Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
...Manusia adalah Ujian bagi Manusia Lainnya. Jangan heran ketika orang yang ada di sekitarmu pernah melukaimu. Ujian itu bisa datang dari siapapun, baik orang terdekat maupun yang jauh. Mereka bagian dari kehidupan yang Allah SWT hadirkan untuk saling menguji satu sama lain....
...Surat Al-Furqon ayat 20....
Sebagian manusia sebagai fitnah (ujian) terhadap sebagian yang lainnya. Yang miskin merupakan ujian bagi yang kaya dan sebaliknya, yang kaya adalah ujian bagi yang miskin. Anak dengan orang tuanya, pejabat diuji dengan rakyatnya, orang baik diuji dengan keberadaan orang jahat dan begitu seterusnya.
Tujuan Allah memberikan musibah adalah agar manusia menyesali dosa, bertaubat, berhenti dari kemaksiatan, mengevaluasi diri. Pelajaran yang bisa diambil dari semua musibah yang terjadi agar manusia menyadari bahwa peringatan, ujian dan hukuman karema dosa yang melampaui batas.
Ujian baik berupa keburukan maupun kebaikan sejatinya untuk meningkatkan derajat di sisi Allah.
Semua ujian dan cobaan yang diberikan justru menunjukkan adanya rasa kasih sayang Allah kepada hamba yang beriman.
"10 meter? satu meter saja aku tidak sanggup. Kamu mau aku mati jantungan gara-gara seperti ini." ucap Ervan. Pria itu tidak peduli walaupun mendapat respon pelototan.
"Aku hanya ingin bertanggung jawab atas yang terjadi di rooftop tadi. Salah? Kamu bisa tidak punya perasaan apapun pada pria manapun. Tapi kamu tidak bisa mencegah pria yang lain punya harapan lebih sama lawan jenis." Ervan terus celoteh.
"Kalau mau aku akan bawa kamu ke mama dan papa. Akan aku buktikan pada mereka aku tidak main-main." Dia baru menyadari kalau Dara sudah tidak terlihat lagi.
Dara memilih kembali ke ruang kerjanya daripada balik ke pantry. Sebisa mungkin dia menghindari Ervan. Matanya melirik sudah jam tiga lebih empat puluh menit. Artinya dia melewatkan sholat ashar tadi. Dia pun masuk ke kamar untuk mengambil wudhu. Sebenarnya di kantor ada mushola. Cuma dia malas berjalan jauh. Untung dia selalu bawa mukena dari rumah.
Dara baru saja menyelesaikan sholat ashar nya. Sejak kecil dia selalu di wanti-wanti oleh keluarganya.
"Apapun masalah hidupmu jangan pernah tinggalkan sholat. Ketika kamu berdoa kepada Allah, lakukanlah dengan sepenuh hati, dengan keyakinan bahwa apa yang kamu minta kepada-Nya akan dikabulkan. Berdoalah dengan penuh tawakal kepada Allah, maka kamu akan menemukan dirimu berada di sisi lain."
Ketika Dara sholat di ruangannya. Hendro pun mengajak Becca melihat aktivitas Dara.
"Kau tahu sewaktu dia satu tahun kerja disini. Aku pernah berharap jika ada anak laki-laki yang lain akan ku jodohkan dengan Dara. Dia sangat mandiri bahkan terlalu mandiri. Untuk anak dari kalangan keluarga seperti dia itu sudah keren. Kau lihat banyak anak dari kalangan atas yang suka bertindak seenaknya."
Becca mengakui apa yang di bilang Hendro benar adanya. Sewaktu dia menginap di rumah Dara, beberapa kali melihat gadis itu sedang mengaji sehabis sholat.
Becca merasa malu, di usia senja seperti ini dia masih malas-malasan untuk sholat. Sedangkan Dara masih menyempatkan membangunkan Becca.
"Aku sudah terlanjur berjanji pada Vero, Mas. Akan susah untuk di batalkan." ucap Becca.
"Apa kita minta pendapat Ervan saja? Aku tidak mau dia melakukan hal itu dengan terpaksa." kata Hendro.
"Terlambat, Mas. Besok pertunangan Ervan dan Nara. Biar mereka yang menjalani hubungan. Kita sebagai orangtua hanya mendukung untuk kebahagiaan anak." kata Becca.
"Tapi aku merasa Ervan tidak nyaman dengan Nara." tambah Hendro.
Dara baru saja hendak masuk ke dalam lift ada salah satu OB kantor yang memanggilnya.
"Non ada yang jemput di lantai bawah." kata Mas Eko OB di tempat dia bekerja.
Dara baru ingat kalau dia tidak bawa mobil. Akan tetapi dia tidak merasa ada janji sama siapapun.
"Jangan deh kalau pak Ervan." batinnya.
Dara sudah siap-siap untuk pulang ke rumah. Untuk saat ini dia hanya mau memenangkan diri di apartemen. Dia melewati tempat kerja Ervan. Ada pak Hendro juga di dalam sana. Sepertinya mereka sedang mendiskusikan hal yang penting.
"Dara, please, Ya. Tidak usah kepo, kamu sudah banyak masalah dan penyebabnya adalah dia. Jadi tolong tidak usah pusing urusan mereka." batin Dara.
"Ini pasti gara-gara ciuman tadi. Jangan-jangan udah ada jampi jampi nya. Sekelas Kinara aja bisa kepincut.
Et dah! Mending aku pulang deh. Lama-lama aku bisa ketularan gila." Dara terus berceloteh dalam hatinya.
"Kau pikir aku akan menyerah, Dara. Apa terjadi diantara kita di rooftop tadi adalah sakral. Kau mungkin merasa aku sudah merusak perasaanmu. Tidak! ini pertanda aku ingin mengikatmu ke yang lebih serius, Andara!" Pesan singkat dari Ervan.
"Nih, orang mau nya apa sih? Senang banget cari masalah. Senang banget menumbalkan aku untuk kepentingan dia." omel Dara.
Aku cuma mau mempertanggungjawabkan apa yang terjadi tadi. Kalau mau aku akan bawa kamu ke mama dan papa. Akan aku buktikan..."
"Diam!" pekik Dara.
Dara hendak memarahi Ervan tapi nyatanya memang tidak ada siapapun di sekitarnya. Dia merasa aneh dengan pikirannya barusan. Kenapa ucapan Ervan seakan menghantuinya.
"Ya Allah aku kenapa, ya? apa tadi doa nya kurang khusyuk ya." kata Dara lirih.
Dara mengerutkan dahinya. Dia semakin pusing dengan kelakuan Ervan tadi. Pria itu dengan santai menikmatinya bibirnya ketika dia tidak sadar. Bukankah itu pemaksaan.
Dara sudah tiba di lobby. Dia melihat seorang wanita sepantaran dirinya juga berjalan meninggalkan lobby kantor.
"Lintang!" panggil Dara.
Merasa namanya di panggil Lintang menoleh menyapa Dara.
"Dara, kamu kerja disini? Wah, aku pikir kamu ikut di perusahaan Oma Dewi atau perusahaan om Dawa." sapa Lintang.
"Bu direktur ngapain disini? Ada kerjasama kah di perusahaan ini?" Dara dan Lintang memilih duduk di salah satu sofa di lobby.
"Begini aku kan mau bantu promosi perusahaan om Darren yang di bidang Event organizer. Nah aku dengar kalau anak dari pemilik perusahaan ini mau menikah. Makanya aku mau tawarin kerjasama dengan mereka. soalnya kata Om Darren dia sudah mengajukan banyak kerjasama tapi masih sepi peminat." jelas Lintang.
"Eh, kamu sama kak Harry gimana sih?" tanya Dara.
"Eh, maaf, Dara. Aku harus pulang. Soalnya Alexa mau lamaran malam ini. Nanti kalau dia nikah aku kabari." Lintang langsung pamit dari hadapan Dara.
"Nah, kan baik Lintang maupun kak Harry kalau di tanya status hubungan mereka pasti gini jawabnya." ucap Dara setelah Lintang menghilang dari pandangan.
Dara berbalik tampak pria tampan berdiri di dekat mobil. Pria itu langsung mendatangi Dara.
"Kakak tidak usah repot-repot jemput aku." kata Dara.
"Mama dan Papa juga Keyla sekarang ada di rumah Tante Vira. Mereka ingin bertemu sama kita berdua." kata Rafael sambil membuka pintu mobil.
Dari jauh tampak sepasang mata menatap kebersamaan Dara dan Rafael dengan pandangan penuh arti. Tangannya mengepal erat.
"Setelah yang terjadi diantara kita tadi. Kamu dengan gampangnya mengumbar senyum pada pria lain."
...****...
...Hayoo ada apa keluarga Rafael di kediaman Oma Dewi....
...Pantengin terus ya kisah mereka....
Ayo mampir ke karya temanku di jamin mengandung banyak bawang.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰