"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Sampai bandara Riri langsung mengambil kopernya lalu berlari masuk diikuti juga oleh Linda. Mereka mengejar waktu agar sampai tepat waktu. Saat melihat siluet Regos di tempat tunggu VVIP, Riri langsung menghampirinya.
"Huh...huh tuan kenapa anda tidak bilang dari kemarin kalau kita akan berangkat subuh begini?" Ucap Riri dengan nafas ngos-ngosan.
"Ya terserah saya dong mau berangkat subuh atau Dzuhur yang terpenting kamu harus siap, ayo kita naik pesawat dan jangan lupa bawa koper saya juga" Regos melenggang santai meninggalkan Riri dan juga kopernya di belakang.
"Linda aku pamit ya, kamu jaga diri baik-baik disini."
Setelah berpamitan dengan Linda, Riri langsung berlari menyusul Regos tidak lupa membawa koper Regos juga. Walaupun kesusahan akhirnya Riri bisa menyamakan langkahnya dengan langkah Regos.
"kamu itu jalannya terlalu lama seperti siput" ucap Regos sambil melirik Riri.
"Bukan saya yang jalannya lama tapi anda yang jalannya terlalu cepat hingga meninggalkan saya di belakang, dan apa-apaan ini? Kenapa juga anda menyuruh saya membawa koper anda, nih bawa koper anda sendiri."
Riri menggelindingkan koper Regos ke pemiliknya. Setelah itu Riri berjalan menyalip Regos. Dengan tidak siap Regos menerima kopernya lalu menyusul Riri dengan langkah tergesa.
Saat Riri baru saja masuk ke dalam pesawat dia langsung disambut oleh seorang pramugari cantik. Pramugari itu menyapa Riri dengan ramah. Saat masuk lebih dalam pada bagian pesawat, Riri tidak melihat penumpang lain. Tidak berapa lama Regos juga sudah masuk ke dalam pesawat.
"Kenapa kamu malah berdiri di tempat?" tanya Regos dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Dimana penumpang lainnya?"
"Tidak ada, di dalam pesawat ini hanya ada kita dan awak kabin."
"Bagaimana bisa?"
"Ya bisalah memang apa sih yang tidak bisa saya lakukan, cepat sana minggir kamu menghalangi jalan saya" Riri minggir perlahan.
Regos segera duduk lalu membuka laptopnya. Sedangkan Riri dengan canggung ikut duduk di samping Regos.
"Apa anda yang memiliki pesawat ini?" tanya Riri pelan.
"Hmm...ini memang pesawat pribadi saya, kenapa kamu terpesona dengan pesawat yang saya punya."
"Iya benar sekali, bagaimana anda bisa memiliki pesawat semewah ini?" ucap Riri terkagum-kagum.
Mata Riri mulai melihat kesana kemari melihat interior pesawat yang terlihat mewah dan berkelas. Regos puas melihat reaksi Riri yang kagum akan kepunyaannya.
"Kamu ingin tahu apa saja yang ada didalam pesawat ini? didalam pesawat ini salah satunya ada tempat tidur yang besar."
"Wah benarkah? Ada di mana tempat tidurnya aku pengen lihat" seru Riri penuh antusias.
"Ayo ikuti saya untuk melihatnya" Regos pun bangun diikuti oleh Riri.
Regos berjalan masuk lebih dalam pesawat. Saat berada di bedroom Riri lagi-lagi berdecak kagum.
"Wah ranjang ini mah muat untuk empat orang" Riri lalu duduk diatas ranjang king size.
"Ranjangnya juga empuk banget tuan, emm...tuan apakah aku boleh tidur disini?" tanya Riri dengan takut-takut.
"Ya boleh saja tapi ingat kamu jangan sampai merusak semua barang ya ada disini" ucap Regos penuh peringatan.
"Siap tuan, saya hanya ingin tidur saja tanpa mau mengobrak abrik semua ini" Riri langsung merebahkan tubuhnya begitu saja ke atas karena sudah tidak tahan.
Riri merasa bahwa ranjang itu memanggilnya untuk segera berbaring. Tanpa berusaha memejamkan mata, mata Riri langsung tertutup dan mulai ke alam mimpi tanpa menunggu lama.