Seorang Nona Muda tiba-tiba terbangun dalam tubuh anak seorang pembantu dan sopir. Langsung menghabiskan satu malam dengan seorang tuan muda yang membuatnya dikejar-kejar oleh pria itu.
Dari anak pembantu yang biasanya tidak tahu apa-apa dan hanya menurut saja jika disuruh, tiba-tiba berubah menjadi sangat arogan dan sulit dikendalikan.
Kepintaran dan kecerdikannya membuat para majikannya harus memutar otak untuk menghadapi perempuan yang tiba-tiba mengancam posisi dan bisnis mereka.
"Kita harus melakukan sesuatu Bu, atau perempuan itu akan melindas kita semua!"
Semua orang panik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Hari pernikahan
Tap tap tap...
Seorang penata rias bekerja di kamar Heriyani, penata rias perempuan itu melakukan pekerjaannya dengan hati-hati untuk membuat sang pengantin hari itu terlihat lebih cantik dan tidak memiliki celah sedikitpun.
Seorang pelayan pribadi Heryani duduk di samping Heryani sambil berbicara, "Vanessa dan keluarga nya pergi hari itu juga, membawa semua barang-barang mereka, bahkan termasuk komputer yang diberikan oleh Tuan. Selain itu, mereka membawa semua barang-barang yang seharusnya ditinggalkan di rumah itu karena bukan barang milik mereka. Sekarang paviliunnya jadi sangat kosong."
"Baguslah Mereka pergi," kata Veronica yang muncul dari balik pintu kamar.
"Tapi kemana Mereka pergi? Mereka tidak punya uang untuk,,, apa jangan-jangan mereka membawa komputer itu untuk dijual supaya bisa menyewa rumah atau biaya pulang kampung? Dasar orang-orang miskin, tidak tahu menghargai pemberian orang lain," gerutu Heryani.
"Makanya itu, mereka tidak cocok untuk terus berada di rumah ini. Hanya ayahmu saja yang terus keras kepala menahan mereka. Ngomong-ngomong kenapa rambutnya dibuat sederhana seperti ini? Aku ingin kau terlihat lebih mewah dan elegan," gerutu Veronica memperhatikan tataan rambut putrinya yang tampak sederhana menggunakan mahkota paling kecil yang tersedia di tempat itu.
"Aku suka yang sederhana seperti ini Bu," kata Heryani .
"Apa?" Veronica mengerutkan keningnya sambil melihat mahkota yang masih tersisa di raknya.
Veronica pun mengambil salah satu mahkota yang memiliki berlian paling banyak lalu memperlihatkannya pada putrinya, "Bukankah ini jauh lebih bagus? Kau akan segera menjadi istri dari pria kaya raya, jadi harus memperlihatkan pada Iwan kalau kau sesuai dengan posisi itu," kata Veronica yang tidak mau kalau Iwan masih membandingkan putrinya dengan anak seorang pembantu dan sopir.
"Hah,,, Ibu ini bicara apa? Itu berat di kepalaku, lagi pula mahkota kecil atau besar sama saja, tidak akan mempengaruhi statusku," kata Heriyani penuh percaya diri.
Pada saat ibu dan anak itu masih bertengkar memperebutkan mahkota, seorang pelayan tiba-tiba berlari masuk ke dalam kamar.
"Orang-orang yang menjemput pengantin sudah datang," ucap pelayan membuat Heriyani langsung berdiri.
"Cepat selesaikan make up-nya!" Perintah Heryani.
"Baik," jawab sang penata rias langsung buru-buru menyelesaikan pekerjaannya.
Sementara Veronica mengambil sepatu dan gaun milik putrinya lalu mereka dengan buru-buru membantu Heriyani memakai gaun dan sepatu itu lalu terakhir menutupi wajah Heriyani menggunakan tudung pengantin yang dibuat lebih tebal agar orang-orang tidak bisa mengenali wajah Heryani .
"Kau tidak boleh membiarkan siapapun memeriksa wajahmu terlebih dahulu sebelum janji pernikahannya diucapkan!" Tegas Veronica kembali mengingatkan putrinya.
"Aduh,, Tentu saja aku tahu," kata Heryani yang kesal pada ibunya karena perempuan itu terus membicarakan sesuatu yang sudah pasti ia tahu.
"Baiklah, cepat bantu putriku mengangkat gaunnya turun ke lantai bawah!" Perintah Veronica pada para pelayan di sana hingga para pelayan dengan cepat membantu Heriyani mengangkat gaun perempuan itu hingga mereka turun ke lantai bawah.
Begitu tiba di lantai bawah, Heryani menghentikan langkahnya, "Kalian tidak perlu mengikutiku, Ibu juga tidak perlu mengikutiku. Iwan tahu kalau kita tidak menyukai pernikahan ini jadi akan aneh kalau ibu mengantarku sambil tersenyum," ucap Heryani yang tidak ingin orang-orang mencurigainya.
"Ibu mengerti, kalau begitu hati-hati putriku sayang, pastikan untuk menikah dengan Iwan! Pria itu berasal dari keluarga kaya raya dan juga tampan, kau tidak akan pernah menyesal menikah dengannya!" Kata Veronica memberi semangat pada putrinya.
Heryani mengangguk penuh percaya diri lalu melangkahkan kaki keluar dari rumah.
Begitu keluar pintu, dua orang pengawal yang berpakaian rapi telah menyambut Heryani dan membukakan pintu mobil Rolls-Royce phantom.
'Aku pikir dia akan menjemputku dengan Lamborghini, tapi ini tidak buruk juga,' ucap Heriyani dalam hati sambil melirik mobil-mobil yang mengiring mobil pengantin, semuanya ialah mobil-mobil mewah yang merupakan keluaran terbaru.
Maka Heryani berusaha menata suasana hatinya lalu menaiki mobil rolls royce phantom tersebut.
Setelah duduk dalam mobil, mobil pun melaju meninggalkan kediaman mereka menuju sebuah hotel yang sebelumnya telah disiapkan untuk acara pernikahan tersebut.
'Akhirnya aku akan menjadi istri Iwan. Pria tampan kaya raya dan pasti akan membuat iri semua teman-temanku. Mereka pasti akan mengomel panjang lebar kalau mengetahui aku sudah menikah diam-diam dengan Iwan,' kata heriyani dalam hati, Dia sangat bahagia.
Tetapi ketika mobil tiba di hotel, perempuan itu sangat terkejut saat ia melihat seorang perempuan lain yang memasuki lobby hotel sambil menuntun kedua orang tuanya.
'Kenapa anak pembantu itu ada di sini?' ucap Heriyani dalam hati sambil menatap Vanessa yang bersama kedua orang tuanya.
Yang menarik perhatian Heriyani ialah barang-barang yang dikenakan oleh keluarga Itu tampak mewah layaknya barang-barang dari keluarga kaya raya.
Selain itu, perhatiannya jelas tersita oleh kalung yang dikenakan oleh Jayanti, itu terlihat seperti kalung emas dan tidak mungkin itu kalung imitasi yang disandingkan dengan pakaian mewah.
Dan lagi, Vanessa berdandan sehingga terlihat lebih cantik dari sosok biasanya.
'Tidak! Bagaimana kalau Iwan melihatnya dan mengenalinya?' ucap Heriyani dalam hati, dia sangat panik.
