NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Aditya yang melihat Siska datang sontak terkejut dan berdiri dari duduknya.

"Kamu kenapa kesini?." Kata Aditya mendekat ke arah Siska.

"Aku mau jenguk sahabat aku lah, dia ka habis kecelakaan." Kata Siska sambil mengelap kacamata hitamnya.

"Dengan penampilan seperti ini." Kata Aditya menunjuk ke arah pakaian yang dikenakan Siska.

Siska memakai dress seks selutut berwarna merah, dengan stoking hitam, heels merah menyala dan disertai dengan make up yang sangat tebal.

"Ada yang salah SMA penampilan aku?." Kata Siska pada Aditya.

Daniel yang geram melihat keberadaan Siska, segera bangun dari duduknya dan mendekat ke arah mereka.

"Ngapain oo disini? Mau nyakitin Rani lagi?." Kata Daniel kesal.

"Heh Daniel dengerin ya, ini tuh bukan urusan lo." Kata Siska sambil mendorong bahu Daniel lalu pergi meninggalkannya.

Daniel tampak menyeringai melihat kelakuan dari Siska. Meski sudah di tahan untuk tidak masuk ke ruangan Siska tampak tak berubah pikiran dan tetap bersikeras ingin menjenguk Rani.

Siska segera masuk ke ruangan Rani.

"Ran kamu gapapa." Kata Siska berlari ke arah Rani.

"Aku gapapa ka." Kata Rani mengelus punggung tangan Siska.

"Siapa Ran, Siapa yang melakukan ini sama kamu?." Kata Siska.

"Aku nggak tau Ka, aku lupa semuanya." Kata Rani memegang kepalanya yang terasa nyeri ketika berusaha mengingat kejadian itu lagi.

Ketika Rani sedang berbincang dengan Rani mengenai kecelakaan yang dialaminya, Aditya dan Daniel tampak masuk dengan polisi yang menyelidiki kasus tabrak lari yang dialami Rani. Rani dan Siska yang melihat polisi masuk segera menghentikan percakapan meraka.

"Permisi Bu Rani." Kata petugas polisi mendekat ke arah Rani

"Iya pak." Kata Rani.

"Kami mohon maaf sebelumnya karena telah menganggu waktu istirahat Bu Rani, kami ke sini mau meminta kesaksian Bu Rani sebagai korban atas kecelakaan kemarin, apakah Bu Rani bersedia?." Kata petugas polisi.

"Iya pak, saya bersedia." Kata Rani.

Siska yang tadinya duduk di sebelah ranjang Rani berdiri mempersilahkan petugas polisi untuk duduk.

"Baik Bu Rani, ini mungkin akan sulit, jika Bu Rani belum mampu sebaiknya jangan memaksakan diri ya Bu."

"Katakan pada kami." Kata seorang petugas polisi perempuan.

"Apakah ketika ibu Rani mengalami kecelakaan, ibu melihat mobil yang menabrak ibu?." Tanya polisi.

"Tidak pak waktu itu saya sedang melambaikan tangan ke arah teman saya, setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi." Kata Rani.

"Baik ibu, Saya sudah melakukan wawancara dengan teman ibu." Kata Polisi.

Aditya, Siska dan Daniel tampak menyimak wawancara tersebut.

"Kami akan terus melakukan penyelidikan dengan sebaik mungkin, terima kasih atas waktunya ibu, kami permisi." Kata petugas dan dibalas anggukan oleh Rani.

Setelah petugas keluar, Aditya tampak mendekat ke arah Rani, dan menggenggam tangan Rani sambil memandang wajah Rani tanpa mengatakan satu patah katapun.

"Sialan mas Aditya." Bati Siska sambil menatap ke arah punggung Aditya.

Daniel yang merasa kurang nyaman berada di ruangan tersebut segera berpamitan untuk pulang.

"Ran aku duluan ya." Kata Daniel.

"Eh El, makasih ya kamu udah mau bantuin aku, maaf aku selalu merepotkan kamu." Kata Rani.

"Iya sama-sama Ran, kamu sama sekali nggak ngerepotin aku kok." Kata Daniel.

"El titip salam buat Om Gilang ya, bilangin makasih banget udah menyelamatkan hidup aku." Kata Rani dan dibalas anggukan oleh Daniel.

Setelah Daniel keluar, Siska tampak ikut berpamitan.

"Kalau gitu aku juga duluan ya Ran. Maaf aku nggak bisa lama-lama hari ini aku ada wawancara kerja." Kata Siska.

"Kamu mau kerja sis?." Kata Rani dan dibalas anggukan oleh Siska.

Siska adalah seorang anak yang benar-benar di manja oleh orang tuanya, Orang tuanya memberikan seluruh keputusan pada Siska putri kesayangan mereka. Secara orang tua Siska adalah orang yang terkenal pada bidangnya masing-masing. Ayahnya adalah seorang pengacara yang sangat terkenal dan ibunya adalah seorang kepala jaksa.

"Semoga berhasil ya wawancaranya." Kata Rani menyemangati Siska.

"Makasih Rani, aku duluan ya Ran, dit." Kata Siska sambil melangkah meninggalkan ruangan.

"Sayang, ibu dimana?." Kata Aditya menanyakan keberadaan Kasih.

"Bunda pulang mas, katanya mau beberes rumah dulu, nanti kesini lagi." Kata Rani.

"Emmm,,." Aditya tampak ragu.

"Kenapa mas? Kok ragu gitu." Kata Rani melihat ekspresi suaminya.

"Aku mau tanya boleh?." Kata Aditya.

"Boleh mas, mau tanya apa?." Kata Rani.

"Om Gilang itu siapa sih? Ayahnya Daniel?." Tanya Aditya.

"Iya mas, om Gilang itu ayahnya Daniel, dia dokter di rumah sakit mas."

"Sebenernya beliau sudah menjabat jadi direktur rumah sakit, jadi jarang menangani pasien secara langsung, beliau sudah mau menyempatkan waktu untuk melakukan operasi aku kemarin mas. Aku bersyukur banget karena beliau aku masih bisa disini sama kamu." Kata Rani.

Aditya tampak mengangguk mendengar perkataan Rani.

...----------------...

Setelah kurang lebih satu Minggu berada di rumah sakit Rania akhirnya diizinkan pulang hari ini.

"Ayo Mas." Kata Rani memanggil Aditya.

"Iya ayo." Kata Aditya.

Keduanya mengendarai mobil menuju ke rumah mereka.

Sementara itu, di rumah Kasih sedang sibuk memasak banyak makanan untuk menyambut kepulangan Rani.

"Siska kamu bisa bantu Tante?." Kata Kasih pada Siska yang tampak tak ada pekerjaan.

"Maaf Tante aku nggak bisa masak." Kata Siska.

"Gapapa sis, bantu Tante aja dulu. Nanti lama-lama jadi kebiasaan." Kata Kasih meyakinkan Siska.

"Sialan ni nenek-nenek, nggak bisa apa liat orang bahagia?." Batin Siska.

Dengan berat hati Siska mendekat ke arah dapur.

"Rani jadi pulang hari ini tan?." Tanya Siska.

"Iya sis, jadi." Jawab Kasih.

"Kamu tolong cuci ayamnya ya." Kata kasih sambil memberikan satu baskom penuh ayam."

"Ihh gimana Tante ini di apain?." Kata Siska tampak bingung.

Kasih dengan telaten dan sabar mengajari Siska cara memasak.

"Kalau kamu sudah menikah kamu bisa masakin buat suamimu."

"Belajar sedikit-sedikit." Kata Kasih sambil mengaduk makanan di depannya.

Keduanya selesai memasak dan menyajikan makanan di meja.

"Sialan ni tua Bangka, baju gue bau amis." Batin Siska.

"Banyak omong lagi ni orang." Batin Siska.

"Ran Tante mau bicara sama kamu bisa?." Kata Kasih menatap wajah Siska serius.

"Kenapa tan?." Kata Siska.

"Kamu duduk sini.' Kata Kasih sambil menyuruh Siska untuk duduk di sampingnya.

"Kenapa kamu numpang tinggal di rumah Rani dan Aditya?." Kata Kasih.

"Jirr gue di katain numpang?! ." Bati. Siska.

"Maaf Tante, Kasih bertengkar sama orang tua Sisak, jadi Siska bingung mau tinggal diaman." Kata Siska.

"Kamu bisa tinggal di rumah Tante kok, disana kan Tante sendiri." Kata Siska.

"Gak,, aku nggak mau." Kata Siska ketus.

"Apa?!." Jawab Kasih dengan anda tinggi.

Bersambung.....

1
thalexy
Siap ngeselin tapi lucu.
Akbar Cahya Putra
Penulis mengambil risiko dengan plot yang kompleks dan berhasil.
Lady_senpai
Cerita yang mampu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!