"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Aku benar-benar tidak habis fikir, bagaiman mungkin kau bisa menyembunyikan fakta bahwa kau memiliki kekasih yang sangat luar biasa seperti Mr. Ares Aquielo!" Seru Becca diseberang telepon.
Ya,,, pada akhirnya Viona memutuskan untuk menghubungi wanita itu karena sudah merasa sangat bosan.
"Aku juga tidak habis fikir bagaimana ini semua bisa terjadi pada ku." Jawab Viona santai sambil menatap pemandangan kota Millan yang tampak indah dari kaca besar yang ada dikamarnya.
Aneh,,, hari sudah malam tapi ia belum mendapat gangguan apapun dari Ares sejak pria itu meninggalkan kamarnya tadi siang, atau lebih tepatnya setelah Viona mengusirnya.
Apa dia merajuk. Atau mungkin dia marah dan sedang mempertimbangkan niatnya untuk menjadikan Viona tunangannya. Pikir Viona, tapi apa pedulinya bukannya itu bagus, dia tidak perlu berdebat lagi dengan pria menyebalkan itu.
"Sejak awal aku memang sudah menduga kalau kau bukan orang biasa seperti ku, tapi kenapa kau malah memilih bekerja ditempat itu dengan jabatan yang rendah pula. Apa seperti itu cara kalian para orang kaya bersenang-senang?" tanya Becca.
"Sungguh awalnya aku memang berniat untuk bekerja dan mencari uang diperusahaan itu, karena sebelumnya aku tidak pernah memiliki uang dari hasil kerja kerasku sendiri." Jelas Viona jujur.
"Apa kau bodoh, kau punya kekasih yang hebat Viona, biar ku ingatkan sekali lagi. Minta saja pekerjaan yang layak padanya menjadi menejer atau apapun itu!" seru Becca tak habis fikir dengan apa yang sudah Viona lakukan.
"Sudah ku bilang aku ingin mendapatkan uang dengan kerja keras ku sendiri."
"Terserah lah,,, tapi kalau aku jadi kau aku tidak hanya akan meminta pekerjaan pada Mr. Ares, tapi aku akan langsung meminta sebuah perusahaan padanya, dan aku yakin tidaklah sulit bagi Mr. Ares untuk mengabulkan permintaan itu."
"Tidak sekalian kau minta saja satu ginjalnya." Canda Viona sambil tersenyum mendengar ucapan Becca barusan.
"Ah tidak,,, tapi mungkin aku akan meminta kedua ginjalnya saja."
"Kau fikir ia akan memberikannya?"
"Tentu tidak bodoh,,, tapi sungguh kau benar-benar beruntung Viona. Ah,,, aku jadi iri kenapa aku tidak terlahir secantik dirimu."
"Jangan bicara begitu, bagiku kau juga cantik." Hibur Viona.
"Menyenangkan sekali mendapat pujian dari orang yang cantik. Terima kasih Viona."
"Ya sama-sama, dan terima kasih juga sudah mau menemani ku lewat telepon karena sebenarnya aku sudah sangat bosan disini."
"Tidak masalah lagipula sekarang adalah jam istirahat makan siang jadi aku punya waktu untuk mengobrol denganmu."
Karena selisih waktu antara Los Angeles dan Millan, Italia sekitar sembilan jam, jadi meskipun kini ditempat Viona sekarang sudah jam delapan malam namun ditempat Becca baru jam dua belas siang.
"Ah aku baru ingat ingin menanyakan hal ini padamu, lalu bagaimana dengan pekerjaanmu disini, apa kau tidak akan kembali lagi?" tanya Becca terdengar sedih.
Sebenar Viona juga belum tahu akan kelanjutan nasibnya setelah ini bagaiman jadinya.
"Entahlah,,, kita lihat saja nanti." Jawab Viona ragu.
"Ah bodohnya aku, sudah pasti kau tidak akan kembali. Bagaimana bisa kau tetap bekerja disini sedangkan statusmu kekasih dari pengusaha paling terpandang, kurasa nyaris semua orang mengenal siapa Mr. Ares."
"Kau terlalu berlebihan Becca, akan ku usahakan untuk kembali bekerja disana karena aku lumayan menyukai pekerjaan itu. Dan kau,,, kuharap kau tidak membicarakan tentang hal ini pada orang-orang dikantor!"
"Tidak akan, aku juga tidak suka keributan. Lagipula tidak ada yang akan percaya juga kalau mereka tidak melihat langsung dengan mata kepala mereka sendiri."
"Kuharap apa yang kau katakan benar Becca."
***
"Tuan sudah cukup, saya akan dimarahi oleh Nyonya besar kalau membiarkan anda seperti ini!" Seru Noah sambil memahan gerakan tangan Ares yang ingin mengambil satu botol Vodka Lagi untuk dia minum, padahal pria itu sudah tampak tak sanggup lagi untuk minum.
"Noah jangan ganggu aku atau kau ingin kehilangan pekerjaanmu sekarang!" ancam Ares tak suka akan tindakan Noah yang dianggap nya terlalu mengatur dirinya.
"Kalau saya membiarkan anda seperti ini, saya juga akan tamat karena kemarahan Nenek anda Tuan. Jadi tolong mengertilah." Mohon Noah sambil menjauhkan botol minuman itu dari tuannya yang sudah benar-benar mabuk itu.
"Ah wanita tua yang pemarah itu memang benar-benar menyebalkan. Dia masih saja sibuk mengatur kehidupan ku padahal sekarang aku sudah dewasa menyebalkan sekali bukan Noah." Adu Ares sambil menampakan tampang memelas pada Noah.
"Iya Tuan, maka dari itu ayo kita kembali kehotel sebelum anda mendapat masalah karena ketahuan mabuk-mabukan sampai teler seperti ini." Ajak Noah sambil berusaha meraih tangan Ares yang langsung ditepis pria itu.
"Hentikan jangan sentuh aku, aku bukan gay!" seru Ares cukup nyaring sehingga membuat beberapa orang yang ada dibar itu menoleh kearah mereka.
Dengan kaku Noah tersenyum kearah mereka, lalu menjelaskan kalau sekarang bosnya itu sedang meracau karena terlalu mabuk.
"Tuan ini saya Noah, mari kita pulang sekarang." Ajak Noah lagi dengan sabar, kali ini dia tidak menyentuh Ares secara langsung takut pria itu kembali meneriakinya lagi.
"Ah,,, Noah itu kah nama mu jelek sekali, aku punya saran nama yang bagus untuk mu bagaimana kalau namamu jadi Angelina saja." Racau Ares sambil terkekeh pelan setelah menyebut nama buatannya itu.
"Maaf Tuan saya laki-laki dan nama itu tidak cocok untuk saya, itu nama untuk anak perempuan," ucap Noah sabar.
"Ah kau seorang pria ya, kalau begitu pergi sana aku bukan gay, aku tidak suka pria dan aku akan segera bertunangan jadi berhenti merayuku."
"Sekali lagi saya katakan kalau saya bukan gay Tuan dan saya tidak sedang merayu anda, saya Noah Holand asisten pribadi anda!" seru Noah tampak kehilangan kesabarannya akibat ulah Ares.
"Ah Holand itu namamu ya,,, sebenarnya aku punya kenalan yang namanya Holand juga. Dia asisten pribadiku Noah Holand kurasa kalian cocok jadi teman."
Noah mengacak rambutnya frustrasi dia benar-benar benci kalau bosnya itu sudah mabuk begini karena sudah pasti akan merepotkan dirinya. Seperti sekarang misalnya.
"Tuan saya rasa kita harus segera kembali kehotel, karena Ms. Viona Rainer masih disana!" seru Noah.
"Darimana kau tahu nama calon tunanganku kau,,, apa kau seorang penguntit!" seru Ares tampak marah.
"Tidak Tuan,,, ini saya NOAH HOLAND ASISTEN PRIBADI ANDA!!!" seru Noah dengan nada yang cukup tinggi.
Ares tampak terdiam sejenak lalu kembali terkekeh geli yang langsung disambung gelak tawanya yang nyaring, sementara Noah hanya dapat menepuk jidatnya apa lagi yang akan tuannya itu lakukan sekarang.
"Jangan berbohong padaku Holand. Noah tidak setampan kau aku ingat betul wajahnya itu jelek!" ejek Ares sambil tertawa terbahak-bahak.
Sontak kata-kata terakhir yang dikeluarkan Ares sukses membuat Noah jengkel setengah mati, bisa-bisanya dia dibilang jelek.
"Tuan ayo kita pulang, apa anda tidak merindukan panda merah anda?" bujuk Noah lagi sambil membawa-bawa nama panggilan kesayangan Ares kepada Viona.
"Oh astaga aku baru saja ingat, kalau panda merah imutku sedang sendirian. Ah kurasa aku harus segera menghubungi Noah agar segera menjemputku sekarang!" Seru Ares panik sambil mencari sesuatu diatas mejanya.
"Apa yang anda cari Tuan?" tanya Noah bingung.
"Ponselku, sekarang aku harus menghubungi Noah agar asisten jelek ku itu segera menjemputku disini. Karena sekarang aku sudah sedikit mabuk, jadi tidak mungkin menyetir sendiri." Jelas Ares.
Ck,,, sedikit mabuk katanya.
"Saya bisa membantu mengantar anda pulang Tuan." Tawar Noah dengan kesabarannya yang nyaris habis.
"Oh kalau begitu terima kasih Holand, ck,,, Noah benar-benar tidak bisa diandalkan bisa-bisanya dia tidak ada disaat-saat seperti ini," gerutu Ares yang sukses membuat Noah merenggut kesal.
Bekerja dengan bosnya ini memang perlu kesabaran ekstra, karena saat sadar dia akan seganas beruang Grizzly, selalu marah dan mengamuk saat ada yang melakukan kesalahan. Dan kalau saat sedang mabuk seperti sekarang dia akan jadi orang yang sangat menyebalkan dan merepotnya tentunya.
Tapi itu semua tidak masalah bagi Noah karena meski pekerjaan nya cukup berat, gaji yang diterimanya juga tak main-main belum lagi kalau ia berhasil membuat bosnya itu senang dengan hasil kerjanya, dia pasti akan mendapat bonus yang tidak main-main dari Ares.
Contohnya saja tahun kemarin karena berhasil membantu Ares memenangkan Tender besar diDubai, Noah langsung diberikan bonus Apartemen mewah oleh Ares.
Ya... Begitulah semua pekerjaan pasti akan memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri bukan...