateks.

“Tekanan darah?” tanya dokter Linlin.

“Tekanan darah stabil, dokter,” kata Dr Zhao Wei.

"Suction!" suaranya naik sedikit lebih tinggi.

Seorang perawat lain bertugas mengelap keringat di dahi dokter Linlin dengan sigap mengelap keringat di dahi sang dokter.

Setelah darah di sedot, Dr Linlin dengan fokus melihat ke area yang sedang di perbaiki, pembuluh darah yang robek. Dr Linlin melihat jika pembuluh darah itu sangat mudah diatasi.

"Jahitan mikro!" perintah Dr Linlin dengan tangan di julurkan tanpa mengalihkan pandangannya.

Dr Linlin mengambil jahitan itu dengan cepat, lalu mulai melakukan menjahit pembuluh darah yang hampir putus itu.

"Gunting!" perintahnya.

Dr Song menjulurkan tangannya, menerima gunting dari perawat disampingnya, lalu tangannya siap menggunting benang itu.

"Gunting" ucapnya.

Dr Linlin memasukan jahitan lagi, lalu "Gunting!" setelah benang itu di lilit simpul.

Dr Song menggunting benang itu lagi, "Gunting!"

Hingga beberapa jahitan telah selesai.

"Bagaimana kondisi pasien?" tanya Dr Linlin.

"Stabil dokter!"

"Kerja bagus semua nya!" ucap Dr Linlin singkat dan menyunggingkan senyumnya dibalik masker.

Semua timnya membungkuk kan badannya.

"Dr Song, kamu lanjutkan menjahit kulit luarnya!" perintah Dr Linlin dengan tegas.

"Baik, dok!" jawab Dr Song dengan penuh percaya diri.

Dr Linlin lalu berlalu dari ruang operasi. Sesampainya diluar, ia membuka masker di wajah, sarung tangan nya dan membuangnya di tempat sampah.

Kemudian, melepaskan pakaian luar bedah dan topi bedah yang berwarna hijau itu kedalam tempat pakaian bedah yang disediakan di sana.

Dr Linlin meregangkan otot dan leher nya setelah tiga jam operasi pasien.

Tak berselang lama, Xu Mei dan Dr Zhao juga baru keluar.

"Sudah selesai?" tanya dokter Linlin.

Mereka berdua saling berpandangan dan kemudian menganggukkan kepalanya.

"Ah... Aku lapar sekalim Ayo kita ke kantin!" ucap Xu Mei dengan memegang perutnya. "Katanya ada menu baru di kantin, ayo buruan sebelum yang lain pada datang,"

"Benarkah? Kalau begitu... ayo cepat cepat pergi!" ucap Dr Zhao dengan sangat antusias sekali.

"Baiklah, ayo pergi!" ucap Dr Linlin sambil melangkah menuju ke kantin rumah sakit.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin rumah sakit beriringan. Sesekali sambil mengobrol disepanjang jalan.

"Dokter Linlin, kau tahu gosip hari ini?" ucap Xu Mei dengan semangat.

"Kamu ini, masih pagi sudah bergosip. Tapi... Ada gosip apa hari ini?" tanya Dr Linlin penasaran.

"Yaelah dok, tadi sok sok an, tapi penasaran juga!" ucap Xu Mei mendengus.

"Hahaha,, basa basi perawat Xu, kau ini.. Gitu saja gak tau!" ucap Dr Linlin sambil tertawa kecil.

"Jadi... Gosip apa yang hari ini kau bawa, perawat Xu?" tanya Dr Zhao yang mengikuti langkah kedua nya.

"Dr Wang dan perawat Lin ternyata menjalin kekasih!" ucap Xu Mei antusias.

"Wow!" ucap Dr Linlin dengan penuh kaget, namun setelahnya mengubah mimik wajahnya.

"Itu juga kami sudah tau!" lanjutnya.

"Hah? Kalian sudah tau?"

"Tentu saja, sudah lama mereka bersama!" ucap Dr Zhao.

"Yah, ternyata aku yang baru tau!" ucap Xu Mei sedih.

"Ya sudah,,... Ayo cepat kita makan, keburu menu baru nya habis!" ucap Linlin buru buru.

Mereka berjalan, hingga sampailah di Kantin Rumah Sakit.

Linlin mengambil nampan dan mulai memilih makanan. Menu hari ini cukup menggoda: bubur ayam, pangsit kukus, dan susu kedelai hangat. Ia mengambil beberapa pangsit dan semangkuk bubur.

Saat mereka duduk di salah satu meja dekat jendela, Xu Mei langsung menyeruput susu kedelainya.

“Ahh, ini yang kubutuhkan. Setelah beberapa jam di ruang operasi, rasanya energiku terkuras habis.” ucap perawat Xu Mei puas

Dokter Zhao Wei menggigit pangsitnya dan mengangguk. “Setuju. Pasien bisa tidur selama operasi, tapi kita? Kita harus tetap sadar dan fokus.”

Dokter Linlin mengangkat alis. “Itulah gunanya pelatihan bertahun-tahun. Kalau mudah lelah, kau pasti salah memilih profesi.”

Xu Mei tertawa. “Hanya kau yang bisa berbicara seperti itu, dokter Linlin. Serius, aku kadang bertanya-tanya apakah kau benar-benar manusia atau robot bedah yang diciptakan untuk menyelamatkan nyawa.”

Dokter Zhao Wei menyetujui. “Benar. Kau hampir tidak pernah terlihat lelah.”

Linlin mengangkat bahu. “Aku hanya melakukan tugasku.”

Saat mereka menikmati sarapan mereka, pembicaraan beralih ke topik lain.

Xu Mei menatap Linlin dengan pandangan penasaran. “Ngomong-ngomong, Linlin, apa kau pernah berpikir untuk mengambil cuti?”

Linlin mengerutkan kening. “Cuti? Untuk apa?”

“Untuk liburan, tentu saja! Kau tahu, hidup tidak hanya tentang operasi dan penelitian.”

Zhao Wei ikut menimpali. “Xu Mei ada benarnya. Kau selalu bekerja tanpa henti. Setidaknya sekali saja, pergilah ke suatu tempat, nikmati hidup.”

Linlin mendengus pelan. “Aku tidak tahu bagaimana caranya ‘menikmati hidup’ seperti yang kalian maksud.”

Xu Mei mendesah. “Linlin, aku serius. Kau tidak bisa terus hidup seperti ini. Lihatlah dirimu, bahkan saat sarapan pun masih berpikir tentang pekerjaan.”

Dokter Linlin diam sejenak, lalu berkata, “Aku hanya merasa bahwa jika aku mengambil cuti, akan ada pasien yang kehilangan kesempatan untuk diselamatkan.”

Dokter Zhao Wei tersenyum tipis. “Kau terlalu keras pada dirimu sendiri. Ada banyak dokter hebat di sini, dokter Linlin. Rumah sakit tidak akan runtuh hanya karena kau libur sebentar.”

Dokter Linlin menatap mangkuk buburnya, berpikir. Ia tidak bisa membantah kata-kata mereka. Namun, ada sesuatu dalam dirinya yang selalu mengatakan bahwa jika ia berhenti, ia akan kehilangan sesuatu yang penting.

Sebelum ia sempat memasukkan suapan pertama ke mulutnya, ponselnya bergetar di atas meja. Dalam waktu yang bersamaan, ponsel Xu Mei juga berbunyi.

Linlin segera meraih ponselnya dan melihat nama di layar. Itu dari ruang gawat darurat.

Ia segera mengangkatnya. “Dr. Linlin bicara.”

Dari seberang telepon, suara panik terdengar. “Dokter! Kami butuh bantuan Anda segera di ruang gawat darurat! Pasien kritis akibat kecelakaan lalu lintas! Cedera parah di kepala dan perut! Kami akan mengirimkan hasil CT scan dalam beberapa menit!”

Di sisi lain, Xu Mei juga menerima telepon dengan isi yang sama. Mereka saling berpandangan, tahu bahwa ini bukan sesuatu yang bisa ditunda.

Linlin langsung bangkit dari kursinya. “Kami segera ke sana!”

Tanpa ragu, ia dan Xu Mei berlari keluar.

“Hei! HEI! Setidaknya habiskan dulu makanan kalian!” teriak Zhao Wei dengan mulut masih penuh pangsit.

Linlin dan Xu Mei terus berlari, tidak menoleh ke belakang.

Zhao Wei mendesah, meletakkan sumpitnya, lalu berteriak lagi. “DOKTER LINLIN! PERAWAT XU! KALIAN GILA! KALIAN BARU SAJA MULAI MAKAN!”

Tak ada jawaban. Mereka sudah menghilang di balik pintu kantin.

Zhao Wei menghela napas, melempar sumpitnya ke meja. “Astaga… mereka ini tidak tahu cara menikmati hidup.”

Lalu, setelah beberapa detik hening, ia mengambil pangsit Linlin yang masih utuh di atas nampannya.“Yah… sayang kalau dibiarkan.”

Dengan santai, ia memasukkan pangsit itu ke mulutnya.

Namun, baru saja ia mengunyah dengan nikmat, ponselnya ikut berdering.

Zhao Wei terdiam sejenak, lalu melirik layar ponselnya. Begitu melihat nomor dari ruang gawat darurat, ia langsung mendesah keras.

“SIALAN! AKU BARU MAU MENIKMATI HIDUP SEDIKIT!”

Ia menekan tombol jawab dengan kesal. “APA?! Kenapa harus aku juga?!”

Dari seberang, suara perawat terdengar tegang. “Dr. Zhao, kami butuh Anda segera, dokter anestesi lainnya sedang ada di ruang operasi lainnya!”

Zhao Wei menutup matanya, mendongak ke langit-langit, lalu mengerang panjang. “Ughhhh… baiklah! Aku datang!”

Ia menutup teleponnya dengan kasar, lalu menatap pangsitnya yang masih tersisa setengah.

Dengan penuh kepasrahan, ia berdiri, menunjuk pangsit itu dengan ekspresi penuh penderitaan. “Aku akan kembali untukmu, pangsit. Tunggu aku.”

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ мαкмιѕѕнαℓυ ˢ⍣⃟ₛ

⧗⃟ᷢʷ мαкмιѕѕнαℓυ ˢ⍣⃟ₛ

Thor Mak mampir lagi.. baca bab awal Mak langsung tegang/Facepalm/

2025-03-03

3

Ayu Septiani

Ayu Septiani

baru mampir nih thor..... awal cerita sudah menegangkan

2025-03-05

0

🦆 Wega kwek kwek 🦆

🦆 Wega kwek kwek 🦆

ampun visual dokter Huang gantengnya walau berdarah darah 🤭🤭🤭

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Dr. Linlin Ahli Bedah Jenius
2 Pasien Darurat (Revisi)
3 Gosip Si Pagi Hari (Revisi)
4 Awal Mula Virus (Revisi)
5 Kekacauan Rumah Sakit (Revisi)
6 Kiamat Zombie (Revisi)
7 Melintasi Waktu (Revisi)
8 Jadi, Siapa Namamu? (Revisi)
9 Kombinasi Yang Aneh (Revisi)
10 Yi Hang Membawa Istri (Revisi)
11 Imbalan Untuk Linlin Tinggal (Revisi)
12 Suara Perut Linlin (Revisi)
13 Tiba-Tiba Punya Sistem (Revisi)
14 Cara Lain Membuka Fitur (Revisi)
15 Hanya Penasaran (Revisi)
16 Data Tidak Ditemukan (Revisi)
17 Linlin Melakukan CPR (Revisi)
18 Obrolan Sebelum Tidur (Revisi)
19 Berburu Dapat Rusa
20 Penuh Kejutan
21 Misi Menangkap Ayam
22 Mendapatkan Ruang Dimensi
23 Yi Hang Keracunan
24 Mengunjungi Ruang Dimensi
25 Pasien Luka Robek
26 Mulai Operasi Jang Li
27 Rahasia Identitas Linlin
28 Serigala Putih Bernama Bai Hu
29 Kedatangan Keluarga Rusuh
30 Linlin Melihat Sumber Racunnya
31 Racun Bayangan Hitam
32 Membuat Perangkap Ikan
33 Mencari Bahan Obat
34 Cemburu
35 Pertarungan Cinta di Senja Hari
36 Keberuntungan Dalam Hidup
37 Di Cegat Para Bandit
38 Aksi Heroik Linlin
39 Pengobatan Pertama Yi Hang
40 Dunia Sekecil Milik Linlin
41 Meminta Izin
42 Kotak Makeup Zaman Kuno
43 Keunggulan Linlin
44 Inovator Pertanian
45 Melamar
46 Aku Terima
47 Akhirnya...!!!
48 Kau Percaya Padanya
49 Kegiatan Linlin Hari Ini
50 Laporan Pengawal
51 Malam Sebelum Hari H
52 Kesibukan Di Kediaman Yi Hang
53 Siapkan Amplop Kalian
54 Peningkatan Ruang Dimensi
55 Selamat Datang Di Hidupku
56 Malam Pengantin
57 Pagi Untuk Suami Istri
58 Bayangan
59 Terima Kasih, Istriku
60 Aku Harap
61 Cukup Menjadi Tabibku
62 Membuat Obat
63 Pelukan
64 Musuh
65 Wanita Luar Biasa
66 Kereta Kuda
67 Heboh
68 Kekuatan Atau Badai
69 Mall
70 Hadiah Untuk
71 Orang Terluka
72 Berjuang
73 Orang Asing
74 Perbincangan
75 Gerbang Ibu Kota
76 Sambutan Hangat
77 Ruang Makan Hangat
78 Memberikan Hadiah
79 Penyempurna Pernikahan
80 Habis Perang
81 Taman Bunga
82 Martabat Linlin
83 Ketegangan
84 Persalinan
85 Tangisan Bayi
86 Keharuan
87 Popularitas Putri Mahkota
88 Su Linlin
89 Chef Linlin
90 Masakan Pertama
91 Kesal
92 Jalan Malam
93 Petasan
94 BOOM
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Dr. Linlin Ahli Bedah Jenius
2
Pasien Darurat (Revisi)
3
Gosip Si Pagi Hari (Revisi)
4
Awal Mula Virus (Revisi)
5
Kekacauan Rumah Sakit (Revisi)
6
Kiamat Zombie (Revisi)
7
Melintasi Waktu (Revisi)
8
Jadi, Siapa Namamu? (Revisi)
9
Kombinasi Yang Aneh (Revisi)
10
Yi Hang Membawa Istri (Revisi)
11
Imbalan Untuk Linlin Tinggal (Revisi)
12
Suara Perut Linlin (Revisi)
13
Tiba-Tiba Punya Sistem (Revisi)
14
Cara Lain Membuka Fitur (Revisi)
15
Hanya Penasaran (Revisi)
16
Data Tidak Ditemukan (Revisi)
17
Linlin Melakukan CPR (Revisi)
18
Obrolan Sebelum Tidur (Revisi)
19
Berburu Dapat Rusa
20
Penuh Kejutan
21
Misi Menangkap Ayam
22
Mendapatkan Ruang Dimensi
23
Yi Hang Keracunan
24
Mengunjungi Ruang Dimensi
25
Pasien Luka Robek
26
Mulai Operasi Jang Li
27
Rahasia Identitas Linlin
28
Serigala Putih Bernama Bai Hu
29
Kedatangan Keluarga Rusuh
30
Linlin Melihat Sumber Racunnya
31
Racun Bayangan Hitam
32
Membuat Perangkap Ikan
33
Mencari Bahan Obat
34
Cemburu
35
Pertarungan Cinta di Senja Hari
36
Keberuntungan Dalam Hidup
37
Di Cegat Para Bandit
38
Aksi Heroik Linlin
39
Pengobatan Pertama Yi Hang
40
Dunia Sekecil Milik Linlin
41
Meminta Izin
42
Kotak Makeup Zaman Kuno
43
Keunggulan Linlin
44
Inovator Pertanian
45
Melamar
46
Aku Terima
47
Akhirnya...!!!
48
Kau Percaya Padanya
49
Kegiatan Linlin Hari Ini
50
Laporan Pengawal
51
Malam Sebelum Hari H
52
Kesibukan Di Kediaman Yi Hang
53
Siapkan Amplop Kalian
54
Peningkatan Ruang Dimensi
55
Selamat Datang Di Hidupku
56
Malam Pengantin
57
Pagi Untuk Suami Istri
58
Bayangan
59
Terima Kasih, Istriku
60
Aku Harap
61
Cukup Menjadi Tabibku
62
Membuat Obat
63
Pelukan
64
Musuh
65
Wanita Luar Biasa
66
Kereta Kuda
67
Heboh
68
Kekuatan Atau Badai
69
Mall
70
Hadiah Untuk
71
Orang Terluka
72
Berjuang
73
Orang Asing
74
Perbincangan
75
Gerbang Ibu Kota
76
Sambutan Hangat
77
Ruang Makan Hangat
78
Memberikan Hadiah
79
Penyempurna Pernikahan
80
Habis Perang
81
Taman Bunga
82
Martabat Linlin
83
Ketegangan
84
Persalinan
85
Tangisan Bayi
86
Keharuan
87
Popularitas Putri Mahkota
88
Su Linlin
89
Chef Linlin
90
Masakan Pertama
91
Kesal
92
Jalan Malam
93
Petasan
94
BOOM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!