kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 KAIN MERAH DI BALIK KEMEJA TIPIS
Tangis kanaya pecah merasakan tubuh hangat sang suami yang kini sedang mendekapnya, betapa ia sangat merindukan tubuh ini, tubuh yang selalu jadi pelindungnya dari masa kecil hingga dewasa, tubuh yang selalu menenangkannya saat ia gelisah dalam banyak hal.
“Kenapa lama sekali Mas, kenapa baru sekarang Mas datang?” ucap Naya dengan isak tangisnya.
Sama halnya dengan Bumi, pria itupun tak dapat membendung air matanya, kenapa ia bisa begitu tega menelantarkan perempuan yang selalu disayanginya, apa yang terjadi dengan dirinya?Apa karena Nesa? tidak, Bumi sudah tidak lagi peduli pada wanita penghianat itu.
“Maafkan Mas sayang.Maaf telah mengabaikan mu, maaf Mas yang tidak dewasa menerima semua ini.Maaf sekali lagi Naya, maafkan Mas mu.”Bumi mengecupi puncak kepala Naya, dan mengusap dari ujung rambut ke ujung kepala.
Kanaya semakin menenggelamkan kepalanya pada dekapan Bumi, seolah tidak ingin pria ini menjauh lagi darinya, cukup sudah satu bulan lamanya dirinya tersiksa berjauhan dengan Bumi.
****
Keduanya kini sudah berada di dalam kamar kost yang tidak begitu luas namun tidak juga sempit, Bumi sangat lega karena Kanaya pandai memilih hunian yang nyaman dan aman. Ia duduk sambil melihat isi ruangan itu , ada tempat tidur ,Tv, lemari dan ada juga dapur mini. Ada satu yang mencuri perhatiannya sebuah foto yang Naya letakan di atas meja samping tempat tidurnya.
“Bahkan aku saja tak sempat menyimpan foto ini,Nay.” Bumi tersenyum saat melihat foto dirinya saat melakukan ijab qobul dengan sang istri. Perlahan ia mengusap wajah cantik Kanaya dalam bingkai itu. Ada perasaan bahagia dan bodohnya kenapa ia baru sadar sekarang.
“Mas lagi liat apa?” tiba-tiba Kanaya muncul dari kamar mandi dengan rambut basahnya. Bukanya menjawab pertanyaan sang istri, Bumi malah dibuat diam membeku memperhatikan bagaimana tetesan air dari rambut Kanaya mengalir melewati leher jenjangnya kemudian masuk ke sela sela kerah bajunya.
Meskipun itu hanya biasa saja, namun tidak untuk Bumi, sebab baju yang dipakai Naya terlihat tipis,sehingga ia bisa melihat dengan jelas apa yang ada di balik baju yang sedikit menerawang itu.Berkali-kali ia harus menelan ludahnya, Apalagi Kanaya yang seperti sengaja , berdiri di depan cermin dan memunggunginya.
“Nay…apa kamu mau pake baju itu keluar?” tanya Bumi sedikit gugup.
“Memang Mas Bumi mau ngajak Naya kemana?” sahut Naya sambil menyisir rambut panjangnya.
“Mas lapar.”
Kanaya langsung berbalik badan menatap sang suami yang masih berdiri di sisi ranjang tempat tidur.
“Baiklah ayo kita keluar.”
“Tapi kamu ganti baju dulu Nay, Mas gak mau orang lain melihat kain merah di balik kemeja tipis mu itu.” Ucap Bumi lirih.
Sontak Kanaya menundukkan kepala dan langsung menyilangkan tangannya menutupi kemejanya yang basah akibat tetesan air dari rambutnya.
“Ihhhh… Mas Bumi kenapa gak bilang sich.” Gadis itu langsung mengambil asal baju dalam lemari, kemudian kembali ke kamar mandi.
Bumi yang melihat tingkah konyol Naya hanya bisa tertawa. Padahal hal seperti ini sudah sering terjadi dulu, namun entah kenapa kali ini terasa berbeda, meskipun adegannya sama persis.
Satu jam kemudian Bumi dan Naya sudah keluar dari kamar kost, sesuai request dari sang suami yang sedang lapar, mereka memutuskan untuk berwisata kuliner didaerah lengkong besar bandung. Di jalan ini banyak terdapat tenda-tenda yang menjual banyak beragam makanan.