Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 26
Alisha berusaha menggerakkan tubuhnya untuk bisa menoleh pada sang suami yang tidur di sampingnya. Pertanyaan atau bisa juga disebut tantangan yang diucapkan Rafael itu membuat hatinya berdenyut lara. Dia tidak pernah menginginkan pernikahan, apalagi membuat Rafael bertahan di sisinya dan mencintai dengan tulus. Tidak pernah.
“Untuk apa aku membuatmu tidak mencintainya lagi? Kalau kamu tidak memiliki perasaan apa pun kepadaku, bukankah lebih baik kita berpisah? Sebenarnya apa sih yang ada di otak kamu itu, Mas? Kenapa harus aku yang berusaha, kenapa bukan kamu saja? Kamu yang menginginkan pernikahan ini, bukan aku,” pekik Alisha.
Gadis cantik itu benar-benar muak dengan tingkah suaminya. Kenapa rumit sekali pemikirannya? Menikahinya dan ingin terus mempertahankan pernikahan, tetapi di hatinya tersimpan rapat cinta untuk wanita lain.
“Iya, memang aku yang ingin tetap mempertahankan pernikahan ini. Apa itu salah?” tanya Rafael dengan emosi yang mulai naik.
“Salah! Salah besar,” jawab Alisha tak kalah emosi. “Kamu menginginkan aku tetapi cintamu untuk orang lain. Apa kamu pikir aku bahagia karena uang dan statusmu? Aku sama sekali tidak butuh itu! Kalau cinta kamu untuk dia, maka menikah saja dengan dia, jangan libatkan aku dalam hubungan kalian!”
Alisha sangat berani melawan Rafael. Dia sudah hampir sembuh dan bisa melarikan diri dari Rafael. Dari banyak sisi, tidak ada sisi yang menguntungkan jika dia tetap bertahan. Seperti tujuan awalnya yang menginginkan perceraian, jalan dan alasan itu semakin jelas, hanya tinggal membuat Rafael menyetujuinya saja perceraian itu bisa terjadi.
“Aku tidak akan pernah menikahi wanita lain. Aku akan menjadikanmu istriku selamanya, tidak peduli apa pun yang kamu pikirkan!” Rafael beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar Alisha sambil membanting pintu.
Laki-laki itu lalu berjalan dengan perasaan dongkol menuju kamarnya sendiri di lantai atas.
“Kenapa keluar dengan wajah emosi? Apa dia diusir oleh Nyonya karena meminta anu?” gumam Felix sambil menikmati minumannya.
***
***
***
Alisha keluar dari kamarnya dengan memakai tongkat. Dia sudah mulai berjalan dengan tongkat setelah mendapat izin dari dokternya. Saat berjalan menuju meja makan untuk sarapan, dia terkejut karena melihat sosok laki-laki tampan tengah minum kopi sambil bermain gawai.
“Apa ada tamu?” tanya Alisha pada perawat yang bersiaga di belakangnya.
“Kita juga kurang tahu Nyonya, tapi sepertinya orang itu juga berpengaruh di rumah ini,” jawab perawat bernama Irma.
Alisha mengangguk lalu berjalan lagi menuju meja makan. Tidak ada Rafael di sana, hanya ada laki-laki asing yang entah siapa.
Laki-laki itu menatap Alisha saat mendengar suara ketukan tongkat. “Kamu istrinya El?”
“Maksudnya Rafael? Ya, saya istrinya, maaf Anda siapa?” Alisha duduk di kursi setelah Perawat Irma menarik kursi untuknya.
“Aku Alfaro, kakaknya Rafael,” jawab laki-laki yang memakai kacamata itu. “Ternyata kamu sangat cantik ya,” puji Alfaro.
“Oh, salam kenal kakak ipar.” Alisha hanya tersenyum simpul menanggapi pujian Alfaro.
Tidak lama, Rafael turun dari kamarnya bersama Felix, membuat kening Alfaro berkerut. Namun, Rafael tetap bersikap biasa saja seolah tadi malam tidak terjadi pertengkaran antara dia dan Alisha. Rafael memilih duduk di sebelah Alisha yang kini memasang wajah cemberut.
Alisha mengambil minum untuk meredakan emosi, dia tidak ingin terlalu mencolok bersikap kesal pada Rafael di depan kakak iparnya.
“Kalian tidur terpisah?” tanya Alfaro yang membuat Alisha tersedak.
Dengan sigap, Rafael mengusap leher belakang Alisha dan mengambilkan tisu untuknya. “Kalau minum hati-hati,” ucap Rafael dengan nada yang sangat lembut.
“Iya, makasih,” jawab Alisha setelah berhasil menguasai diri.
“Rafael jawab pertanyaan kakak! Apa kamu dan istri kamu tidur terpisah?”
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.