Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berniat menggoda?
"Apa kau sudah mengisi absenmu?" Memasang wajah datar pada Danesh seolah tidak ingin menunjukkan jika ia hampir saja terpana dengan ketampanan Danesh.
"Oh itu..." Danes mengibaskan rambutnya di depan Calista hingga membuat Calista mengedipkan matanya. "Sudah." Jawabnya singkat.
"Ehm." Calista berdehem menetralisir keadaan.
"Bagus kalau begitu. Jangan sampai kau melupakan absensimu lagi!"
Danesh mengangguk dengan wajah tersenyum. Agh sial sekali. Melihat Danesh tersenyum kepadanya seperti itu membuat Calista tak dapat berdusta jika calon suaminya itu benar-benar tampan.
"Sekarang kembalilah ke kursimu!" Usir Calista.
Danesh tak langsung menjawabnya. Ia memperlihatkan senyuman smirk pada Calista yang tidak Calista ketahui bermaksud apa.
"Dia itu benar-benar." Gumam Calista setelah Danesh berjalan ke arah kursinya. Calista pun mengalihkan pandangannya dari Danesh agar tidak memikirkan sikap calon suaminya itu.
Harry yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik keduanya tersenyum miring. Entah mengapa ia merasa senang melihat perubahan sikap Danesh pada Calista yang tidak datar lagi.
"Ehm, kau terlihat senang sekali setelah menggoda calon istri." Bisik Harry di telinga Danesh setelah Danesh duduk di kursi.
Danesh mendelik. "Siapa yang menggoda?" Danesh menyangkal.
Lidah Harry berdecak. "Kalau tidak menggoda lalu kenapa kau mengibaskan rambutmu? Kau pasti ingin membuat Bu Cal terpesonan kepadamu." Tuduh Harry.
"Sialan. Kau benar." Danesh tersenyum smirk.
Harry ikut memperlihat senyuman smirk di wajahnya. "Kau pasti bisa menaklukkan hatinya!"
"Tentu saja. Tidak ada yang bisa menolak pesonaku." Yakinnya.
Tidak ada lagi percakapan di antara mereka saat Calista berpamitan keluar dari dalam kelas. Keduanya sibuk memperhatikan pergerakan Calista hingga tubuh Calista tenggelam dari balik pintu.
"Sempurna." Gumam Danesh setelah melihat tubuh belakang Calista. Tidak ada kekurangan sedikit pun yang Danesh lihat dari Calista. Wanita itu benar-benar spek bidadari untuknya.
*
"Hari ini dia terlihat aneh." Cerita Calista pada Rose saat mereka bertemu di lorong gedung B.
"Siapa yang aneh?" Tanya Rose.
Calista mengangkat kedua bahunya lalu melangkah meninggalkan Rose. Tentu saja Rose dengan cepat mengikuti langkah Calista dari belakang.
"Cal, siapa yang aneh? Ayo jawab aku!" Tanyanya mendesak.
"Dia. Calon suamiku." Jawabanya.
"Danesh?" Berucap sedikit keras hingga mendapatkan pukulan pelan dari tangan Calista di lengannya.
"Pelankan suaramu. Anak-anak bisa mendengar!"
Rose mengelus-ngelus lengannya. "Lagian tinggal bilang namanya saja ribet!" Gerutunya.
Calista tertawa lalu melanjutkan langkah.
"Jadi dia aneh kenapa?" Rose bertanya dengan berucap pelan. Takut suaranya akan terbawa angin ke telinga mahasiswa yang sedang berlalu-lalang di dekat mereka.
"Tumben sekali dia masuk lebih awal. Dan memperhatikan aku saat mengajar."
"Wah, wah. Kemajuan pesat. Baguslah kalau begitu." Komentar Rose.
Calista menganggukkan kepalanya. "Tapi aku tidak menjamin dia bersikap seperti itu sampai ke depannya. Bisa saja dia berubah. Kita tidak bisa percaya pada manusia. Apa lagi dia."
"Cal... dia itu memperlihatkan kebaikan untuk dirimu. Kau harus menghargai itu. Percayalah dia pasti akan berubah."
Calista tersenyum tipis. "Jika dia berubah tidak merubah apapun dalam diriku. Selagi tidak merugikan aku, silahkan saja dia mau bersikap seperti apa." Jawab Calista. Mencoba tidak ambil pusing dengan perubahan sikap Danesh tadi.
"Ya, ya. Semoga saja pria tampan seperti Danesh bisa meluluhkan hatimu yang sudah membeku, ya." Rose cekikikan setelah mengatakannya.
***
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua
🤔🤔🤔
mobil sport???