"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Kabar Menggemparkan
"Ini rumah saya. Jadi Kamu lah yang harus pergi dari rumah saya!" Ujar Arsenio tegas.
"Hahaha. Dasar tukang zina!" Teriak Faisal lantang.
Pria itu semakin panas karena amarah, ketika melihat kalau ada tanda merah keunguan di dekat leher Arsenio.
Faisal yang sudah pernah melakukan itu pun tahu pasti kalau tanda yang dimiliki Arsenio itu adalah bukti nyata hasil perbuatan meraih syurga dunia yang sangat Faisal yakini kalau itu adalah hasil karya Syakilla yang tadi sempat dilihat nya menatap penuh cinta Arsenio sebelum pria itu berangkat ke masjid untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib.
Grep
Arsenio langsung meraih kerah kaos bagian depan Faisal dengan cepat, Pria yang memiliki tubuh lebih tinggi dibandingkan Faisal itu menarik sedikit keatas kerah kaos Faisal hingga Faisal sedikit berjinjit.
"Siapa yang tukang zina?"
Arsenio berucap lantang seraya melayangkan tatapan tajam kepada Faisal yang nafas nya mulai sedikit melambat, karena cengkraman di kerah kaos nya itu mencekik leher nya, sehingga membuat Faisal kurang mendapatkan pasokan udara untuk di hirup nya.
"Kalau mau ngomong pikir dulu Sal!" Tatap tajam Arsenio semakin membuat Faisal ketakutan.
"Berkacalah sebelum Kamu berucap!"
Brugh
Arsenio melepaskan cengkraman di kerah kaos yang Faisal kenakan seraya melayangkan sebuah pukulan kencang di perut Faisal, hingga membuat Faisal terjerembab ke halaman rumah Arsenio sambil memegangi perut nya yang terasa ngilu, belum lagi darah yang sedikit keluar dari lubang hidung juga bibir sebelah kiri nya, seolah menandakan kalau pukulan yang Arsenio sarangkan di perut Faisal bukan lah pukulan main-main.
Warga yang sejak tadi ikut serta melakukan aksi anarkis di depan rumah Arsenio itu langsung terkejut dan ketakutan, terlebih dengan santai Arsenio berjalan menghampiri Faisal yang tengah terbatuk akibat pukulan Arsenio itu.
Arsenio menekan dada Faisal dengan menggunakan kaki sebelah kanan nya saat Faisal masih terkapar di halaman rumah Arsenio.
"Ck. Baru sekali pukul saja sudah tumbang, Lo!"
Sentak Arsenio menarik kaki kanan nya dari dada Faisal untuk kemudian menendang betis Faisal hingga pria itu mengaduh kesakitan.
"Jadi laki tuh jangan cuma modal bacot doang, Sal!" Faisal menahan amarah nya karena ucapan Arsenio yang meremehkan nya.
Ceklek
Pintu rumah Arsenio terbuka, menampakkan Syakilla yang kini berdiri di depan pintu rumah, berpura-pura terkejut melihat banyak nya orang yang berkumpul di halaman rumah nya dan Arsenio.
"MasyaAllah, banyak banget orang, Mas. Kamu lagi mau bagi-bagi sembako ke orang-orang, Mas?"
Celoteh Syakilla yang langsung berjalan menghampiri Arsenio, bahkan tanpa sungkan Syakilla mencium punggung tangan kanan Arsenio dengan takzim.
Arsenio mengabaikan tatapan Faisal juga para warga yang melihat interaksi Syakilla yang di balas Arsenio dengan mengecup kening Syakilla.
Kedua bola mata Faisal membulat dengan sempurna, ketika Syakilla yang masih mengenakan mukena itu justru tersenyum malu selepas mendapatkan kecupan di kening nya dari Arsenio.
"Apa apaan Lo, Killa!" Bentak Faisal tak terima Syakilla diam saja di kecup Arsenio.
Tatapan Syakilla beralih kepada sosok Faisal yang tengah menatap penuh kesal karena melihat interaksi Syakilla yang sangat dekat dengan Arsenio.
Bahkan Faisal menangkap dengan jelas kalau saat ini telapak tangan kanan Syakilla sudah berada dalam gengaman erat Arsenio.
"Lah. Lo ngapain ngejogrok di situ Sal?"
Ujar Syakilla berpura-pura tidak tahu perihal Faisal yang terjerembab di halaman rumah nya dan Arsenio itu.
"Elo sendiri ngapain ada di rumah orang laki?" Faisal bangkit dari posisi nya, lalu melihat Syakilla dengan pandangan sinis,
"Belajar jadi perempuan nggak bener Lo, dari siang didalem rumah orang laki nggak keluar-keluar?" Sindiran Faisal sontak saja membuat Arsenio kembali meradang, hingga membuat pria itu ingin langsung menerjang Faisal yang melayangkan pandangan jijik kepada Syakilla.
Beberapa pukulan di hadiahkan Arsenio ke wajah juga tubuh Faisal secara bertubi tubi, mengabaikan teriakan kesakitan Faisal juga para warga yang bermaksud menahan nya agar tidak lagi memukuli Faisal yang sudah babak belur di tangan Arsenio.
"Mas!" Syakilla memeluk tubuh Arsenio yang kalap,
"Sudah, Mas. Bisa mati Isal nanti!"
Syakilla yang masih memeluk tubuh Arsenio dari belakang itu mengusapi lembut dada Arsenio yang tengah naik turun menahan amarah nya.
"Brengsek Lo. Lo kira Syakilla perempuan yang nggak bisa jaga diri, Iya?!" Bentak Arsenio memberikan tendangan kearah tulang kering Faisal yang kini sudah terkapar tak berdaya.
Beberapa warga membantu Faisal bangun.
"Istighfar, Ya Zauji!" Bisik Syakilla lembut yang langsung di balas Arsenio dengan mengucapkan Istighfar berkali-kali.
Para warga semakin heran dengan panggilan asing Syakilla kepada Arsenio, terlebih Syakilla tanpa sungkan langsung memeluk erat pinggang Arsenio dari samping dan membiarkan Arsenio merebahakan kepala nya di bahu Syakilla yang justru mengusapi lembut punggung Arsenio.
"Emang nye salah kalau Gue ada di rumah laki Gue sendiri, Sal?"
Kedua bola mata Faisal serta para warga yang masih bertahan di rumah Syakilla dan Arsenio itu sontak saja saling melayangkan pandangan kebingungan, terlebih Faisal yang sempat mengarahkan pandangan nya kearah Abi Najmi yang baru saja sampai di halaman rumah Arsenio dan Syakilla bersama dengan Pak RT juga Pak Wahyu, yang warga ketahui sebagai salah sari penghulu di wilayah perumahan mereka.
"Wajarkan, kalau bini nemenin laki nye di dalem rumah nye?"
Wajah Faisal semakin pias kala melihat Syakilla tanpa sungkan merangkul lengan kiri Arsenio di hadapan nya juga para warga yang tadi terlihat anarkis.
"Lo_?"
Syakilla mengangguki ucapan yang belum selesai Faisal ucapkan.
"Iya. Kenalin laki sah Gue Arsenio Bramantyo!" Dengan bangga Syakilla memperkenalkan Arsenio kepada Faisal juga para warga yang berkumpul di halaman rumah nya.
Faisal menggelengkan kepala nya seolah tak terima atas ucapan Syakilla yang kini tengah memasang wajah senyuman penuh kemenangan bersama Arsenio, karena sudah berhasil memberitahukan Faisal juga para warga lain nya perihal berita pernikahan mereka yang pasti nya akan menjadi kabar Menggemparkan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Para warga yang mendengar kabar yang di sampaikan Syakilla itu langsung mengarahkan pandangan mereka kepada Abi Najmi juga beberapa orang yang mengetahui hubungan Syakilla dan Arsenio yang kini berdiri di samping Arsenio.
"Lo boong kan, Killa?" Faisal masih berusaha tidak menerima apa yang di ucapkan Syakilla perihal pernikahan nya dengan Arsenio.
"Pasti. Lo pasti boong. Supaya Gue bisa lepasin Elo kan, Killa?"
Tak hanya Syakilla yang menarik nafas pelan, Arsenio, Abi Najmi dan beberapa orang pun turut menarik pelan nafas mereka karena penolakan Faisal.
"Uhuk... Uhuk. Ini boong kan, Killa?" Tatapan putus asa Faisal mulai tampak di wajah nya yang babak belur itu.
"Elo pasti cuma mau balas sakit hati ke keluarga Zahra kan, maka nya Elo ngaku bini nya tunangan Aaliyah, Mpok nya Zahra?!"
typo terkadung
udah di bawa RAK pun gak kurang malah tambah edan