Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 10 Penolakan Syifa
Pemilik Hati (10)
Pandangan sang kakek berkaca-kaca. Ini pertama kalinya ia melihat Reza. Sebelumnya ia hanya melihat dari foto orang yang ia tugaskan mengawasinya.
" Cicitku sangat mirip dengan ayahnya."
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
"Ini makanan dari mana?," Syifa mengerutkan keningnya saat melihat Reza sedang menikmati makan siangnya.
" Ini bukannya Mama yang pesan ya? Tadi, ada yang antar kesini. Katanya untuk Mama." jawab Reza singkat.
" Bukan. " Jawab Syifa singkat.
Tiba-tiba ponsel Syifa berbunyi. Ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal.
📨 08xxxxxxxxxx
Selamat menikmati makan siangnya. Semoga kalian suka. David
Syifa melihat foto profilnya dan ternyata itu benar dari David.
Syifa menghela nafas. Sepertinya dia harus berbicara pada laki-laki ini bahwa ia sudah memiliki calon suami bahkan akan segera menikah.
📨 Terimakasih. Maaf merepotkan.
Akhirnya ia hanya mengucapkan kata maaf dan terimakasih.
📨 Tidak merepotkan. Aku senang melakukannya.
Syifa hanya membaca sekilas dan tidak berniat membalas lagi karena khawatir jadi memperpanjang obrolan.
" Ayo kita makan. Ini dari seseorang yang Mama kenal."
Mereka pun akhirnya makan siang dengan tenang.
Sementara di sebuah ruangan di gedung pencakar langit, David menunggu balasan dari Syifa. Berharap bisa lebih lama saling berbalas pesan.
" Dia tidak akan membalas pesanmu lagi. Aku yakin," ucap Rangga sambil menikmati makan siangnya. Melihat ekspresi sang sahabat, ia tahu David sedang menunggu pesan balasan dari Syifa.
David melihat sekilas pada Rangga. "Kenapa?,"
" Harusnya kamu tahu Syifa seperti apa?," jawab Rangga sambil terus memakan makanannya.
" Memang seperti apa?," tanyanya tak paham maksud Rangga.
" Dia sangat menjaga interaksinya dengan lawan jenis. Pasti tidak akan mau memperpanjang obrolan apalagi membahas sesuatu yang tidak jelas."
David diam mulai mencerna perkataan Rangga.
" Bahkan bisa aku tebak beberapa kali lagi kamu mengirimkan makan siang untukmu, pasti dia akan mengirimkan balik padamu dan saat itu barulah dia akan menghubunginya lebih dahulu."
Beberapa hari kemudian, ucapan Rangga benar-benar menjadi nyata.
Rangga hanya tertawa melihat perkataannya menjadi kenyataannya. Bahkan ia menyaksikan sendiri saat kurir yang diminta Syifa mengirim makanan itu, menitipkannya ke resepsionis.
David hanya menghela nafas, ia melirik ponselnya yang berdering. Menunjukkan panggilan dari Syifa.
David melihat ke arah Rangga yang malah menikmati makanan yang seharusnya di nikmati Syifa dan anaknya.
📲 " Assalamu'alaikum"
📱"Wa'alaikumussalam."
📲 " Pak David, tolong untuk tidak mengirimkan makan siang lagi untuk kami. Terimakasih sebelumnya atas makanan yang pernah bapak kirim.
Tapi, maaf. Saya tidak bisa membalas perasaan bapak. Saya sudah punya calon suami, sebentar lagi saya akan menikah. Terimakasih. Wassalamu'alaikum." jelas Syifa tanpa basa-basi dan rasa takut pada David yang notabene adalah atasannya di sekolah.
📱" Wa'alaikumussalam."
David tidak bisa berkata-kata. Rangga memang bukan cenayang, tapi perkataannya benar-benar terbukti jadi nyata.
" Aku di tolak." David tersenyum kecut sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. Tatapan matanya tertuju ke atas.
Di setiap kiriman makanan itu, David memang memberikan juga kartu ucapan. Mengungkapkan isi hatinya walau hanya dengan satu atau dua kalimat.
...Kamu cantik bagaikan bidadari. Jadilah bidadari hatiku....
...Menikahlah denganku, jadilah ibu untuk anak-anakku....
Rangga ingin sekali menertawakan David, namun ia urungkan karena merasa kasihan.
" Apa aku langsung beritahu dia saja bagaimana Andra itu sebenarnya?," ucapnya.
" Jangan gegabah."
" Kenapa? Pernikahannya kan sebentar lagi. Aku tidak mau kehilangannya." Desa_hnya
" Ck .." Rangga berdecak. " Kalau kamu memberitahu Syifa apa mungkin dia akan percaya?,"
" Foto dan video itu jelas sebagai bukti." David menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah Rangga.
" Hhah ... Yang Syifa tahu, Andra itu baik. Sedangkan kamu?," tanyanya menggantung. "jelas-jelas baru patah hati. Jika kamu menunjukkan bukti itu, Syifa tidak akan langsung percaya. Dia akan bertanya pada Andra.
Lalu, apa kamu pikir Andra akan mengaku?," tanya Rangga yang mendapatkan gelengan kepala David sebagai jawaban.
" Nah, itu tahu. Dengan uang yang dia punya dia bisa saja membayar orang untuk menjadi saksi dan mengatakan foto juga video itu editan."
David mengangguk dan membenarkan. "Bahkan mungkin dia akan mencari tahu tentang kamu karena sudah membongkar rahasianya." tambah Rangga.
David diam, dia membenarkan. Syifa pasti lebih mempercayai perkataan Andra yang tanpa cela.
" Dasar serigala berbulu domba. Benar-benar membuat susah." kesal David dan Rangga hanya tertawa saja.
" Kamu punya rencana bagus tidak?,"
" Menurutku ....." Rangga mulai mengatakan usulannya.
...******...
Erika terduduk lemas. Perkiraannya ternyata benar.
" Dua garis" lirih Erika menatap nanar test pack yang ia pegang.
Tersadar bahwa ia belum pernah lagi datang bulan saat ia beberapa hari merasakan mual di pagi hari, pusing dan kurangnya naf_su makan, membuatnya memberanikan diri membeli test pack ke apotik.
Ternyata, dugaannya benar. Dia kini telah mengandung.
" Apa yang harus aku lakukan sekarang?," tanya Erika pada dirinya sendiri.
Air matanya mengalir. Ia tak tahu harus berbuat apa. Jika awalnya ia akan senang dan menjadikan janin yang dikandungnya sebagai alat untuk menjerat Andra agar mau menikahinya, kini ia tidak berani melanjutkan rencananya. Apalagi saat Andra sudah tahu rencananya bahkan memberikan ancaman.
" Apa aku gugurkan saja? Seperti keinginannya jika aku benar hamil?,"
Erika teringat akan uang yang ada di dalam laci. Uang yang masih tersimpan rapi di amplop coklat pemberian Andra. Uang yang belum ia sentuh sama sekali.
Karena waktu semakin mepet, Erika memaksakan diri untuk melanjutkan bersiap-siap ke sekolah.
...******...
Mobil yang dikendarai Andra melaju pelan. Sesekali ia melihat ke arah belakang dimana Syifa duduk bersama Reza. Senyum tipisnya mengembang. Sebentar lagi Syifa akan menjadi miliknya.
Dia sangat cantik saat mencoba gaun pengantin tadi. Batin Andra mengingat momen di butik dimana mereka mencoba gaun pengantin yang akan di pakai di hari pernikahan nanti.
Gaun pengantin pilihan Syifa yang tampak menonjolkan kecantikan Syifa sekalipun gaun itu tertutup.
Aku sudah tidak sabar melakukan malam pertama dengannya. Andra yang sudah tahu seperti apa jika perempuan tanpa busana, tiba-tiba membayangkan jika Syifa yang ada di posisi itu.
Pikirannya memang sudah berbau me_sum.
Di samping kemudi, sang supir hanya menggelengkan kepalanya melihat bosnya. Sudah bisa ia pastikan apa yang sedang bosnya pikirkan.
Sang supir terkadang bingung, bagaimana perempuan yang menjadi calon istri bosnya adalah perempuan di belakangnya.
Mungkin Non Syifa tidak tahu seperti apa Pak Andra . Batin sang supir yang sudah menemani Andra bertahun-tahun sehingga tahu seperti apa bosnya.
Namun, sebagai bawahan ia tak berani mencampuri masalah pribadi sang bos karena ia masih membutuhkan pekerjaan itu.
Mobil berhenti. Reza dan Syifa pun sudah lebih dahulu keluar dari mobil.
" Kita sudah sampai di rumah Non Syifa, Pak," Ucapan Supir membuyarkan lamunan Andra tentang Syifa.
" Kenapa baru bilang?," kesal Andra saat menyadari Syifa dan Reza sudah tidak ada di dalam mobil.
Brakkk
Pintu mobil ia tutup kembali. Andra melangkah ke arah bagasi dimana supir sudah lebih dulu membuka dan mengeluarkan barang belanjaan Syifa.
" Terimakasih. Maaf merepotkan." Ucap Syifa saat Andra menyerahkan paper bag berisi pakaian yang ia beli untuk Syifa dan Reza.
" Tidak merepotkan." Andra tersenyum.
" Kami masuk dulu, maaf tidak menawarkan untuk mampir."
" Tidak apa-apa. Lagi pula ini sudah malam." Andra benar-benar menunjukkan diri sebagai laki-laki baik.
" Terimakasih sudah mengerti."
" Sama-sama. Aku permisi. Assalamu'alaikum."
" Wa'alaikumussalam."
Andra membalikkan badannya berjalan kembali ke arah mobil.
Sabarlah, sebentar lagi dia akan menjadi tempatmu menenangkan diri. Batinnya sambil menenangkan sesuatu yang mulai bangkit karena pikiran kotornya tadi.
" Ke hotel biasa .." Titah Andra pada supirnya. Kini ia duduk di kursi penumpang.
📱" Pesankan aku yang spesial malam ini."
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤