NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan yang tidak di sengaja antara gadis buta bernama Alana Maherwari, dengan seorang pria malah membawanya pada cerita romansa sekaligus awal dari kepahitan.
Siang itu sehabis ia menjual bunga di temani oleh anjing husky kesayangannya tiba-tiba tongkat kayunya mengenai sesuatu. Alana kira itu sebatang kayu namun tak lama terdengar suara melenguh seperti orang yang sedang kesakitan.
Setelah mengetahui itu adalah seseorang, Alana langsung membawanya ke rumah tanpa ia tahu latar belakang orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Di Balik Gesekan Cello

Deris mengetuk pintu sebuah apartemen mewah. Tak lama seorang wanita cantik membukanya. Deriz bisa melihat kalau wanita itu terlihat sembab.

"Kau!" ucap wanita itu.

"Yes beautiful, it's me" balas Deriz.

"Ada apa?" tanya wanita itu sembari melihat wajah Deriz dengan tatapan tidak suka.

Namun bukan Deriz namanya jika ia berlaku sopan. Ia masuk begitu saja kedalam unit apartemen wanita itu.

"Dimana Robin?" tanyanya pada Deriz.

"Sh*t damn! Sekarang disini hanya ada aku, kenapa kau malah bertanya soal Robin sialan itu?" kesal Deriz.

"Karena dia kekasihku!" balas wanita itu dengan tegas

"Dengar Laura, Robin sudah mati. Berhenti menangisi dia" ucap Deriz.

Wanita yang di ketahui bernama Laura Andrews itu langsung menggelengkan kepalanya tanda ia tidak percaya jika kekasih hatinya, Robin Defalco sudah meninggal.

Sebelum di katakan hilang, Robin sempat berkata bahwa ia akan berburu ke hutan. Sesudah itu sang kekasih tidak ada kabar sama sekali.

"Terimalah ini takdir dia dan kau tidak usah drama di hadapanku. Aku tahu kau hanya cinta uangnya saja kan? Kalau soal uang, jadilah kekasihku maka aku akan memberikan semuanya jauh lebih fantastis dari apa yang pernah Robin berikan padamu" tawar Deriz.

Sebenarnya apa yang di katakan Deriz tidak sepenuhnya salah dan tak sepenuhnya benar. Laura memang menjadikan Robin sebagai mesin ATM nya Laura juga sangat mencintai Robin. Namun jika Robin tiada, siapa yang akan memberikan Laura uang dan siapa yang akan membelikannya perhiasan dan barang-barang mewah lainnya.

"Pergi kau dari sini, aku sungguh muak melihat wajahmu" Laura mengusir Deriz dari unit apartemennya.

"Tak masalah malam ini kau mengusirku, tapi nanti aku pastikan kau akan merangkak di bawah kakiku dan kau dengan sukarela akan membuka pahamu lebar-lebar" ucap Deriz.

"Dan ingat Nona Laura yang binal ini tak akan bisa bertahan lama tanpa adanya uang untuk bersenang-senang! Selamat malam dan pikirkan tawaranku" ucap Deriz lalu keluar dari unit apartemen Laura.

Sesudah pulang dari apartemen laura, Deriz segera pergi ke rumah orang tuanya.

"Ingat pulang juga kau rupanya?" tanya seorang wanita paruh baya yang sering di panggil Madam Eve. Eve Lorena nama aslinya.

"Maafkan aku Bu! Bukannya aku tidak pulang. aku hanya sedang terlalu bahagia memiliki apa yang Robin miliki" balas Deriz.

"Apa kau sudah bisa mematikan kalau dia sudah mati? Apa kau juga sudah menemukan jasadnya?" tanya Madam Eve.

"Belum, namun aku yakin kalau dia sudah mati tertembak dan jasadnya sudah di makan binatang buas" jawab Deriz dengan yakin.

"Jangan bilang kau yang merencanakan pembunuhan kakakmu?" suara seseorang yang tiba-tiba muncul dan bergabung dengan ibu dan anak itu.

Deriz diam!!!!!!

"Jawab!" desaknya.

"Iya Pa, akulah otak di balik hilangnya Robin" Deriz akhirnya berkata jujur pada sang papa.

Plak!!!!!

"Pria itu langsung menampar wajah Deriz dengan sangat kencang.

" Arghhhhhh.....Baron Defalco stop, jangan sakiti putraku" pekik Madam Eve.

"Kenapa kau bisa lakukan itu pada kakakmu, bajingan?" Kesal Baron.

"Sejak kapan Papa peduli padanya? Bukannya selama ini kau juga menginginkan harta dan perusahaan dia? Dan ingat Pa, Robin kakak tiriku" pekik Deriz.

"Tapi tidak seperti itu caranya" balas Baron.

"Lalu seperti apa caranya? Membujuknya atau bagaimana? Papa tahu sendiri Robin orangnya seperti apa?" kesal Deriz.

Baron terdiam sejenak, otak liciknya sedang berpikir untuk kebaikan dirinya sendiri. Tak ada raut kedukaan pada wajahnya setelah mengetahui bahwa Putra tertuanya hilang bahkan dalang dibalik ini semua adalah putra keduanya.

"Perusahaan Robin otomatis akan Papa pegang" ucap Baron membuat Deriz dan Madam Eve melongo seketika.

"What the fu*k.....?? Papa bilang ingin menguasai perusahaan Robin? Oh tidak, Papa jangan mimpi karena aku semua yang menjalankan. Jika tidak dengan rencanaku maka Robin masih hidup sampai sekarang dan susah untuk dikalahkan" balas Deriz.

"Kamu itu masih terlalu muda Nak! Perusahaan sebesar milik Robin harus berada pada tangan yang tepat dan orang itu adalah Papa" ucap Baron.

"Tidak bisa! Semua itu sudah jadi milik Deriz. Kau hanya ongkang-ongkang kaki dan hanya ingin tahu hasilnya, kau tidak berjuang dalam hal ini" ucap Madam Eve.

"Aku tak peduli, pokoknya perusahaan itu harus aku yang pegang" balas Baron.

"Sekali tidak tetap tidak! Aku yang menjalankan misi maka akulah yang akan menjalankan perusahaan dan semua kekayaan milik Robin. Tidak dengan Papa ataupun dengan siapapun" telak Deriz. Ia pun langsung pergi kembali meninggalkan rumah kedua orang tuanya.

Kini di rumah itu tersisa hanyalah sebuah pertengkaran dari sepasang suami istri itu.

.....

"Alana kau mau ajak aku ke mana?" tanya Vin.

"Di belakang rumah ini ada ruangan kecil tempat alat musik milik kakekku dan nenek disimpan. Jika sedang jenuh kami selalu bermain di sana" jawab Alana.

Vin menurut saja dengan ajakan gadis itu, dan tak lama mereka tiba di depan ruangan kecil tempat di mana disimpan alat-alat musik milik kakek Issac dan nenek Maya.

Alana lalu merogoh sesuatu dalam saku bajunya. Vin melihat sebuah kunci lalu Alana arahkan pada lubang pintu yang terlihat sangat usang.

"Biarkan aku yang membukanya" tawar Vin.

"Tak apa, aku sudah biasa membukanya" balas Alana.

Pintu itu pun terbuka memperlihatkan ruangan yang tidak terlalu besar dengan alat musik yang tersimpan rapi.

"Ayo masuk Vin!" ajak Alana.

Mereka berdua pun masuk kedalam ruangan itu.

Mata Vin menelisik setiap inci ruangan, dan alangkah terkejutnya ia melihat alat musik kesukaannya yaitu cello.

"Sudah lama aku tidak melihat cello! Mama, apakah aku sanggup melihat sesuatu yang pernah terlibat langsung dengan sosok dirimu" batin Vin dengan sendu.

"Vin, kau masih disini?" tanya Alana karena ia merasakan keheningan.

"Ya aku masih berdiri di sampingmu, Alana" jawab Vin.

"Kamu bisa memainkan alat musik, Vin?" tanyanya lagi.

"Bisa!" jawab Vin sedikit ragu.

"Benarkah?" tanya Alana dengan binar senang di wajahnya.

"Sungguh Alana! Sewaktu kecil aku pemain cello" jawab Vin.

Kakek Issac dan nenek Maya terkejut karena pintu ruangan yang menyimpan alat-alat musik terbuka. Mereka takut jika ada pencuri yang ingin menjarah barang-barang kesayangannya.

"Ayo nek, kita lihat" ajak kakek Issac.

"Ayo kek, nenek takut ada penjarah" balas nenek Maya.

Keduanya tergopoh-gopoh berjalan menuju ruangan itu namun ketika keduanya masuk, mereka melihat Alana dan Vin sedang bersiap dengan alat musik yang akan mereka mainkan.

"Ya ampun kalian! Nenek kira penjarah yang akan mengambil barang-barang" ucap nenek Maya dengan nafas terengah.

"Maaf nek, Alana yang mengajak Vin kemari" balas Alana.

"Karena kita sudah ada di sini, bagaimana kalau kita ber simfoni ria saja! Lagi pula kakek juga sudah lama tidak bermain musik" ajak kakek Issac.

"Alana, kamu yang bernyanyi seriosa, nenek yang menggesek biola, kakek yang bermain piano, sementara kamu Vin?" tanya nenek Maya.

"Aku bermain cello" jawab Vin.

Alana menyanyikan sebuah seriosa berjudul Fruhlingsstmen - Walzer , OP . 410 - Johann Sraus II .

Alunan merdu tercipta dari alat musik yang di mainkan. Suara Alana juga membuat seakan jiwa-jiwa terhanyut di dalamnya. Namun yang mereka tidak tahu, sepanjang cello yang Vin mainkan, maka sepanjang itu air mata Vin tak berhenti menetes.

1
Bivendra
koq gt sih mnt jd kekasih cm buat kuda²an terus dtggl kmdian hamil kan kasihan
Lembayung Senja: Robin baik kok....😢
total 1 replies
Suanti
cerita menarik, bagus mudah2an cerita nya ngak berbelit-belit 🥰🥰🥰🥰
Lembayung Senja: terimakasih Kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!