brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Namun teriakan dari wanita itu sama sekali tidak diperdulikan Yudha. karena dirinya, terus saja melangkahkan kakinya untuk memperbaiki semuanya. sungguh, dirinya tidak ingin kehilangan wanita yang sangat ia cintai itu. Sementara di belakang sana, Naomi masih saja mengejar laki-laki itu.
"Yudha tunggu!"teriak Naomi dengan suara temprengnya. namun hal itu sama sekali tidak diperdulikan oleh laki-laki itu. mereka telah sampai di parkiran. dan tanpa pikir panjang lagi, laki-laki itu segera melajukan kendaraannya untuk meninggalkan tempat itu.
"sial! kenapa semua menjadi seperti ini, sih?!"maki wanita itu Seraya menghentakkan kakinya karena merasa kesal.
Beberapa saat kemudian, wanita itu pun terdiam. tiba-tiba saja, muncul beberapa penyesalan yang berputar-putar di dalam otaknya. andai saja dirinya tidak gegabah untuk menemui Yudha malam ini, mungkin saja semuanya tidak akan seperti ini. toh mereka juga bisa melakukan kegiatan itu lain waktu.
Namun sekarang, penyesalan itu sudah tidak berguna. karena semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diulangi lagi. akhirnya, Naomi memutuskan untuk pulang ke rumah.
**
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Naomi pun telah sampai di depan rumahnya. dirinya sempat merasa heran. karena, merasakan suasana rumah yang sangat hening.
"kenapa suasananya sepi sekali?"tanya wanita itu menatap ke sekeliling bangunan megah yang ditempati oleh mereka semua itu.
" Bi, di mana semua orang?"tanya wanita itu pada asisten rumah tangga yang kebetulan lewat di depan matanya.
"eh, Nona Naomi sudah pulang. anu itu Non, bapak sama Ibu dibawa ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung."ucap sang asisten rumah tangga dengan suara hati-hati.
degh
Jantung Naomi, seakan ingin lepas dari tempatnya. saat wanita itu, mendengar penuturan dari asisten rumah tangganya itu. bahasa Jawa wanita itu merasa sangat takut jika Asmirandah dan juga Zidane telah menceritakan semuanya pada dua manusia paruh baya itu.
"aku harus segera ke sana."setelah mengatakan hal itu, wanita itu segera kembali masuk ke dalam kendaraannya dan melajukannya ke sebuah rumah sakit yang berada di kota itu.
Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpangi oleh Naomi seketika telah sampai di depan rumah sakit itu. dan wanita itu segera turun dengan langkah yang tergesa-gesa, telah memarkirkan mobilnya dengan aman.
"dek, bagaimana keadaan Papa sama Bunda?"tanya Naomi pada adik kandungnya itu.
Asmirandah yang sejak tadi menangis tersedu-sedu, ketika melihat ke arah wanita itu dengan tatapan yang sangat nyalang.
"mereka sudah baik-baik saja sekarang sudah berada di ruang rawat masing-masing."ucap Asmirandah dengan nada dingin dan juga ekspresi wajah yang sangat datar.
Tentu saja hal itu membuat Naomi yang melihatnya, seketika tersentak. karena selama mereka hidup bersama sebagai sebuah saudara, Asmirandah tidak pernah bersikap seperti itu. tangan Naomi terangkat hendak merangkul bahu adiknya itu. akan tetapi itu ia urungkan, saat Asmirandah kembali duduk di kursi tunggu ruangan itu.
Kemudian, wanita itu menatap ke arah Zidane yang masih berdiri di belakang dengan tatapan yang kosong dan juga hampa. perlahan tapi pasti, Naomi bergerak mendekati laki-laki itu hendak memeluknya.
Namun Zidane segera menghindar. dan langsung duduk di samping Tiara yang masih menenangkan sang sahabat. yang saat ini, telah berderai air mata.
Pada akhirnya, Naomi ikut duduk di samping sang adik. dengan sesekali, menatap ke arah wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
tap tap tap
Terdengar, suara seseorang melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri ke arah mereka. membuat Asmirandah, seketika menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Dan tak berselang lama, kepala wanita itu kembali tertoleh ke arah lain. saat mendapati, siapa yang datang.
"baby, tolong maafkan aku."orang itu segera bersimpuh di hadapan Asmirandah dengan sesekali mencoba untuk menyentuh tangan wanita itu.
Namun, dengan segera Asmirandah mendorong tubuh laki-laki itu agar menjauh darinya."tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. aku memutuskan untuk membatalkan pernikahan kita."ucap wanita itu dengan mengusap matanya yang mulai berair.
Tidak Sudi rasanya, jika dirinya kembali menangis tepat dihadapan para pengkhianat itu. Mendengar hal itu, Yudha yang berada di bawah kaki Asmirandah, seketika menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"tidak baby, tolong jangan perlakukan aku seperti ini."laki-laki itu mencoba untuk meraih tangan wanita yang sangat ia cintai itu.
Namun lagi-lagi, Asmirandah menepisnya."tolong jangan egois seperti ini. kau sudah berkhianat, tapi kau tidak ingin mendapatkan ganjaran atas apa yang kamu lakukan? hahaha lucu sekali kamu bung!"ucap Asmirandah dengan tertawa lepas. namun, tatapan wanita itu seketika menajam.
Yudha hendak meraih kembali tangan wanita yang ia cintai. namun hal itu segera terhenti, saat mendengar pintu ruang rawat itu terbuka dari dalam. dan Hal itu membuat semua orang yang ada di sana, seketika menoleh ke arah sumber suara.
"Papa, Bunda,"Asmirandah dengan segera menghampiri pasangan suami istri paruh baya itu dan langsung memeluknya dengan erat.
"kalian baik-baik saja?"tanya Asmirandah Seraya tak henti-hentinya mengecup punggung tangan kedua manusia paruh baya itu.
Chelsea dan juga Aaron yang melihat itu, seketika banjir air mata. mereka tidak menyangka, bahwa semua ini akan menimpa putri bungsu mereka.
"kau baik-baik saja sayang?"tanya Aaron dengan pelan dan juga tubuh yang sedikit lemah.
Karena memang laki-laki paruh baya itu memaksakan diri untuk menemui putrinya dalam keadaan kurang baik seperti itu.
"Papa tolong jangan seperti ini." ucap Asmirandah Seraya menggenggam tangan laki-laki paruh baya itu.
"tolong maafkan Bunda dan juga Papa. karena kami berdua, telah gagal menjadi orang tua yang baik untuk kalian."ucap laki-laki paruh baya itu kembali terisak.
Asmirandah dengan segera, langsung bangkit dan memeluk tubuh Papanya dengan sangat erat.
"tolong jangan seperti ini. ini semua, bukan salah kalian."tiba-tiba saja, Naomi berlari dan bersimpuh di depan kaki kedua orang tuanya.
Sementara Asmirandah, wanita cantik itu seketika melangkah mundur. karena entah mengapa, semenjak penghianatan itu. wanita itu, sama sekali tidak ingin melihat wajah para penghianat itu.
Sementara Chelsea dan juga Aaron, masih berada di tempatnya tanpa mengatakan sepatah kata pun. namun di dalam mata kedua manusia paruh baya itu, tersirat jelas aura kemarahan dan juga kekecewaan di dalamnya.
"apa salah Papa, sayang?"tanya Aaron dengan lemah. "bukankah kamu sudah memiliki kekasih? kalian sudah memiliki kekasih masing-masing, kan? tapi kenapa kamu melakukan ini? sejak kapan, Papa mendidik kalian menjadi wanita rendahan seperti itu?"Naomi seketika tercekat. saat mendapatkan pertanyaan-pertanyaan itu dari Cinta pertamanya.