Pemuda tampan itu bukan siapa-siapa, sampai di mana ia ditemui wanita yang tiba-tiba menawarkan tiga juta hanya untuk ciuman bibirnya.
Sejauh Marco melangkah, tiada yang tahu jika di balik matrenya berondong itu, ialah pewaris tahta yang dibuang oleh ayah crazy rich-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 031
Allura dan Marco masih di Rumah Sakit. Ditemani para pengawal Rayden. Sesekali khilaf ingin berciuman, tapi, pengawal terus berdehem untuk mengingatkan mereka.
"Kamu terima aku?" tanya Allura.
"Boleh lah."
Allura menampar kecil pipi Marco yang seolah tidak mencintainya. "Lagi pula kalau tidak menerima, siapa yang mau dengan pemuda tak berburung seperti mu?"
Marco tertawa setelah itu. "Jadi kau terpaksa melamar ku karena kasihan?"
"Aku gila dengan ciuman mu, tatapan matamu, rayuan mu, senyuman mu, dan semua yang ada padamu."
Marco tersenyum- senyum salah tingkah mendengar jawaban Allura yang selama ini dikenal dingin dan acuh tak acuh pada pria.
...\=\=~©®™~\=\=...
Adab pendahulu masih dianutnya. Walau kata orang aneh, ribet, kebanyakan filosofi, tiada yang salah menjaga budaya, nyatanya norma yang diterapkan sangatlah penting untuk kehidupan sehari- hari.
Tidak perlu menunjukkan harga sepatunya, kendaraannya, bertamu akan lebih baik jika merunduk, dan itulah yang membuat Rayden memilih joglo khusus untuk menerima tamu- tamunya, miskin, kaya, tak ada yang spesial, semua sama rata di tempat itu pula.
Kaesang memang belum bicara langsung, tapi, agaknya Kaesang setuju- setuju saja. Marco menerima lamaran Allura begitu juga sebaliknya, Allura mau terima Marco dengan keadaan cidera.
Perlu waktu untuk sembuh total, dan Allura akan rawat kekasihnya sampai benar- benar bisa berjalan kembali seperti sedia kala.
Sudah lima bulan berlalu, perubahan belum begitu signifikan. Marco masih betah berada di kursi roda, hal yang tentu membuat Nuel semakin yakin jika Allura membohonginya.
Bohong perihal cincin berlian pertunangan yang dipakainya. Emmanuellson masih sering berkunjung ke tempatnya, meminta kembali.
Itulah sebabnya mengapa Silviana datang ke Cafe blackhole ini. Demi melabrak Allura yang sudah mencuri seluruh kebahagiaannya.
PH X-meria memecatnya, sejumlah stasiun televisi memboikotnya. Emmanuellson pun masih kekeuh menggugat perceraian.
Hancur, Silviana berteriak dari taksi hingga masuk ke dalam Cafe yang ramai. "Balikin suamiku, balikin karier ku, Allura buruk rupa!!"
Allura menghela napas, ini kali ke lima dia didatangi Silviana. Tujuannya hanya untuk memuaskan kegilaannya, tak ayal, obat- obatan yang dikonsumsi membuat wanita itu kehilangan rasa malu dan empati.
Kalau biasanya Allura hanya pergi tak meladeni, Natalie tak bisa lihat itu terjadi kembali, dan sekarang, bahkan Rahardian tak akan menegurnya seperti saat di Singapura.
Natalie yang berdiri menyambut, lantas menarik spontan rambut panjang Silviana untuk diperkuat geram. "Masih belum kapok kamu cari gara- gara di depan Natalie?!"
Histeris, Silviana meronta, setengah mabuk wanita itu mengamuk. "Aku tidak punya urusan dengan mu, Natalie!"
"Kami yang punya urusan dengan mu!"
Patricia maju untuk menarik rambut Silviana yang lainnya, dan itu membuat Allura berdiri untuk melerai mereka semua. "Sudah-sudah!"
Apa lagi, semua mata berpusat pada mereka, bahkan pihak cafe menegurnya. Tidak pantas, tempat ini bukan arena tinju dadakan.
Namun, agaknya Natalie masih geram pada Silviana dan terus menganiaya. Hidupnya sudah terlalu berat, dia perlu pelarian untuk amarahnya, kebetulan ada kepala Silviana.
Sekuat tenaga, Allura menarik Natalie hingga terlepas dari rambut Silviana yang tercabut rontok dan berserakan di tangan. Patricia kadung emosi, ia yang lalu melanjutkannya.
Allura lekas mendorong Natalie hingga terjatuh ke sofa, lantas menarik Patricia hingga terlepas dari Silviana. "Dasar sundal!"
"Sudah!" pekik Allura. ""Aku tidak mau kalian masuk penjara karena ini, ingat, sebentar lagi aku menikah dan kalian wajib menemani ku."
Natalie memutar bola matanya. "Ah, kenapa kau mengingatku, Allura?!"
Dua satpam mengamankan Silviana. Allura lantas ngeluyur keluar agar semua temannya ikut pulang. Tiba di parkiran, Allura lekas mendengus melihat sosok mantan suaminya.
Emmanuelle cocok sekali dengan Silviana, seperti semut dan gula. Di mana ada Nuel di situ ada Silviana. "Kamu mau jemput Silvia?"
"Ketemu kamu."
Emmanuelle mendapatkan informasi dari orang- orangnya, Silviana akan kembali mengacau dan dia akan lakukan seperti halnya sahabat.
Natalie dan Patricia hanya menyimak sambil mengunyah permen karetnya. Petantang petenteng di sisi mobil orang.
"Kamu tahu, sebentar lagi aku menikah, tidak perlu kamu menemui ku lagi." Allura benar- benar kesal, tapi dia masih berusaha paham posisi Nuel.
"Aku tahu kamu bohong." Emmanuellson tak pernah melihat Marco dari semenjak pulang lagi ke Jakarta. Allura hanya membohongi.
"Aku memang sudah bertunangan. Sebentar lagi kami menikah, dan kami baru akan mengundang saat acara besar digelar."
Emmanuelle terkekeh. "Ke mana orangnya? Dia tidak pernah bersama mu selama ini!"
Allura diam, dia tidak akan bicara jika Marco tengah ada di dalam perawatan. Nuel akan merasa lebih pantas dari pada Marco yang bahkan tak bisa berjalan hingga kini.
Emmanuelle tidak salah duga, kediaman Allura menyimpulkannya. "Marco tidak mungkin menjadi menantu keluarga Rain. Bukankah tahu keluarga mu selalu mencari menantu dari kalangan old money."
"Benar." Allura pastikan jika itu benar. Dan Emmanuellson harus tahu jika Marco juga berasal dari kalangan old money.
"Lalu apa lagi?!" tukas Nuel. "Marco tidak pantas untuk mu, Allura!" tegasnya.
"Sayang." Lelaki itu berdehem, pria tampan dengan jaket kulit hitam, tersenyum manis ke arah Allura yang ternganga seraya melotot.
Allura sendiri tak tahu, sedari kapan Marco tiba bahkan bisa berdiri gagah di hadapannya saat ini. Yah, kemarin bukannya Marco masih belum bisa menggerakkan kakinya?
Sekarang, pemuda itu mengulurkan sebuah kartu hitam bermotif tokoh- tokoh para wewayangan. "Undangan untuk mu, Mantan."
Emmanuellson bergeming. Terlebih, ketika dia buka undangan tersebut, memang tertulis nama kedua mempelai. Allura & El Marco.
Yang menjadikannya shock; nama dari ayah Kahl El Marco, Kaesang Narendra Wardhana yang berdiri di balik suksesnya perusahaan R-build group.
...Akan up lagi berikutnya.......
Astaga Marco 😅😘
Thor kasih jodoh terbaik untuk natalie
kau tau dian saat wanita tersakiti mungkin mudah untuk memaafkan tapi sulit untuk melupakan.
dan kata2 itu sudah terpatri di hati para kaum wanita yang di sakiti di hianati di selingkuhi seperti natalie.
berjuang lah dian sampai kamu merasa lelah seperti apa yang dulu natalie rasakan.
berkorban lah sampai kau merasa pengorbanan mu sia2 karna tidak ada kepercayaan dari natalie.
berusahalah sampai kamu merasa ingin menyerah karna tidak pernah di tanggapi oleh natalie.
itu baru setimpal dengan apa yang kamu perbuat pada natalie.
dari istri baik2 sampai menjadi istri tak punya harga diri hanya karna mengharap cinta laki2 pecundang seperti dirimu.
egois kamu dian.
kutunggu penyesalan terdalam mu.
silahkan kamu penjarakan natalie di ruang cintamu bersama tapi terasa jauh itu menyakitkan bestie 😅😅.