Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 15 Hubungan Lisa dan Yudi
Di Batas Waktu (15)
" Aku benar-benar hamil?", lirihnya dengan berlinang air mata. Walaupun ia yakin hamil menyadari tanda-tanda ngidam yang ia rasakan, tapi testpack ini membuatnya tambah yakin akan kehamilannya.
" Ma, aku benar-benar hamil. Seperti firasat mama", ucap Adel mengingat sang mertua yang meyakini bahwa dirinya hamil di saat ia sendiri belum yakin.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Hari-hari berlalu. Sesuai janjinya pada sang ibu, Sakha tidak mencoba mencari atau mengusik Adel sementara waktu. Bukan tak mau bertemu, hanya saja seperti permintaan Adel pada Sang ibu yang ingin memenangkan diri dahulu. Bahkan Adel berjanji akan kembali setelah seminggu menenangkan diri. Adel hanya ingin menguatkan hatinya untuk menerima apapun yang akan terjadi pada mahligai rumah tangganya. Bukan bermaksud lari dari masalah. Ia pun ingin statusnya jelas.
Waktu makan siang tiba, Sakha hanya menunggu pesanannya yang ia pesan secara online. Pesan masakan Padang yang entah kenapa begitu ia inginkan. Padahal, makanan pedas bukanlah kesukaannya. Apakah ia juga merasakan yang namanya ngidam? Entahlah.
Sambil menunggu, lagi-lagi ia membuka kotak kecil yang selalu ia bawa. Kotak berisi testpack yang membuatnya bersemangat untuk bisa rujuk dengan Adel. Memulai lagi dari awal hubungan mereka. Ya, benar-benar memulainya dengan lembaran baru. Ia bertekad tidak akan berubah pikiran lagi.
Masa lalu, biarlah hanya menjadi masa lalu.
Apalagi kini ia tahu seperti apa Lisa sebenarnya. Ada rasa syukur yang ia rasakan karena saat itu mengantarkan Lisa ke rumah sakit. Karena dengan begitu, ia akhirnya tahu kebohongan yang Lisa sembunyikan.
Flashback on
Tok.. Tok.. Tok...
" Masuk!", perintah Sakha tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di hadapannya.
" Sakha..", Panggil seseorang sesaat setelah masuk ke ruangan Sakha.
Deg!
Sakha terdiam. Suara itu, suara Lisa. Akhirnya, Sakha melihat dengan jelas siapa yang datang. Kini, di hadapannya berdiri seorang perempuan dengan perut membuncit. Menandakan ia sedang hamil besar.
" Duduklah", ucap Sakha setelah itu ia pun duduk pula di sofa yang berseberangan dengan Lisa.
Hening. Tidak ada yang memulai untuk bicara. Mereka hanya saling mengamati satu sama lain.
" Kalau tidak ada yang mau di bicarakan, lebih baik keluar saja", dengan nada dingin Sakha memecah keheningan.
" Sakha,,", bibir Lisa bergetar. Ia baru kali ini merasakan sikap dingin sang kekasih. Ya, bolehkah Lisa masih menganggap bahwa Sakha kekasihnya? Toh belum ada kata putus di antara mereka?
" Jadi, apa maksud kedatanganmu kemari?", Sakha tetap dengan mode dinginnya. Terselip rasa kecewa melihat kondisi Lisa saat ini. Bagaimana bisa orang yang terus menerus menolak menikah dengannya, kini datang dalam keadaan berbadan dua. Walaupun pencarian terakhir memang menunjukkan bahwa Lisa sedang hamil. Namun, melihat secara langsung di depan mata, membuatnya benar-benar kecewa. Yang ada dalam pikiran Sakha adalah Lisa sudah menikah dan kini hamil anak dari suaminya.
" Sakha, aku,, aku sudah kotor", ucapnya tiba-tiba di sertai tangisan. " Aku di perk0sa dan sekarang aku hamil", ucapnya lagi dengan air mata yang berderai.
" Di perk0sa? " tanya Sakha tidak percaya.
" Iya ", jawabnya di sertai anggukan kepala.
" Apa ini alasanmu tidak mau menikah dengan ku?", tanya Sakha mulai mencair dari mode dinginnya. Hatinya tiba-tiba terasa sakit mendapati kenyataan tentang kondisi Lisa sebenarnya. Bukan hamil karena sudah menikah, tapi hasil p3rk0saan.
Lisa hanya mengangguk dengan tetap menangis.
" Kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya padaku?", tanya Sakha.
"Aku takut. Aku takut kamu kecewa dan meninggalkanku saat tahu kamu bukan yang pertama menyentuhku. Apalagi saat aku tahu aku hamil, aku benar-benar frustasi ", jelasnya di sela-sela tangisnya.
" Kau tau siapa yang melakukannya?", Sakha mencari informasi.
" Aku tidak tahu. Semua berjalan begitu cepat. Aku di buat tak sadarkan diri dan setelah sadar ternyata, aku terbangun dengan kondisi berantakan. Aku sudah tidak berpakaian,,,", jelas Lisa mulai histeris.
Sakha yang merasa iba segera menghampiri Lisa dan memeluknya. Mengusap punggungnya memberikan ketenangan.
" Jangan menangis! Semua akan baik-baik saja!". Sakha mencoba menenangkan Lisa.
"Apa kamu masih bisa menerima aku? Kamu masih mencintai aku?", tanya Lisa.
"Aku tetap mencintaimu apapun kondisimu", Jawab Sakha yakin.
Sesaat hanya terdengar tangisan Lisa.
"Kamu tenang saja. Aku akan selalu ada di sampingmu, sayang". Sakha kembali mencoba menenangkan Lisa.
Setelah tenang, Sakha mengurai pelukannya. Namun hal tak terduga tiba-tiba terjadi. Lisa merasakan perutnya keram.
" Kamu kenapa?", tanya Sakha khawatir
"Aku gak tau. Tapi, perutku tiba-tiba keram. Rasanya sakit ", jawab Lisa sebelum akhirnya kesadarannya hilang.
Panik melihat Lisa pingsan, Sakha segera membawa Lisa ke luar dari ruangannya sambil berlari. Memasukkan ke dalam mobilnya dan langsung membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Lisa langsung di larikan ke UGD. Sakha hanya bisa menunggu di luar. Setelah beberapa saat berlalu, seorang dokter keluar dan menghampiri Sakha.
"Bisa tolong panggilkan Pak Yudi?",tanya sang dokter tanpa basa-basi bertanya kepada Sakha siapa dirinya.
Yudi? Yudi siapa? batin Sakha.
Melihat Sakha tak bergeming, sang dokter yang bernama Dokter Mira berkata lagi. " Apa anda mengenal Pak Yudi? suami dari Nyonya Lisa?"
Suami? batin Sakha.
"Apa anda kenal dengan Lisa?", Sakha penasaran.
" Ibu Lisa itu pasien saya. Dari awal kehamilannya di ketahui sampai sekarang, Bu Lisa kontrol dengan saya. Terkadang juga di temani suaminya, Namanya Yudhistira Prayoga ", jelas sang dokter.
Duarrrrrr
Sakha terkejut lalu tersenyum getir. Menertawakan dirinya sendiri. Jadi, selama ini Lisa justru bersama Yudi? Lalu bantuannya untuk mencari Lisa hanya akting? Berperan jadi sahabat yang baik? Pantas berbulan-bulan mencari tidak ada kemajuan, ternyata Yudi sendiri otak di balik hilangnya Lisa. Sakha menggeleng tidak percaya telah di bodohi oleh kekasih dan sahabatnya yang ternyata bermain di belakangnya.
Lalu untuk apa kamu pura-pura mengatakan kamu di p3rk0sa, Lisa? Sakha geram. Bodohnya lagi, ia bisa terperdaya oleh ucapan-ucapan Lisa yang hanya sandiwara belaka.
Sakha masih duduk di kursi besi di depan ruang operasi dengan perasaan kacau. Tadi, setelah dokter berlalu meninggalkannya, ia mengirim pesan lewat ponsel Lisa. Ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri bahwa Yudi yang dimaksud dokter sebagai suami Lisa adalah Yudi sahabatnya.
Setelah sekian lama menunggu, terdengar suara seseorang sedang berlari ke arahnya dan berhenti tepat di depannya.
Sakha mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang datang, ternyata benar itu adalah Yudi sahabatnya.
Sakha tersenyum sinis ke arah Yudi yang tampak kaget. Tanpa berkata apapun, Sakha pergi dengan rasa kecewa yang begitu besar. Tak ingin berlama-lama berdiri di hadapan sang sahabat karena khawatir akan membuat emosinya meledak.
Flashback off
***
Tok...Tok...Tok...
" Masuk", perintah Sakha kepada orang yang ada di balik pintu.
" Hahhh... ", Sakha hanya menghela nafas. Orang yang datang bukanlah yang mengantarkan makanan pesanannya. Melainkan orang yang coba ia hindari untuk bertemu.
"Ada perlu apa lagi?", tanya Sakha tidak bersahabat.
" Aku ingin menjelaskan semuanya padamu", jawab orang itu.
" Menjelaskan apa, Yud?", tanya Sakha pada sahabatnya. " Menjelaskan sandiwara yang kau lakukan dengan berpura-pura membantuku mencari Lisa? Atau pengkhianatan kalian terhadapku?", tanya Sakha sinis.