Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~15
"Silakan masuk nona!" ulang tuan Miller ketika Lily tak kunjung masuk ke dalam mobilnya.
Lily menatapnya sinis lalu kembali melangkahkan kakinya pergi, memang siapa pria itu berani memerintahnya diluar jam kerja namun tiba-tiba nampak dua orang berpakaian hitam menghalangi langkahnya kemudian ia pun berbalik badan dan rupanya ada dua orang pria lagi hingga membuatnya tak bisa pergi kemana pun selain patuh. Bosnya benar-benar licik karena setiap menghadapinya harus mengerahkan beberapa anak buahnya.
Akhirnya gadis itu terpaksa melangkah mendekati mobil tapi saat membuka pintu bagian depan tidak bisa karena dikunci jadi ia terpaksa membuka pintu penumpang dimana bosnya sedang duduk didalam sana, kemudian gadis itu pun segera naik dan duduk ditepi kursi memberikan jarak lebar terhadap bosnya itu.
"Apa yang anda inginkan?" ucapnya to the point sembari bersikap waspada.
Alexander menatapnya lekat, bibir gadis itu yang merah alami terlihat menggoda belum lagi wajah juteknya yang membuat adrenalinnya seketika naik.
"Berhentilah bekerja dan jadi wanita simpananku akan kuberikan 10 kali lipat dari gajimu!" ucapnya memberikan penawaran namun Lily langsung tersenyum sinis menatapnya, benar-benar pria ba ji ngan umpatnya padahal dua hari lagi bosnya itu akan bertunangan.
"Mohon maaf tuan Wilson yang terhormat tapi aku tidak tertarik dengan tawaranmu itu dan untuk kejadian waktu itu anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara kita, silakan mencari wanita lain yang mungkin tertarik dengan anda." balasnya lantas segera membuka pintunya namun tiba-tiba terkunci dan ini pasti ulah tuan Miller yang sedang duduk dari balik kemudi itu.
Mendengar itu pun Alexander langsung mengeraskan rahangnya, untuk kesekian kalinya ia ditolak oleh wanita yang sama padahal banyak wanita diluaran sana rela melakukan apapun untuk mengejarnya.
"Tuan Miller, bisa tolong buka pintunya? karena saya sudah tidak ada alasan lagi untuk berada disini," perintah Lily menatap asisten bosnya itu.
Tuan Miller pun langsung melirik bosnya dari kaca spion depannya dimana pria itu nampak menahan amarah karena keinginannya ditolak, lalu tanpa berpikir panjang ia melepaskan safety beltnya lalu segera membuka pintunya untuk keluar.
"Tuan Miller anda mau kemana? saya bilang buka pintunya!" teriak Lily yang berusaha membuka pintu namun tidak bisa.
Tuan Miller mengabaikannya dan memilih menutup pintunya dari luar karena ia juga tidak ingin membuat bosnya semakin murka saat ini.
Tak kehabisan ide, Lily pun segera beranjak ke arah depan untuk menekan tombol kunci agar pintunya terbuka namun tiba-tiba Alexander menariknya hingga kini berada dipelukannya dan tak menunggu lama pria itu pun langsung me lu mat bibirnya dengan sedikit kasar dan juga menuntut tak perduli gadis itu meronta. Lama sekali mereka berciuman dan saat udara di paru-paru keduanya mulai menipis pria itu pun langsung mengakhirinya namun ...
Plak!
Sebuah tamparan keras langsung mendarat di pipinya, sangat keras hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.
"Aku membencimu," Lily menatapnya murka lantas segera loncat ke kursi kemudi lalu segera keluar dari sana.
Melihat gadis itu kabur tentu saja tuan Miller langsung mendatangi bosnya. "Tuan, apa perlu kami mengejarnya?" ucapnya ketika melihat bosnya yang nampak menahan amarah, pipinya sedikit lebam dan tangannya pun mengepal.
"Jalan!" perintah pria itu dan mau tak mau tuan Miller pun masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya memberikan kode kepada anak buahnya agar tidak mengejar gadis itu lagi.
Kini tuan Miller mengendarai mobilnya berbalik arah dengan gadis itu pergi mengingat hari hampir petang dan bosnya pasti butuh istirahat setelah seharian bekerja.
Lily yang baru sampai apartemen nampak menangis, kenapa nasib buruk tak berhenti menimpanya dan ia menganggap semua yang ia alami karena karma buruk yang ditinggalkan oleh ayah kandungnya.
"Aku membencimu ayah, dimana pun kamu berada ku harap kamu merasakan setiap kesakitan yang ku rasakan," gumamnya bersumpah.
Meskipun sepanjang hidup ibunya tak pernah menjelekkan ayahnya tapi perbuatan pria itu yang tak pernah bertanggung jawab membuatnya sangat terluka.
...----------------...
Sementara itu disebuah mansion terlihat seorang pria paruh baya sedang menikmati cerutu di tangannya tersebut, posisinya menghadap ke perapian untuk menghangatkan tubuhnya.
"Bagaimana dengan barang-barang itu apa sudah berhasil dikirim?" ucapnya kepada putranya yang baru datang.
"Tentu saja sudah ayah dan semoga saja kali ini tuan Wilson takkan mengacaukan semuanya," sahut Xavier putra satu-satunya tuan Leonard musuh bisnis keluarga Wilson secara turun temurun.
Mereka memiliki beberapa bisnis yang sama dan itu salah satu yang membuat keduanya bermusuhan selain karena harga diri dan juga menjaga kehormatan keluarga tentu saja.
"Ku dengar pewaris Wilson akan bertunangan apa itu benar?" ucap tuan Leonard lagi karena berita tentang keluarga Wilson sangat cepat beredar.
"Benar ayah, Alexander Wilson dua hari lagi akan bertunangan." sahut Xavier membenarkan berita tersebut.
"Kalau begitu berikan dia kejutan!" perintah sang ayah sembari tersenyum sinis menatap api dihadapannya yang sedikit membesar itu.
"Baik ayah, oh ya anak buahku tadi sore mendapati tuan Wilson sedang memaksa seorang gadis masuk ke dalam mobilnya entah siapa gadis itu tapi ini tak biasa pria itu lakukan yang selama ini selalu menjaga nama baiknya dengan menghindari sebuah skandal." Xavier nampak menunjukkan layar ponselnya dimana sebuah rekaman video seorang wanita dipaksa masuk ke dalam mobil pria itu oleh keempat pengawal.
Tuan Leonard sedikit mengernyit ketika melihat wajah gadis tersebut namun pria itu langsung menggeleng, entah apa yang sejenak singgah dipikirannya.
Tak berapa lama nampak seorang pelayan datang membawa sebuah surat kabar yang diminta oleh tuan besarnya itu dan senyumnya pun langsung mengembang ketika melihat berita saham miliknya naik drastis akhir-akhir ini mengalahkan saham milik Wilson.
"Aku sudah menunggu lama untuk ini dan pengorbanan itu takkan sia-sia," gumamnya namun Xavier hanya diam mendengarkan tanpa mengerti maksud sang ayah.
Kini tatapan pria tua itu nampak kosong seakan pikirannya sedang berkelana membuka lembaran masa lalu yang menyakitkan.
Keesokan harinya ....
"Ada berita besar," ucap Nancy pagi itu ketika baru datang.
Beberapa karyawan pun langsung menatapnya tak terkecuali Lily dan juga Sarah yang juga baru datang, sebagai ratu gosip dan juga sebagai anggota grup para penggosip Nancy memang lebih cepat mendapatkan berita daripada karyawan lainnya.
"Kata tuan Wilson semua karyawan wajib datang ke pesta pernikahannya jika tidak maka akan mendapatkan hukuman," terang wanita itu membacakan pesan yang baru ia terima.
Semua orang pun nampak terkejut terlebih Lily yang sebelumnya berencana untuk tidak datang ke pesta pertunangan bosnya itu.
"Lagipula siapa yang tidak akan datang ya kan Ly? karena acara pak bos itu sangat kita nantikan, ngomong-ngomong jangan lupa nanti sore kita pergi berbelanja ya." ucap Sarah menanggapi dan Lily pun hanya mengangguk kecil, kemarin mereka memang tak jadi pergi mencari gaun pesta karena Sarah mendadak ada urusan.
Entah amalan apa yang sudah kamu lakukan Ly 🌚...
Hingga membuat duo ib-lis itu demen ngibul /Sob/...
Memangnya kagak engap /Drool/...
Lemaahhhh dirimu Lex gampang baper adek kecilmu /Sob//Facepalm/...
Bukan dengan wanita lain sih okayy2 saja 🤸♀️🌚...