NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Dirga dan Juwita menuntun Rania untuk didudukkan di ruang keluarga. Dedi mengikuti mereka dari belakang.

"Rania kenapa? Kenapa Rania bilang begitu?"

Rania menangis,

"Mama yang bilang begitu, Pa! Mama bilang kalau Mama cerai sama Papa, Rania dan Raka mau ikut siapa?"

Seperti ada sembilu yang menyayat hati Juwita.

Dirga memeluk tubuh kecil Rania.

'Kamu memang selalu ingin bercerai dariku, May?' keluh hatinya sedih.

"Papa senang kalau Rania milih ikut Papa. Tapi kenapa Rania menangis?"

"Dirga?" Juwita berbisik lirih.

"Rania sedih kalau harus pisah sama Mama, Pa. Sama Raka juga."

Dirga menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Memang Raka milih ikut Mama?"

"Nggak tau." Rania mengangkat bahunya. Kelopak matanya yang bulat mengerjap.

"Jadi bener ya, Papa mau cerai sama Mama?"

Juwita mencoba mengalihkan perhatian Rania.

"Di depan banyak anak - anak bermain. Ada Anggia dan Wawing juga. Mereka teman Kamu, kan? Kamu main sana!"

Rania menatap Dirga. Dirga mengangguk,

"Ya, Rania main aja. Nggak usah mikirin yang pusing - pusing. Itu urusannya orangtua."

"Tapi, Pa.."

"Kalau Rania ikut mikirin, Rania jadi cepat tua, deh. Mau kecil - kecil udah tua?" Rania menggeleng cepat.

"Tapi jangan sampai malam banget, ya. Jam 9 udah pulang. Ya udah sana!" Dirga tersenyum. Rania berlari keluar.

Juwita dan Dedi yang dari tadi berdiri melihat adegan ayah dan anak ikut duduk mengapit Dirga.

"Nak, memang sebaiknya begitu." ucap Dedi.

"Begitu bagaimana, Pak?"

"Ceraikan istrimu."

"Pak?" Juwita menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

"Aku nggak ingin bercerai." ucap Dirga setengah mengeluh.

"Aku juga tidak sudi punya menantu seperti itu. Jualan uang? Rentenir namanya! Kamu tau apa itu rentenir di mata Allah?"

"Itu karena Aku nggak bisa memenuhi kebutuhannya, Pak." Dirga masih berusaha membela istrinya.

"Masih banyak orang yang lebih susah dari Kalian tapi nggak ada yang seperti istrimu."

Dirga menunduk.

"Kalian itu sedang dapat teguran dari Allah. Dulu Kalian hidup terlalu berfoya - foya. Nggak mikirin ada tetangga Kalian yang kelaparan. Eh, sekarang makin menjadi. Dikasih susah bukannya taubat, introspeksi, malah menyalahkan yang di Atas!"

Mata Dirga berkaca - kaca. Dari dulu ia memang selalu memanjakan istrinya itu. Apapun keinginan Maya berusaha ia penuhi. Bukankah itu memang anjuran rasul? Muliakan istrimu, maka Allah akan memuliakanmu.

Tapi ambisi Maya untuk menjadi sosialita memang sangat besar. Kesuksesan suami dianggapnya tidak pernah ada akhirnya.

"Ada keluarga miskin di ujung jalan rumahmu itu. Apa Kamu pernah memberi mereka makan meski hanya sekali saja?" Dirga tertegun. Bahkan ia tidak mengetahui keberadaan tetangganya itu.

"Kenapa dulu Bapak tidak menegur Kami, Pak? Kenapa?"

"Kalian sedang buta saat itu. Apa yang Kalian jawab saat Bapak bilang berhentilah belanja - belanja nggak jelas, sementara ada orang yang nggak bisa belanja hanya buat makan, berhenti jalan - jalan ke luar negeri, berhenti mengikuti pesta di sana - sini. Berhenti! Tapi apa jawaban Kalian? Terutama istrimu!"

Dirga menarik rambutnya ke belakang dengan airmata yang mulai menggenang.

Juwita mengusap bahu putra kesayangannya itu.

"Ini uang ya uang Kami, Pak. Nggak minta sama Bapak. Kenapa Bapak jadi ikut ngurusin?" itu yang pernah dikatakan Maya tanpa Dirga menegurnya sama sekali.

"Lalu bagaimana?" keluh Dirga pasrah.

"Ceraikan istrimu."

"Pak?" Juwita merasa cemas. Dirga sangat mencintai istrinya itu.

"Tinggalkan wanita yang akan menyeretmu ke neraka."

"Pak?" airmata Juwita mengalir turun.

"Masih banyak perempuan lain yang mau menjadi istrimu. Ceraikan Maya!"

Dirga hanya diam dalam kepedihannya.

********************

"Ini kunci Villanya, Pak. Kalau ada perlu boleh telpon Saya." pria tua itu membungkukkan tubuhnya sebelum berbalik dan pergi meninggalkan mereka.

Maya hanya diam saat laki - laki yang menjemputnya tadi membuka pintu Villa dan mengajaknya masuk.

Laki - laki itu menggandengnya masuk karena Maya hanya diam terpaku menatap ke dalam ruangan.

"Mana yang lain? Kok cuma Kita berdua, sih?"

"Belum datang, kali!" jawab laki - laki itu cuek. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa.

Maya memilih berjalan - jalan di ruangan yang luas itu.

"Ger, Kita lihat - lihat ke dalam, yuk?" pintanya saat mulai merasa bosan.

"God idea!" laki - laki itu, Gerry, melompat dari posisi duduknya.

Mereka berjalan masuk ke dalam. Hanya ada 3 kamar dan 1 kamar mandi. 1 ruangan dengan meja barnya, 1 ruangan seperti dapur tapi tidak bersekat.

"Kok kamar mandinya cuma 1, sih? Aku malas antri." keluh Maya.

"Ya nggak usah mandi." kelakar Gerry. Maya memperlihatkan wajah masam.

"Nggak lucu!"

"Siapa yang lagi ngelucu?"

"Kamu! Masa' Aku disuruh nggak mandi? Bau, dong!" Maya cemberut. Gerry tertawa.

"Kita lihat aja kamar - kamarnya, barangkali ada yang ada kamar mandinya."

Maya mengangguk. Mereka mulai menjelajahi kamar demi kamar.

"Yang ini ada kamar mandinya!" teriak Maya senang.

"Aku di sini aja!" serunya lagi.

"Lihat dulu kamar yang lain, barangkali lebih bagus."

"Ngapain bagus, kalau nggak ada kamar mandinya? Ogah ah! Aku di sini aja." Maya bersikeras.

"Sama Aku, 'kan?" canda Gerry.

"Nggak, lah. Aku sama Yuli."

"Dewi?"

"Dia pasti sama Riki. Dia kan suaminya!"

"Aku bukannya suami Kamu, ya?" Gerry membelai rambut Maya. Pipi Maya memerah.

"Belum resmi!" katanya dengan nada merajuk.

"Aku nggak peduli." sungut Gerry. Tangannya berpindah membelai wajah Maya. Meraba bibirnya yang begitu sensual. Nafasnya tiba - tiba terasa berat. Apalagi Maya terlihat pasrah dan membiarkannya melakukan itu.

Wajah mereka mendekat, lebih dekat lagi dengan dada yang terasa bergemuruh.

Bibir mereka mulai menempel,

"Mayaa! Gerry..! Kalian di mana?" terdengar teriakan dari ruangan depan.

Maya mendorong tubuh Gerry yang langsung mengacak rambutnya karena kesal.

"Selalu saja ada gangguan!"

Maya bergegas keluar dari kamar.

"Aku di sini! Kalian lama banget, sih!" gerutunya.

"Tau, tuh. Kita jadi ngikutin si Riki nyasar - nyasar!"

"Nyasar?"

"Itu sih map nya yang error." bela Riki.

"Kok bisa error? Bacanya aja yang nggak bener!" umpat Gerry. Map pakai disalahin.

"Udah! Yang penting Kita udah sampai ke sini. Ayo, Kita bagi kamar." ujar Dewi. Maya bergegas masuk dan menunjuk kamar yang dipilihnya.

"Aku di sini sama Yuli." Yuli tersenyum dan mengangguk. Dewi mulai memasuki kamar demi kamar.

"Aku di sini." putusnya menunjuk kamar yang terletak paling ujung.

"Berarti Kita di sini." Gerry nyengir pada Rangga. Tidak ada pilihan lain. Rangga mendekati Yuli dan membisikkan sesuatu.

"Kasihan, nanti Maya sama siapa?" ia balas berbisik. Maya menatapnya.

"Jangan macam - macam deh, Ga! Yuli sama Aku. Kalian kalau mau mesra - mesraan kan bisa di rumah!" Yuli dan Rangga memang pasangan suami istri. Begitu juga Dewi dan Riki. Hanya Maya yang pergi bukan dengan suaminya.

"Nggak papa. Maya bisa sama Aku." ujar Gerry.

"Nggak! Aku nggak mau!" tegas Maya. Ia merasa malu kalau kelihatan terlalu bebas di depan teman - temannya. Di lain kesempatan itu lain lagi ceritanya.

"Iya. Biar Aku sama Maya." Yuli memelototi suaminya. Maya tersenyum penuh kemenangan.

"Ger, ambilin tasku, ya? Please.." Gerry menggaruk rambutnya sebelum mengikuti permintaan Maya.

********************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!