NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Batas yang Ku Injak dengan Kesalahpahaman

Tetapi harapanku itu sirna dalam sesaat, entah mengapa, entah aku memiliki pendengaran ekstra tajam, atau pendengaran Yrina yang tajam, aku bisa mendengar tawa kecil Yvanna dari  gedung itu. Aku seketika berhenti dan langsung mengajak Catherine masuk ke dalam. Meskipun malas bertemu dengan banyak orang dan aku tak ingin berpapasan dengan Dimitry atau Anthony, aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam gedung tanpa mengendap-endap. Namun langkahku terhenti ketika melihat ada seekor kunang-kunang yang terbang melintas tepat di depan wajahku. Cantik. Cantik sekali. Akupun langsung melihat kemana terbangnya kunang-kunang itu yang ternyata masuk ke salah satu ruangan di lantai tiga gedung. Itu pasti tempat Yvanna. Aku sangat yakin.

Aku masuk ke dalam gedung dengan besar kepala. Berpura-pura acuh dan terlihat tak peduli keadaan sekitar. Jika tak ingin ditanyai banyak orang, aku harus berpura-pura menjadi 'Si Gadis Beracun' dan itu berhasil. Para penjaga yang kutemui sepanjang perjalanan sama sekali tak berani menanyakan apapun dan malah terlihat ketakutan, tak berani menatapku sama sekali. Setelah menaiki dua buah anak tangga, akhirnya kakiku yang mulai goyah sampai di lantai tiga. Catherine membantuku mencari ruangan mana yang dimasuki kunang-kunang tadi dan ketemu. Aku tak mengetuk ruangan itu dan langsung menendang pintunya sekuat tenaga.  Dan tentu saja aku gagal membuka pintu secara paksa. Tenagaku tak sebesar itu. Harusnya aku membangunkan Galliard tadi, dia pasti bisa mendobrak pintu itu. Yang ada sekarang kakiku malah nyeri luar biasa. Sementara aku memegangi kakiku kesakitan, Catherine mengetuk pintu itu sekuat tenaga sambil berteriak marah-marah. Para Kesatria yang ada di ruangan-ruangan samping pun mulai keluar satu per satu.

"Nona Lavien, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu Kesatria yang mendekat ke arahku.

Dari nada bicaranya dan kepercayaan dirinya yang menatapku langsung tanpa rasa takut, dia benar-benar mencerminkan para pengawal Anthony dan anak buah Dimitry. Ya karena kapten dan Putra Mahkota yang ia lindungi membenciku.

"Ada. Apakah anda mau membukakan pintu ini, tuan kesatria? Didobrak pun tak masalah. Ada yang harus ku pastikan." Kataku sambil tersenyum masam.

Kesatria itu pun menyanggupinya dan bersiap-siap hendak mendobrak pintu saat pintu itu terbuka sedikit dari dalam. Evan Sacramento yang membukanya. Dia menatap kami yang berdiri di depan pintu dengan ketakutan.

"Maaf, Nona Yrina. Putra Mahkota menginap di Gedung depan, bukan di sini." Ucapnya. Dia lalu hendak menutup pintu itu lagi yang langsung ku tahan dengan tanganku.

Aku tersenyum kepadanya dan dia terlihat semakin ketakutan.

"No-nona Yrina. Anda salah kamar, kamar Yang Mulia bukan di sini." Kata Evan sambil masih berusaha menutup pintu.

Akhirnya adegan tarik menarik daun pintu terjadi, antara Evan dan aku, aku dibantu oleh Kesatria yang tadi. Saat pintu sialan itu sudah berhasil terbuka. Aku langsung menyelinap masuk ke dalam ruangan. Evan bertelanjang dada! Itu sebabnya dari tadi dia berdiri di belakang pintu, tak berani membuka pintu lebih lebar. Evan seketika bersimpuh sambil memegangi kakiku, mencoba menahanku masuk lebih dalam ke ruangannya.

"Nona, anda salah besar, Nona. Tak ada Putra Mahkota di sini. Saya mohon kembalilah ke ruangan anda, Nona." Kata Evan dengan memohon.

Dih, siapa yang mencari Anthony? Aku ke sini mencari adikku.

"Aku tak peduli Anthony ada dimana, aku mencari adikku, Yvanna." Jawabku sambil mengedarkan pandanganku ke sekeliling.

Bukan hanya aku dan Catherine yang ikut masuk, Kesatria yang membantuku tadi juga sudah di dalam dan ikut menanyai Evan.

Aku lalu melongok keluar jendela dan melihat ke bawah. Jalan tempatku dan Catherine lewat tadi. Apa mungkin Yvanna sudah melarikan diri dari jendela dan turun ke bawah, ya? Ruangan itu cukup besar namun tak ada kamar mandi di sana. Hanya ada sebuah ranjang besar, meja dan kursi, serta lemari. Tadi Catherine sudah membuka lemari itu dan Yvanna tidak ada di sana. Hanya satu tempat yang belum diperiksa, kolong ranjang. Aku yakin Yvanna ada di sana. Aku lalu menyusul si Kesatria yang sudah lebih dulu setengah tengkurap dan melihat ke dalam kolong dan benar saja, Yvanna ada di sana. Dia berbaring di sana dan melihatku dengan panik. Aku lalu menariknya dengan paksa dan Evan berteriak tak terima mendengar Yvanna menjerit kesakitan. Evan bahkan mendorongku menjauh hingga aku terjatuh dan ia yang berusaha mengeluarkan Yvanna dari sana dengan sangat pelan. Para Kesatria yang lain ikut menonton dan bersorak tertahan melihat apa yang ada di depan mereka. Apa-apaan ini? Si Kesatria yang tadi bahkan sudah marah-marah kepada Evan namun tidak digubris.

"Hei, dasar gila! Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku dengan berteriak.

Tak tinggal diam, Catherine yang tak terima melihatku didorong langsung balas mendorong Evan yang mencoba berdiri sambil berusaha membersihkan gaun Yvanna yang dipenuhi sarang laba-laba. Evan lalu jatuh terduduk. Evan menatap semua orang yang ada di ruangan dengan oanik. Kerumunan di depan pintu sudah semakin banyak dan riuh. Aku juga langsung bangkit dari dudukku dan seketika mencak-mencak.

"Kau tuli, ya? Yvanna Lavien! Apa yang kau lakukan di kamar seorang pria saat tengah malam seperti ini? Kau ingin mencemari namamu? Kau ingin merusak reputasi keluarga kita?" Tanyaku.

Yvanna langsung nampak emosi dan balas berteriak, "Diam, kau! Ini bukan urusanmu!"

Apa? Kurang ajar sekali anak ini! Aku hendak mendekatinya namun seketika langkahku berhenti karena Catherine masih marah-marah dan memukuli Evan yang sudah meringkuk di lantai.

"Berani-beraninya kau menyentuh nonaku dengan tangan kotormu itu! Rasakan ini!" Kata Catherine berulang kali.

Aku berusaha menenangkan Catherine dan para Kesatria yang lain juga mulai berani mendekat, mereka memegangi Catherine. Sejujurnya aku juga terkejut meski mungil, ternyata Catherine sangat menakutkan saat marah. Catherine bahkan meninju wajah Evan. Sedangkan Yvanna yang melihat kekasihnya sudah setengah babak belur karena hajaran Catherine terlihat sangat marah dan tak terima. Dia lalu menatap Catherine dengan berapi-api dan tiba-tiba Catherine melesat seakan terlempar menuju jendela. Apa-apaan ini? Aku yang posisinya paling dekat dengan jendela langsung menghalangi jendela agar Catherine tertahan oleh tubuhku dan tak terlempar keluar.

Namun karena aku yang melompat dan menahan tabrakan Catherine, akhirnya aku yang terlempar sampai setengah badanku keluar dari jendela. Semua orang berteriak panik begitu juga Catherine dan Yvanna. Para Kesatria mulai mendekat untuk menyelamatkan kami. Dari kepala sampai pinggangku sudah mengayun bebas di udara. Sementara Catherine berada di atasku dan dia tak sampai keluar jendela. Syukurlah. Belum sempat aku menyadari apa yang terjadi, aku kehilangan pijakan kakiku dan terjun bebas dari jendela. Semua orang berteriak sementara aku tak bisa meraih tangan Catherine yang berusaha meraih tanganku dengan putus asa. Kejadiannya begitu cepat dan aku bertanya-tanya dalam hati. Apa aku akan mati di sini? Atau aku akan patah tulang? Jadi begini rasanya jatuh dari tempat tinggi? Aku meluncur ke bawah dengan cepat.

Aku pun memejamkan mata dan kurasakan tubuhku tak lagi bergerak terjun ke bawah. Ada sepasang tangan yang menahanku. Saat aku membuka mataku yang pertama kali ku lihat adalah wajah Dimitry. Wajah kami hanya berjarak beberapa Senti dan saat itu aku sadar jika aku berada dalam gendongannya. Dia menahanku dari jendela lantai dua, tepat berada di bawah ruangan Evan. Hampir seluruh tubuhnya berada di luar jendela dan ia menahannya dengan bertumpu pada satu kaki yang masih di dalam ruangannya. Aku terkejut setengah mati. Syukurlah, aku tak jatuh ke tanah.

"Pegangan dan jangan banyak bergerak, atau kita berdua akan jatuh ke bawah." Kata Dimitry.

Wajahnya yang disinari cahaya rembulan benar-benar indah. Rambut keemasannya diterpa embusan angin malam dan matanya yang biru seperti bersinar. Sungguh keindahan yang menakjubkan di tengah kegelapan.

Aku lalu menurut dan melingkarkan kedua tanganku ke leher Dimitry. Dia begitu tinggi dan tegap. Aku bisa merasakan otot-otot tangannya yang atletis sedang berusaha sekuat tenaga menahan agar kami tak jatuh ke bawah. Sementara dari atas aku bisa mendengar tangisan Catherine yang meraung-raung melihatku hampir celaka. Akhirnya Dimitry berhasil membawaku masuk melewati jendela. Dia masih menatapku dan aku balik menatapnya.  Aku tak bisa memalingkan pandanganku darinya. Dia memakai celana coklat, bertelanjang kaki, dan memakai kemeja putih yang tali di bagian lehernya sudah dia kendurkan. Iya, di dunia ini, masih ada kemeja yang tak menggunakan kancing namun menggunakan tali benang. Aku terpaku menatapnya. Dia tercipta begitu indah.

Lalu, saat dia hendak menurunkanku dari gendongannya, pintu ruangan tempat kami tiba-tiba terbuka dengan sangat keras. Ada Galliard dan Anthony yang mematung memandangi kami di ambang pintu. Sementara aku masih ada di dalam gendongan Dimitry, bahkan kedua tanganku masih melingkar di lehernya.

Galliard lalu mengembuskan napas dengan frustasi. "Baiklah, adik perempuan termudaku sedang bermesraan dengan kekasihnya di lantai atas dan adik perempuanku yang lain sedang berusaha menyelinap ke dalam kamar seorang pria. Kalian luar biasa, dik. Sungguh hal yang sangat kurang ajar sekali!" Kata Galliard.

"Tu-tunggu, kak. Ini tak seperti yang kau kira. Ini hanya salah paham. Aku bisa menjelaskannya." Kataku, membela diri.

Aku menjatuhkan diri dari gendongan Dimitry. Sedangkan Dimitry hanya diam mematung seperti menyiratkan ekspresi 'ini bukan masalahku. Aku tak ada hubungannya. Kalian urus sendiri'

"Apa kau yakin dia adikmu, Galliard?" Tanya Anthony menatap Galliard dan aku bergantian.

Wajah mereka berdua benar-benar menampakkan keterkejutan. Bukan hanya mereka, aku juga terkejut! Mengapa kejadiannya malah menjadi seperti ini?

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 2 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!