NovelToon NovelToon
Gadis Desa Milik CEO

Gadis Desa Milik CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Meitania

Agnes Nugraha gadis remaja yang ceria dari keluarga sederhana memiliki paras yang cantik pertemuannya yang tanpa di sengaja dengan seorang pemuda kota yang ternyata seorang CEO suatu perusahaan besar di kota membuat hidupnya berubah.
Seperti apa? ikuti ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Agnes dengan apa adanya menunjukan dirinya membuat Radit semakin jatuh cinta. Aneh tapi itulah cinta sulit di terjemahankan. Karena libur semester akan segera usai Bunda pun akan kembali ke kampung. Agnes dan Manda akan mengantarkan Bunda Nining kembali namun Manda yang tak bisa jauh dengan Ikbal membuatnya sedikit uring-uringan.

"Kalo mau ikut boleh nanti mas jemput ya."

Begitu Ikbal membujuk Manda yang ingin ikut tapi tak mau berpisah dengan Ikbal. Semenjak hamil Manda memang lebih manja dengan suaminya. Sehari tak bertemu Ikbal Manda akan uring-uringan.

"Ya udah biar Agnes saja yang antar Bunda pulang nanti Agnes bisa pulang ke jakarta lagi siang jadi sore Agnes udah di sini lagi gimana?" Tawar Agnes mencari solusi.

"Tapi aku mau ke kampung juga." Rengek Manda.

"Sudah-sudah, nanti Bunda pulang naik travel saja. Kalian jangan berdebat. Nanti Kalian bisa pulang bersama jika kalian libur." Bunda Nining.

"Tidak."

"Jangan."

"Bunda."

Mereka bertiga pun dengan kompak memprotes. Bunda Nining menggelengkan kepalanya.

"Bunda akan tetap di sini sampai nanti Mas dapat libur." Putus Ikbal meninggalkan mereka semua.

"Ya sudah kalian istirahat sana. Nanti Bunda minta jemput Mba Tari saja. Biar toko tutup sementara." Jawab Bunda Nining bijak.

"Tapi Bun." Agnes.

"Tidak apa-apa. Kalian nanti kecapean habis nganter Bunda terus kuliah apalagi Manda sedang hamil begini." Bunda Nining.

"Ya Bun." Jawab Agnes bangkit dan masuk ke dalam kamarnya tanpa menegur Manda.

Setelah berpamitan dengan Bunda Nining Manda pun menyusul Ikbal di kamar mereka. Manda melihat Ikbal yang tengah menghubungi seseorang dan terlihat serius. Manda pun duduk di tepi ranjang dengan pandangan sendu. Ikbal hanya memperhatikannya saja tanpa menegur karena dirinya masih menerima panggilan.

"Kenapa?" Tanya Ikbal duduk di samping Manda setelah menyelesaikan panggilannya.

"Mas, aku egois ya?" Tanya Manda tiba-tiba.

Ikbal mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan Manda. Manda menghembuskan nafasnya kemudian mengalihkan tatapannya ke lain arah.

"Aku egois ya pengen pulang tapi pengen sama kamu. Aku ga bisa jauh sama kamu Mas. Padahal dulu kita LDR ya Mas." Manda.

Ikbal menghembuskan nafasnya.

"Sayang, itu hal wajar di lakukan ibu hamil karena faktor hormonal. Jika kamu ingin selalu dekat dengan pria lain itu mas akan marah tapi jika kamu ingin selalu dekat dengan Mas itu mas senang sayang." Ikbal.

"Tapi, Agnes sama Bunda tampak kecewa karena aku mau sama kamu terus." Manda.

"Tidak sayang. Mereka semua sayang kamu. Mereka tak ingin kamu kelelahan sehingga berakibat pada kehamilan kamu." Ikbal.

"Apa aku minta ibu sama Ayah aja ya datang ke sini Mas." Usul Manda.

"Boleh saja asal mereka sedang senggang. Jangan paksa mereka datang jika sedang sibuk ya." Ikbal.

"Iya Mas nanti aku coba hubungi Ayah." Manda.

Setelah sedikit lega akhirnya Manda tenang. Ikbal pun membaringkan tubuh Manda untuk tidur. Tidur sambil di peluk Ikbal adalah hal yang paling ternyaman bagi Manda sekarang.

Tengah malam Ikbal terbangun ingin mengeluarkan panggilan alamnya. Setelah keluar dari toilet Ikbal melihat gelas minum Manda kosong. Karena Manda suka terbangun dan kehausan akhirnya Ikbal memutuskan ke dapur untuk mengambil air minum.

Ikbal melihat ada orang duduk di ruang keluarga yang terlihat gelap. Ikbal mendekati orang tersebut yang ternyata Agnes. Ikbal melihat pipi Agnes yang basah karena lelehan air mata. Agnes tak menyadari ke hadiran Ikbal. Dirinya menangis tanpa suara.

"Nes," Panggil Ikbal. Namun tak ada respon sedikitpun dari Agnes.

"Agnes."

"Hah, eh, Kakak. Ada apa?" Agnes.

"Kenapa?" Tanya Ikbal duduk di samping Agnes.

"Ga ada apa-apa." Agnes.

"Kok agnes melamun?" Ikbal.

"Hah! Siapa yang melamun?" Bukannya menjawab Agnes malah balik bertanya.

"Ada masalah? Mau cerita sama Kakak?" Ikbal.

"Ngga ada Kak. Tadi kebangun haus terus pengen duduk di sini aja gitu." Agnes.

"Beneran Kak. Ayo kita tidur lagi." Ajak Agnes.

Ikbal menurutinya walau Ikbal tau ada yang Agnes tutupi darinya. Keesokan harinya Agnes dan Bunda Nining tengah asik di dapur menyiapkan sarapan. Manda yang datang terlambat pun langsung ikut bergabung. Akhirnya mereka bertiga pun bekerja sama membuat sarapan.

"Selamat pagi Pak." Ikbal.

"Pagi. Apa aku mengganggu pagi kalian?" Radit.

"Tidak Pak. Kebetulan kami baru akan sarapan. Mari pak sarapan bersama." Ajak Ikbal.

Mendengar ada orang datang Manda pun segera melihat ke depan.

"Eh, Pak Radit. Mari sarapan bersama." Ajak Manda.

"Agnes. Ada Pak Radit nih." Manda.

"Pagi Bunda, Agnes."

"Pagi Kak."

"Pagi Nak Radit. Ayo sarapan bersama." Ajak Bunda Nining.

"Terima kasih Bunda."

"Nes, ambil piring lagi." Manda.

"Iya Kak."

Agnes pun mengambilkan satu set alat makan untuk Radit. Radit melihat ada raut yang tak biasa di wajah Agnes. Entah mengapa Radit ingin sekali membawa Agnes ke dalam pelukannya. Selesai menikmati sarapannya Radit pun segera mengutarakan maksud tujuannya datang.

"Maaf sebelumnya Kak Ikbal, Bunda, Kakak ipar. Sesuai rencana kita Bunda. Besok waktu yang kita sepakati untuk Bunda kembali ke desa. Saya yang bertanggung jawab membawa Bunda dan akan mengantarkan Bunda kembali dengan selamat."

Agnes menatap dalam Radit dan Radit menangkap tatapan mata Agnes.

"Tapi, ada sesuatu hal yang harus Radit selesaikan Bunda. Jadi, apa tidak masalah jika weekend nanti Radit mengantarkan Bunda?" Tanya Radit.

"Astaga, Bunda fikir ada apa. Sudah kalian tidak perlu risau. Nanti siang Bunda minta Mba Tari menjemput Bunda. Biar Bunda pulang dengan Mba Tari." Bunda Nining.

"Ngga bisa gitu dong Bun. Itu tandanya saya tidak bertanggung jawab. Walaupun saya lalai tidak bisa mengantarkan Bunda tepat waktu. Maaf sekali Bunda. Agnes dan yang lain pasti senang Bunda masih lebih lama di sini." Radit.

"Iya Bun. Bunda di sini saja ya. Manda juga udah minta Ayah sama Ibu buat ke sini jadi kita bisa kumpul dan Bunda bisa ikut pulang sekalian sama Ayah dan Ibu." Manda.

"Bagaimana Bunda?" Ikbal.

"Baiklah. Bunda ikut baiknya saja." Bunda Nining.

"Syukurlah."

"Dan untuk hari ini saya mau pinjam Agnes ya Bunda, Kak Ikbal." Radit.

"Boleh Pak Radit jangan sungkan dong. Boleh-boleh aja kok." Manda.

"Iya Pak. Boleh saja." Ikbal.

"Agnes ga ada acara kan hari ini nak?" Bunda Nining.

"Ga ada Bunda." Agnes.

"Ya udah sana siap-siap jangan bikin Pak Radit nunggu lama." Manda.

Agnes pun segera ke kamar untuk bersiap tanpa bertanya akan kemana mereka pergi. Agnes memilih dress selutut dan flatshoes dengan saling bag senada dengan flatshoes yang Agnes kenakan. Rambutnya Agnes biarkan tergerai.

"Yuk."

🌼🌼🌼

1
disney
radit jatuh cinta pandangan pertama dgn agnes, butuh gerakan satset sebelum di dahului yg lain
disney
karya baru semoga sukses thor..pak bagas naksir agnes ya hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!