Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Papa Selingkuh
Meski hubungan Robert dan Cassandra menjadi renggang karena kabar kehamilan Cassandra, tidak membuat Cassandra menjauh dari Robert. Wanita cantik berusia 29 tahun itu selalu memberikan pelayanan terbaiknya untuk pria yang dia cintai.
2 bulan, cukup lama hubungan dingin itu berjalan. Robert sengaja tidak mengacuhkan Cassandra, untuk urusan ranjang mereka juga sudah 2 bulan tidak melakukannya. Cassandra tidak melakukan hubungan itu dengan siapapun selagi Robert marah padanya, dia tidak ingin merusak kepercayaan Robert kepadanya lagi.
Selama 2 bulan ini Cassandra ikut terbang ke Turki bersama Ibra dan Vania. Hubungan Cassandra menjadi sangat dekat dengan Vania. Awalnya Cassandra sangka Vania adalah orang yang menyebalkan seperti mendiang adik Ibra.
Namun ternyata Vania adalah orang yang sangat ramah dan sering menjadi tempat untuk Cassandra mencurahkan isi hatinya.
Pagi ini di sebuah apartment mewah yang terletak di lantai paling atas terlihat kedua wanita dengan perut yang mulai terlihat membuncit sedang berkutat dengan masakan untuk sarapan pagi dan di bantu oleh 3 orang pelayan.
"Sweety apa yang sedang kau masak?" Tanya Ibra yang datang dan langsung mengambil segelas just yang tersedia di meja dapur.
Ptia itu masih menggunakan pakaian olahraganya yang menunjukkan jika dia baru saja selesai berolahraga pagi. Tak lama derap langkah kaki tiba dari belakang, tanpa banyak kata Robert mengambil just segar yang tersedia di atas meja tanpa mengatakan appun pada irang yang ada di dapur. Pemandangan itu membuat Ibra dan Vania menghela nafas panjang.
Tidak tahan setelah dua bulan lebih di acuhkan sang pujaan hati membuat Cassandra tidak lagi mampu menahan diri. Melihat Robert pergi ke luar dari dapur Cassandra segera berjalan mengikutinya.
Setibanya di apartment sebelah Cassandra langsung memeluk Robert dari belakang. Wanita cantik itu tidak lagi mampu menahan kerinduannya akan pria yang menjadi ayah biologis anaknya itu. Tubuh Robert menegang merasakan pelukan dari wanitanya, perlahan punggung Robert yang basah oleh keringat bertambah basah karena air mata Cassandra.
"Aku mohon jangan lagi diami dan menjauh dari ku. Aku tahu kamu menghindariku bukan karena tidak percaya akan anak kita. Tapi jika memang iya, bersikaplah seperti sebelumnya. Kamu boleh memanfaatkan aku sepuasmu Robert." mohon Cassandra pada Robert. Robert terpaku, matanya berkaca-kaca dia mengangkat tangannya ingin menggenggam tangan Cassandra akan tetapi dia lepaskan lagi.
Lalu dengan mantap Robert melepaskan pelukannya Cassandra dari pinggangnya secara cepat. Lalu dia menengadahkan kepalanya sebentar untuk menahan air matanya. Bohong jika Robert tidak merindukan Cassandra tapi ada satu hal yang harus dia jaga, cukuplah dia yang tahu apa itu.
"Semuanya tidak sama lagi Cassandra, aku harap kamu mengerti. Beri aku sedikit waktu lagi untuk menyendiri. Tetaplah bersama Ibra dan Vania. Tunggu aku beberapa saat lagi." Robert mengatakan pada Cassandra, lalu pria itu berlalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Sedangkan Cassandra menangis tergugu dalam kaadaan terduduk.
Tidak lama kemudian terdengar pintu terbuka, terlihat wanita berpakaian syar'i yang terlihat anggun di tubuhnya. Wanita muda itu menghampiri Cassandra yang sedang menangis.
Vania memeluk Cassandra dengan erat, lalu mengusap punggung wanita itu agar segera tenang. Setelah Cassandra mulai tenang Vania membimbing Cassandra agar duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu.
"Kak, tenanglah. Kakak sudah mengenal kak Robert dalam waktu yang lama. Ini hanya mengenai waktu, jangan lagi bersedih nanti Baby ikut-ikutan sedih jika tahu Mommynya sedih." kata Vania.
Setelah merasa lebih baik Vania mengajak Cassandra keluar dari apartment milik sahabat Ibra itu. Ya Robert tinggal terpisah dari Ibra, walau kenyataanya dua pria itu lebih sering bersama ketimbang terpisah. Ya Ibra sangat menjaga hubungannya dengan lawan jenis meski pun ada adiknya di rumah tapi Cassandra tidak ada hubungan darah dengannya maka dari itu selama dua bulan di Turki, Ibra mengungsi ke apartment Robert.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Lain dilema yang di hadapi oleh Cassandra dan Robert maka berbeda pula situasi yang ada di Indonesia. Setiap hari hati seorang Bagas merasa terluka karena sikap orang tuanya.
Seperti saat ini Mama Yuli melampar semua barang yang ada di ruang tamu ke lantai sebagai pelampiasannya pada Papa David, Papanya Bagas.
"Kamu jujur aja Pah! Kamu memang punya selingankan di luar? Bukan sekali dua kali saya mendapat barang perempuan di mobil kamu! Kemaren lipstik, sekarang farfum perempuan! Ngaku saja kamu main gila kan di luar sana?" bentak Mama Yuli setelah melemparkan semua barang ke lantai.
"Ma, Mama salah faham. Itu barang milik sekretaris papa, kuta melakukan pertemuan dengan klien dan dia yang harus menyetir. Masa gitu aja Mama curiga. Berapa kali papa harus jelaskan Ma?" tanya Papa David mencoba untuk bersabar.
"Lalu bekas lipstik di kemaja putih kamu kemaren itu apa? Wangi farfum perempuan yang menempel di badan kamu kemaren apa?" teriak Mama Yuli murka.
"Ma ini hanya salah faham, berapa kali Papa harus jelaskan." kata Papa David.
"Ma, udah Ma. Jangan marah-marah terus!" Bagas segera menghampiri Mama Yuli yang sedang mengangkat guci dan ingin membantingnya ke arah Papa David.
"Kamu bisa bicara udah sama Mama? Kamu sendiri tahu gimana sakitnya di selingkuhi Bagas, dan kamu bilang udah?" Mama Yuli nyalang pada Bagas.
"Ma, stop ma. Bagas percaya Papa tidak akan mungkin mendua dari Mama." kata Bagas, lalu memeluk Mama Yuli yang kembali menangis di pelukan anak sulungnya itu.
Melihat Mama Yuli menenagis, Bagas mengkode agar Papa David meninggalkan ruangan ini. Tak lama kemudian pelayan datang membersihkan ruangan itu.
Hati Bagas pilu melihat rumah tangga orang tuanya. Sebenarnya bukan hanya Mama Yuli yang curiga pada Papa David. Bagaspun demikian, beberapa kali tertangkap saat Papa sedang bersenda gurau bersama sekretaris barunya.
Sebenarnya wanita itu belum lama bekerja di perusahaan Papa David, baru 1 bulan 2 minggu. Tapi sepertinya memang ada yang lain di anatara mereka, Bagas sengaja tidak memberi tahu Mama karena ingin menyelidiki lebih lanjut.
Ya Allah kenapa semua menjadi berlarutarut begini. Vania belum berhasil dia temukan, meski ancaman dan kejutan dari Robert Lev belum di terima tapi kehilangan Vania membuat Bagas merqsa kehilangan bagian yang berharga dalam dirinya.
Awalnya Bagas fikir hanya karena terbiasa, tapi lama-lama pikiranya hanya tertuju pada wanita yang pernah amat dia benci untuk kesalahan yang bahkan bulan dia pelakunya.
Perasaan Bagas pada Vania saat ini belum bisa Bagas bilang suka apalagi rindu. Namun Bagas merasa sepi, pikirannya selalu gundah saat tiba di kamar ataupun sedang tidak beraktifitas. Wajah Vania yang selalu menunduk saat menatapnya, belum lagi Vania yang selalu memakai baju lusuh ketika di rumah dan jangan lupakan tangisan dalam diam dan juga teriakan Vania yang minta ampun saat dia siksa atau pun sang Ibu ya meyiksa Vania.
Bayang-banyang itu selalu menari di ingatan Bagas bagai kaset rusak yang selalu sukses menghasilkan air mata penyesalan seorang l Bagas Pranaja
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jauhkan Hamba dr siksa neraka spt ini ya Tuhan