NovelToon NovelToon
Duda Pilihan Orang Tua

Duda Pilihan Orang Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:41.9k
Nilai: 5
Nama Author: my_el

Lavina tidak pernah menyangka akan dijodohkan dengan seorang duda oleh orang tuanya. Dalam pikiran Lavina, menjadi duda berarti laki-laki tersebut memiliki sikap yang buruk, sebab tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Karena hal itu dia menjadi sanksi setiap saat berinteraksi dengan si duda—Abyan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Lavina mulai luluh oleh sikap Abyan yang sama sekali tidak seperti bayangannya. Kelembutan, Kedewasaan Abyan mampu membuat Lavina jatuh hati.

Di saat hubungannya mulai membaik dengan menanti kehadiran sosok buah hati. Satu masalah muncul yang membuat Lavina memutuskan untuk pergi dari Abyan. Masalah yang membuat Lavina kecewa telah percaya akan sosok Abyan—duda pilihan orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my_el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duda 33

Lavina masih mencoba untuk diam, menahan rasa penasarannya saat Abyan membawanya memasuki area pusat perbelanjaan. Kedua alisnya menukik tajam, ketika dia masuk ke sebuah tempat makan yang ada di pusat perbelanjaan itu.

Kalau memang mau ke tempat makan, kenapa harus repot-repot merahasiakan darinya? Apakah Abyan sudah tertular kerandoman Aidan—adiknya? Semoga saja tidak, dia tidak mau menghadapi dua Aidan yang kerap kali menguji kesabarannya.

“Kita makan malam dulu, ya. Mas gak mau kamu dan adek sampek telat makannya,” ujar Abyan menjawab rasa penasaran sang istri.

“Aku kira Mas mau beli restoran ini buat aku,” sahut Lavina konyol, menghadirkan tawa renyah dari suaminya.

“Ngawur! Mas gak sekaya itu, Lav. Tapi, kalau kamu mau, Mas akan usahakan," balas Abyan menanggapi dengan serius.

Lavina sontak berdecak pelan. Bisa-bisanya suaminya itu tidak mengerti candaannya. “Mas gak seru. Aku Cuma asal nyeletuk padahal.”

“Loh! Beneran juga gak masalah. Tapi, gak bisa langsung sekarang.” Abyan kembali bersuara dengan sungguh-sungguh.

Kedua bola mata Lavina merotasi malas. “Udah lah! Ayo makan aja. Aku udah laper,” putusnya tak ingin memperpanjang.

Sepasang suami istri itu makan dengan diiringi obrolan ringan. Hingga tak terasa mereka telah menghabiskan waktu satu jam di tempat itu. Kemudian Abyan merengkuh pinggang istrinya dan membawanya mengelilingi tempat itu.

“Apakah kamu sudah lelah?” Abyan menyempatkan diri untuk menatap ke wajah sang istri sejenak. Memastikan wanita yang amat dia cintai itu dalam keadaan baik-baik saja. “Kalau iya, kita bisa lanjutkan besok saja.”

“Aku masih semangat. Apalagi udah makan barusan. Jadi, ayo lanjutkan kita mau ke mana,” jawab Lavina tanpa ragu dan binar mata yang meyakinkan Abyan.

Seutas senyuman Abyan tampilkan dan mengangguk. Pria itu kembali melanjutkan langkahnya hingga sampai di sebuah toko yang menjual segala perlengkapan bayi. Sontak saja Lavina mendongak untuk menatap suaminya memastikan bahwa tempat yang mereka tuju tidak salah.

“Mas.”

“Kita beli yang penting dulu saja, ya. Untuk baju-baju ataupun mainan, belinya menyusul saja. Kita ke sini untuk mengisi kamar Baby untuk sementara biar gak kosong. Tidak apa-apa, kan?” Abyan memberikan tatapan teduhnya. Selalu saja mengutamakan kenyamanan dan persetujuan Lavina.

Jelas saja Lavina tidak menolak. Dengan tegas dia mengiyakan, meskipun dia sempat tak bisa berkata-kata dengan perlakuan Abyan yang tak pernah terpikirkan olehnya.

“Aku boleh milih bebas tempat tidur buat baby-nya?” Lavina mengutarakan pertanyaan dengan mata yang berbinar senang sekaligus penuh harap.

Mendapatkan tatapan seperti itu, bagaimana bisa Abyan menolaknya. Selagi dia bisa dan mampu, maka dia tidak akan melunturkan raut bahagia Lavina.

“Boleh, Sayang. Kamu bisa pilih yang mana saja. Asal utamakan fungsinya, ya, bisa?” Abyan tetaplah Abyan yang akan selalu bersikap lembut dan bijak dalam mengajari Lavina berpikir luas tanpa menghakimi. Dan Lavina sangat suka diperlakukan seperti itu.

***

Siang ini Lavina dengan terpaksa mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Abyan seperti biasanya. Sebab Luna mengajaknya untuk bertemu. Entah apa yang tengah terjadi dengan temannya itu sampai mengajaknya keluar dengan suara serak, khas orang yang habis menangis.

Tentu saja, dia meminta ijin lebih dulu ke Abyan sebelum keluar. Dia tidak mau terjadi kesalahpahaman lagi di rumah tangganya. Sebisa mungkin dia akan mengkomunikasikan semuanya kepada Abyan, begitu juga dengan sebaliknya.

“Lun, are you ok?” Lavina terkejut saat melihat penampakan Luna yang tidak serapi biasanya.

Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Luna memaksakan senyumannya yang malah terlihat menyedihkan. “I’m not,” jawab wanita itu tercekat.

Jawaban Luna sudah menjawab dengan jelas bagaimana kacaunya wanita itu. Tak lagi bertanya lebih. Lavina membuka tirai apartemen milik Luna, lantas duduk di samping sahabatnya itu.

“Kita makan dulu, ya. Gue yakin lo pasti belum ngisi perut entah dari kapan. Setelah itu, gue bakal siap menjadi pendengar,” ujar Lavina tegas nan lembut secara bersamaan. Lantas, memesan makanan melalui aplikasi pesan antar.

Sementara itu, Abyan yang sedang menikmati makan siangnya cukup terkejut dengan kedatangan Aidan di kantornya. Terlebih, adiknya tampak tak bertenaga. Seakan tak memiliki semangat hidup sama sekali.

“Udah makan?” Abyan memilih menahan rasa penasaran dan menanyakan hal yang dianggap sepele untuk orang-orang yang terkena masalah.

Gelengan kepala Aidan berikan sebagai jawaban. “Gak laper,” jawabnya singkat.

“Makan dulu atau kita bicara di rumah?” Ancaman yang terlontar dari bilah bibir Abyan berhasil membuat Aidan menurut.

Tak ada obrolan lagi di antara kakak-beradik itu. Mereka menghabiskan makanannya dengan pikiran masing-masing yang melanglang buana. Abyan dengan menerka-nerka atas apa yang terjadi dengan adiknya. Sedang Aidan yang sibuk merangkai kata untuk bercerita kepada kakaknya.

“Anj*ing lah! Tolol banget jadi orang,” maki Aidan dalam hatinya.

Kini sepasang adik kakak itu saling berhadapan tanpa bersuara. Abyan masih mencoba bersabar menunggu apa yang akan dibicarakan sang adik. Namun, hanya helaan berat yang dia dapatkan sedari tadi. Membuatnya ikut menghela dan akhirnya berdeham pelan memecah keheningan.

“Jadi, ada apa? Kenapa muka kamu lebam dan berantakan?” tanya Abyan tanpa basa-basi.

Di tempat lain, Luna sudah menangis meluapkan perasaannya di pelukan Lavina. Tubuh wanita itu bergetar hebat dan Lavina mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu dengan usapan lembut yang tak henti ia berikan.

“G–gue takut, Vin. Gimana ... gimana kalau—“ Perkataan Luna terhenti sebab wanita itu kembali meraung pilu.

Sebisa mungkin Lavina menahan rasa marahnya. Tidak terima dengan apa yang sahabatnya itu dapatkan. “Kita hadapi sama-sama, ya. Lo gak sendirian. Nanti gue minta tolong Mas Aby juga buat bantu semuanya. Yang penting sekarang lo tenang dan istirahat,” ucapnya pelan.

“Aidan, Vin,” lirih Luna lagi di tengah isakannya.

“Sstt ... Aidan biar Mas Aby yang urus.” Lavina berkata sekenanya, meski dia tidak tahu pasti Aidan akan datang ke suaminya saat ini. “Semuanya akan baik-baik saja.”

Berbeda dengan Lavina yang berusaha menenangkan Luna. Abyan kali ini tidak bisa menahan kesabarannya. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat hingga kukuh-kukuhnya memutih.

“Aidan harus gimana, Bang?” Yang lebih muda bertanya frustrasi.

“Tanggung jawab, apa lagi? Tapi, kita harus menemui pengacara dulu untuk berjaga-jaga,” jawab Abyan dengan tegasnya.

Aidan menghela napas panjang. Kakaknya yang bisa bersikap tenang dan lebih sabar saja sudah seperti ini tanggapannya. Bagaimana dengan ayahnya sendiri? Jelas dia akan dihajar tanpa ragu.

“Abang, gimana dengan papa dan mama?” tanyanya takut-takut, bahkan dia tidak berani menatap wajah kakaknya.

“Memangnya kamu mau mereka tahu masalah ini?”

*

*

Maaf ya telat up

Baru nyampek rumah

See you

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
aduh kalu sifat dewasa lav keluar bikin babang Aby tambah klepek klepek 🤭🤭🤭uuuh benarkah ada adik bayi otw 🤩🤩🤩
Vajar Tri
buahahahhahaha kalau nyonyah sudah berbicara maka mas Aby akan menurut ..... pintar nya ele ele 🤣🤣🤣🤣 kanjeng ratu tiada tandingan 🤭🤭🤭
Vajar Tri
mauuuuu banget Thor di tunggu up sama ya Ter Ter Ter baru 🤭🤭🤭🤭🤩🤩🤩🤩🤩semangatttt
Vajar Tri
selamat akhir pekan juga Thor 🥳🥳🥳 jangan lupa up nya di tambahin 🤭🤭🤭
Vajar Tri
buahahahahahahah ke gep pak boz... niat Lavina dinginin hati Aby biar 🔥 nya mati kok kayaknya malah tambah gede ya .... 🤣🤣🤣🤣 resiko Bunya istri blaem blaem kece ..... mas Aby sini aku kipasin sama kipas sate baru aku siapa tahu adem 🤣🤣🤣🤣
Sarah Sarah
god
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
Aby Meleng sedikit ajj istri nya udah ada yang nyamperin 🤣🤣🤣🤣 air air air siapin air buat Aby biar tenang 🤣🤣🤣 tapi siapa ya yang ngajak ngobrol 🤔🤔🤔
El: wkwkwk maklum istrinya selain cantik punya aura centil 🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
El: nanti siang yaa 😉
total 1 replies
Azizah az
mau dong mas 🤭🤭
Azizah az: mau up yg banyak 😁😁
El: hei mau apa ini 😭
total 2 replies
Vajar Tri
adu...du..Du Abang meleleh karna tingkah adek 🤣🤣🤣
El: wkwkw abyan lemah sama bininya 🤣
total 1 replies
Vajar Tri
ancaman ny bang mantaf ....biar gak jadi mundur aidan 🤭🤭😁😁 mana lagi atuh Thor up nya 🤭🤭
Vajar Tri
semangat membara 🔥🔥🔥Thor 🥳🥳🥳 lanjut kuy💃💃💃
Vajar Tri
Thor kau gantungkan lagi bikin aku tambah penasaran 🥳🥳🥳
Reni Anjarwani
lanjut
El
nanti malem yaa
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
ihh gemesss gemes gemes sama author up nya kurang 😁😁😁
Ana Isti
lanjut dong kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!