NovelToon NovelToon
Dijual Ke Gus Kahfi

Dijual Ke Gus Kahfi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gledekzz

“Kalau kamu nggak pulang sekarang, mama nggak main-main Syas. Mama akan jual kamu!”

Mata Syanas membelalak, tapi lebih karena terkejut mendengar nada serius ibunya dari pada isi ancaman itu sendiri. “Jual aku? Serius Ma? Aku tuh anak mama loh, bukan barang yang bisa dijual seenaknya.”


“Oh, kamu pikir mama nggak bisa?” balas Rukmini, suara penuh ketegasan. “Mama akan jual kamu ke Gus Kahfi. Dia anak teman almarhum papa kamu, dan dia pasti tau cara ngurus anak bandel kayak kamu.”

Syanas mendengar nama itu dan malah tertawa keras. “Gus Kahfi? Mama bercanda ya? Dia kan orang alim, mana mungkin dia mau sama aku. Lagian, kalau dia beneran mau dateng ke sini jemput aku, aku malahan seneng kok Ma. Coba aja Ma siapa tau berhasil!”

Rukmini mendesah panjang, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, menutup teleponnya. Syanas hanya mengangkat bahu, memasukkan ponselnya ke saku lagi. Ia tertawa kecil, tak percaya ibunya benar-benar mengucapkan ancaman itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gledekzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch ~

Syanas tengah sibuk membaca komentar yang terus berdatangan di siaran langsungnya. Akun barunya meledak dengan jumlah pengikut yang terus bertambah. Penggemarnya membanjiri kolom komentar dengan pujian dan pertanyaan.

Astaga, mbak Syanas makin anggun! Mbak, sekarang makin sejuk dilihat! MasyaAllah! Wah, nggak nyangka akhirnya pakai hijab syar’i juga, semoga istiqomah ya!

Syanas tersenyum tipis membaca komentar-komentar itu. Ia sebenarnya tidak terlalu menyangka akan mendapat respons sebesar ini.

Awalnya ia hanya ingin membagikan perjalanannya secara sederhana, agar akunnya berkembang lagi. Tidak di sangka ternyata penggemarnya masih mengingat, dan sangat antusias.

Tepat ketika ia hendak menjawab pertanyaan dari salah satu penggemarnya, suara Kahfi terdengar dari belakang.

“Sayang.”

Syanas terlonjak kaget. Ia langsung menoleh, dan di layar ponselnya, ekspresinya yang refleks terkejut terlihat jelas.

Kolom komentar pun langsung meledak.

Hah?! Sayang?! Astaga, itu siapa?! Apa-apaan ini?! Mbak Syanas udah nikah?! Astagaa suaminya cakep banget! Ini real atau akting?! Woi! Kenapa kayak oppa Korea versi santri?

Wajah Syanas langsung memanas saat menyadari situasi ini. Ia buru-buru mematikan siarannya sebelum keadaan semakin kacau.

Begitu layar ponselnya mati, ia berbalik dengan wajah kesal, menatap Kahfi yang tampak santai.

“Kamu sengaja ya Yang?!” tuduh Syanas dengan nada tinggi.

Kahfi mengangkat alis, tampak sama sekali tidak merasa bersalah. “Lho, emang kenapa? Salah suami manggil istrinya?”

Syanas menunjuk ponselnya. “Nggak salah, tapi tau nggak, penggemarku sekarang pada heboh?! Mereka nggak tau kalau aku sudah menikah! Sekarang aku harus kasih penjelasan panjang lebar!”

Kahfi tetap bersikap tenang. “Terus kenapa? Bukannya memang lebih baik mereka tau?”

Syanas mendelik. “Tapi caranya itu loh! Sekarang mereka malah fokus ke kamu, bukan ke kontenku!”

Kahfi menyeringai tipis. “Oh? Jadi kamu nggak suka aku terkenal?”

Syanas menghela napas panjang. “Bukan itu maksudku.” ia memijat pelipisnya. “Aku cuma, aku nggak mau fokusnya jadi ke kamu. Ini akun baruku, dan aku ingin orang-orang mengenalku karena aku, bukan karena aku istri seseorang.”

Kahfi menatap Syanas sejenak sebelum mengangguk. “Oke aku ngerti. Aku nggak akan ganggu lagi kalau kamu live.”

Syanas mendesah lega. “Bagus.”

“Tapi...”

Syanas menegang. “Tapi apa?”

Kahfi mendekat sedikit. “Aku lapar. Masakin makan siang.”

Syanas membeku. Matanya melirik sekilas ke arah dapur yang masih sangat tradisional, hanya ada tungku dan kayu bakar. Tidak ada kompor gas, tidak ada peralatan modern.

“Masak?” Syanas menelan ludah.

“Iya,” jawab Kahfi ringan. “Tadi pagi aku yang masak gara-gara kamu sibuk di kamar mandi. Nah, sekarang giliran kamu yang masak? Nggak ada alasan.”

Syanas mendelik. Jelas-jelas lelaki itu sedang mengujinya. “Ehm... iya. Tapi kali ini aku benar-benar lagi sibuk. Banyak yang nungguin live aku.”

Kahfi mengangguk. “Oke. Aku masih bisa nahan kok. Aku siap temenin di sini sampai kamu selesai.”

Syanas tersedak udara.

“Tapi jangan terlalu lama ya?” Kahfi tersenyum sekilas.

Syanas tahu ia terjebak. Apalagi, Kahfi menatap seperti sedang menunggu sesuatu. Akhirnya ia mengangguk dengan terpaksa.

Kahfi menghela napas puas. “Oh ya, aku baru ingat, kebetulan ada ada kerjaan di tempat pak Dul. Aku ke sana sebentar ya? Tapi sebelum itu...” Kahfi menatap Syanas dengan wajah menakut-nakuti. “Hati-hati di rumah. Apalagi rumah ini dari bambu, gampang kebakar.”

Jantung Syanas berdegup kencang, tapi ia pura-pura santai. “Aku tau kok. Nggak usah sok perhatian.”

Kahfi menatap Syanas sejenak lalu mengulurkan tangan. “Salaman.”

Syanas memutar mata tapi tetap menyambut uluran tangan suaminya. Begitu Kahfi pergi, ia langsung membuka ponselnya dan mengetik di mesin pencarian, cara memasak menggunakan tungku kayu untuk pemula.

Setelah puas mendapatkan ide di otaknya, Syanas duduk bersimpuh di depan tungku, mencoba menyalakan api dengan ranting-ranting kering yang sudah di siapkan Kahfi.

Ia menatap kayu yang masih dingin dan bara api yang belum juga menyala dengan perasaan jengkel.

"Kenapa susah banget sih?" gumamnya sambil meniup api kecil yang baru saja muncul, tapi malah padam lagi. Ia mengerutkan kening dan mencoba lagi, menyulut ranting dengan korek kayu yang tersisa.

Satu kali, dua kali, tiga kali, api menyala sebentar lalu kembali padam. Asap mulai mengepul tipis, membuat matanya sedikit perih. Ia mulai frustrasi, meniup dengan lebih keras, berharap apinya bertahan lebih lama.

Saat akhirnya nyala api sedikit lebih besar, Syanas tersenyum puas. Tapi belum sempat ia merasa lega, angin dari celah dinding bambu berhembus dan hampir memadamkan api itu lagi.

Ia buru-buru menangkupkan kedua tangannya di sekitar api yang menyala kecil itu, melindungi agar tetap hidup.

“Ayo dong, nyalalah,” desaknya pelan.

Ia mengambil plastik kecil yang ia temukan di sudut dapur, berpikir bahwa mungkin itu bisa membantu mempercepat pembakaran kayu.

Begitu plastik itu tersentuh api, ia langsung meleleh dan mengeluarkan asap hitam tebal. Syanas meringis, tidak suka dengan baunya, tapi setidaknya api mulai membesar.

Namun ia tidak menyadari bahwa sisa plastik yang terbakar itu terbang terbawa angin dan jatuh di dekat dinding bambu. Dalam hitungan detik, nyala api kecil mulai menjalar ke arah dinding bambu lainnya.

Syanas yang sedang sibuk memastikan kayunya menyala sempurna baru sadar ketika bau hangus mulai menusuk hidungnya. Ia menoleh dan matanya membelalak.

“Astaga!”

Api sudah menjalar, membesar lebih cepat dari yang ia bayangkan. Panik, Syanas meraih ember berisi air yang ada di dekatnya dan menyiramkan ke api, tapi itu tidak cukup untuk memadamkan kobaran yang semakin membesar.

Teriakan mulai terdengar dari luar rumah, suara orang-orang yang menyadari ada kebakaran. Namun bukannya langsung lari keluar, Syanas justru berbalik dan bergegas menuju kamar.

Dokumen! Ponsel Kahfi! Dompet! pikirnya panik.

Asap semakin tebal, membuatnya terbatuk-batuk saat berusaha meraih semua barang penting yang bisa ia selamatkan. Tapi api terus merayap dengan cepat, mendekatinya tanpa ampun.

Syanas buru-buru mengumpulkan dokumen-dokumen yang tercecer di atas meja. Tangannya gemetar saat ia menyambar map cokelat berisi surat-surat penting. Matanya mulai perih karena asap yang semakin pekat, tapi ia tetap bertahan.

"Di mana lagi?!" gumamnya panik.

Rak kayu di sudut ruangan sudah mulai menghitam terkena jilatan api, tapi Syanas masih terus mencari. Ia membuka laci dengan kasar, menarik keluar tumpukan kertas tanpa peduli kalau beberapa di antaranya jatuh berserakan.

Batuknya makin menjadi. Udara di dalam ruangan sudah semakin panas, keringat mengalir deras di pelipisnya. Api di dinding bambu merambat lebih cepat dari yang ia kira. Tapi masih ada satu yang belum ia temukan.

“Dompet Kahfi!”

Syanas mengedarkan pandangan dengan panik, mencoba mengingat di mana terakhir kali ia melihat dompet itu. Matahnya tertuju ke meja kecil di samping kasur.

Ia langsung berlari ke sana, tapi begitu tangannya menyentuh dompet itu, suara kayu yang retak terdengar dari belakangnya.

Brakk!

Sebuah balok kayu dari atap jatuh hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Percikan api berhamburan ke segala arah, membuat jantungnya hampir lompat dari dada.

Tapi ia tidak berhenti. Dengan sisa tenaga, ia menjepit semua dokumen dan dompet di lengannya, lalu bergegas menuju pintu. Namun saat ia baru melangkah, hawa panas dari belakangnya semakin menyengat.

Suara teriakan panik bercampur dengan suara orang-orang yang berusaha memadamkan api.

Syanas menoleh ke arah pintu. Api sudah merayap ke kusen, jalan keluar semakin sempit.

“Tunggu... ponselnya Gus!”

Dengan napas tersengal, ia menoleh ke meja kecil di sudut lain. Ponsel itu masih ada di sana, tapi untuk mencapainya, ia harus melewati kobaran api yang sudah mulai menghabiskan ruangan.

Syanas menggigit bibirnya. Antara nekat mengambil ponsel itu atau segera keluar sebelum semuanya terlambat.

1
Raisha Harahap
jgn lama2 up y kk🙏🤭♥️
merry jen
penbinor inn nie daffa
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
bagus Kahfi kamu harus tegas sama Daffa jangan sampai pebinor masuk dalam rumah tangga mu
merry jen
lhh ngpnn knu saktin nanas Krn perbuatan mmu daff ,,gk jls kmu hrsy kmu sakiti mmu Krn dh selingkh ,,
merry jen
selmtt selmtt kmu nanas wkkk,,
merry jen
kapok kmu Gus bini mu mskk yg gk pandai msk dsrh msk mkn tungku lgg 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️KLO gas di nyalii UD lhh klo tungku klo di tiup api y bs kmn mn blm lgg bkss nyalin api pkai ban bks kdg lupa suka matiin ,,truma x gus nyma bini mau melayang
Adinda
emang salah suamimu sudah tau gak ada kompor gak ada gas disuruh masak,syanas cuma bisa masak telur kahfi
Adinda
aku suka sama sifat Syanas
Adinda
bagaimana kahfi gak curiga panggilannya langsung ayang kalau panggilan mas kahfi mungkin suamimu gak curiga
Arw
ketawa guling2 saking lucunya..../Facepalm//Facepalm/
Hikari_민윤기
Kembang mawar kagem kanjeng author
Hikari_민윤기: aamiin ya Allah...
IG : Gledekzz97: Terimakasih, mudah²an rezekinya di lancarkan terus...
total 2 replies
Laila Isabella
gemes deh kamu syanas..pengen ku cubit2 pipi mu..kerjaan nya marah mulu..
Eva Karmita
kasihan nanas kangen bapaknya 🥺 ,, apa jgn" pak Dul ayahnya Mbah nanas 🤔🙄😅
Eva Karmita
tampa mereka sadari mereka sudah saling dekat dan membutuhkan 🥰😍
merry jen
lucuu bgtt mrkk niee
Eri
akhirnya up yg ditunggu-tunggu
dika edsel
ternyata gus kahfi juga manusia biasa kayak kita2 guys wkwkwkkk...,aku kira dia gk bakalan takut apapun eh ternyata...??
Hikari_민윤기
noh, tak kasih bunga lagi..
IG : Gledekzz97: Baik banget kakak satu ini 😍
total 1 replies
merry jen
lucuu bgtt psgnn inn ,,lgiann sapa gk tkt nanas dgn penampilan kmuu kyk bgtuu cb pkai sarungg mngkin ngkk terkejut tuu lakimuu ,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!