🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Anita kembali ke stadion untuk menemui ketua pembalap itu dengan membawa uang.
"Heh! Kau datang, berarti kau sudah membawa uangnya," ucap ketua pembalap itu tersenyum sinis.
"Ini semua uangnya," ucap Anita mengeluarkan sejumlah uang dari tasnya dan memberikan kepada ketua pembalap itu.
"Bagus! Sekarang kamu boleh pergi," usir ketua pembalap itu tersenyum menerima uang yang sangat banyak itu menandakan jika dia sudah keluar dari masalah.
"Kembalikan ponsel ku," pinta Anita.
Ketua pembalap itu mengambil nomor rekening milik Dewi lalu melemparkan ponsel itu kepada Anita.
Anita menyambutnya meskipun ia hampir jatuh dan balik badan lalu pergi dengan wajah kesal.
"Sial! Aku akan membahasa kalian semua," ucap Anita geram.
"Kalian pulanglah, aku mau transfer uang dulu," ucap kepala pembalap kepada pembalap yang lain.
Sesampainya mereka di rumah Zeiro. Mereka masuk ke dalam rumah.
"Ayo masuk ke dalam kamarku," ajak Zeiro. Dewi mengikutinya dan masuk ke dalam.
'He-he-he aku bisa melihat batu giok itu lagi,' batin Dewi.
Mereka masuk ke dalam kamar dan Dewi menuju ke arah giok itu dan melihatnya secara saksama.
"Sepertinya kau sangat menyukai giok itu," ucap Zeiro duduk di sisi ranjang sambil membuka laptop.
"Jika aku bilang suka, apa kau akan memberikannya kepada ku?" tanya Dewi melihat ke arah Zeiro yang fokus dengan laptopnya.
"Mungkin jika kau melayaniku aku akan berpikir untuk memberimu," jawab Zeiro menyengir.
"Heh! Lupakan saja, mendengar ucapan mu yang menjijikan itu membuat aku ingin mematahkan lehermu." Dewi meninggalkan giok itu dan duduk di samping Zeiro.
"Apa yang kau cari?" tanya Dewi memiringkan tubuhnya melihat layar laptop.
"Ini adalah peraturan kompetisi internasional, jadi kamu harus mempelajarinya," ucap Zeiro memiringkan laptopnya ke arah Dewi.
Dewi membaringkan tubuhnya di kasur itu. "Lupakan tentang peraturan itu, mau di baca berapa kali pun tetap membosankan, aku sudah tahu aturan kompetisi internasional itu. Aku ingin bertanya pada mu satu hal," ucap Dewi kembali duduk.
"Katakan." Zeiro menarik kembali laptopnya.
"Jika setelah pertandingan itu aku tidak kembali lagi ke negara ini, bagaimana menurutmu?" tanya Dewi serius.
"Kenapa kau tidak kembali ke negara ini? Ini kan negara mu, dan juga kau jika berlama-lama di negara Q dengan identitas negara A, tamatlah riwayat mu, di penjara seumur hidup," jawab Zeiro terkekeh.
"Benar juga," jawab Dewi mengangguk pelan. Ia juga tidak bisa memakai identitas Dewi pembunuh karena wajah mereka berbeda, meminta pertolongan dengan Andika juga percuma. Tapi bagaimana dengan harta berharganya? Ia tidak mungkin mengambilnya begitu saja.
'Aha! Aku punya ide, aku akan mengakui sebagai adik angkat Dewi pembunuh di negara A untuk mengambil barangnya menyuruhku untuk menyimpannya,' batin Dewi sambil tersenyum.
Tririt
Tririt
Tririt
Sebuah pesan masuk di ponselnya dan ia pun segera memeriksanya.
"Oh, cepat sekali sampainya
"Kau istirahatlah, besok pagi kita akan pergi," ucap Zeiro menutup laptopnya. Dewi baring di kasur dan menarik selimut lalu memejamkan mata.
"Hey! Kau tidur di sini tidak takut aku melakukan sesuatu padamu?" tanya Zeiro.
"Berani kau melakukannya, ku patahkan anu mu," ancam Dewi memiringkan tubuhnya ke kiri.
"Gadis ini, bagaimana jika kita tidur bersama malam ini," ucap Zeiro tersenyum mesum.
"Kau lebih baik tidur di tempat lain sebelum nama mu terukir di batu nisan," ucap Dewi.