seorang wanita yang bernama Cici sudah menikah dengan seorang pria yang bernama Irwan. Cici merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. cici bertemu dengan pria tampan dan baik yang bernama Alan. Alan memberi perhatian lebih kepada cici.Alan berharap Cici dan Irwan segera bercerai. Alan ingin membuat hidup cici lebih bahagia lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ussy kusumawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13: KEBOHONGAN
Siang harinya Cici,Barry dan Irwan ingin pergi ke kantor. Cici menelepon karyawannya untuk mengganti mobil miliknya.
"selamat siang bu." ucap karyawan Cici.
"siang! Hari ini saya tidak ke kantor ya. Saya boleh minta tolong?" tanya Cici.
"minta tolong apa bu?" jawab Karyawan.
"antarkan mobil saya ke kost ya. Nanti saya share lock kamu." perintah Cici.
"baik bu...! Saya segera ke sana ." jawab Karyawan.
"terimakasih...!" ucap Cici.
Cici menutup teleponnya. Barry semakin kagum melihat Cici yang tidak kasar bicara dengan karyawannya. Berbeda sekali dengan sikap Willy. Selama Barry kerja di sana,Willy selalu memarahi Barry.
"biasa aja lo Barr lihat Cici. Sampai bengong begitu melihat Cici nelepon." tegur Irwan.
"yeee...! Kenapa lo? Cemburu?" tanya Barry.
"tidak...!" bantah Irwan.
"kenapa sih kalian ini?" tanya Cici.
"gue salut sama lo Ci. Lo sopan sekali bicara kepada karyawan lo. Beda dengan Willy." ucap Barry.
"emangnya kenapa Willy?" tanya Cici.
"Willy selalu perintah kami staf gudang,marah.... Terus!" jawab Cici.
"kenapa tidak lapor dengan sekretaris aku? Aku itu di ajarkan sama bang Wanto,jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar terhadap karyawan. Karena mereka semua pasti sudah capek seharian kerja kan. Di tambah lagi,jika aku marah-marah? Apa tidak setres kalian?" jelas Cici.
"betul sekali....! Emang ini mobil siapa sih Ci?" tanya Barry.
"ini mobil karyawan aku. Sengaja kami tukaran mobil. Hahaha..." ucap Cici.
Tidak butuh waktu lama karyawan Cici datang membawa mobil milik Cici.
"selamat siang bu!" sapa karyawan.
"iya...! Terimakasih ya sudah mau antar mobil saya. Ini uang buat kamu,karena saya belum sempat isi bahan bakar mobil kamu." ucap Cici.
"tidak usah bu. Saya ikhlas membantu ibu. Selama ini ibu sudah baik sama keluarga saya." jawab Karyawan.
"kalau kamu balik ke kantor,mobil kamu mogok di jalan,bagaimana? Apa kamu mendorong mobil itu sendiri? Sudah ambil saja ini. Dari kecil sampai saya sudah besar seperti ini,tidak pernah tuh mendengar do'a menolak rezeki...! Kalau tidak ambil,saya marah sama kamu." jelas Cici.
"tapi bu...!" jawab Karyawan.
"betul yang di bilang Cici mas,tidak ada do'a menolak rezeki. Ini sudah rezeki mas." ucap Irwan.
"nah...! Tuh dengar apa yang di bilang teman saya. Ayo ambil. Saya mau pergi. Sekali lagi terimakasih ya...!" ucap Cici.
"saya juga sangat berterimakasih sekali sama ibu. Saya pamit ya bu. Mau balik ke kantor lagi." jawab Karyawan.
Setelah karyawan pergi,Cici mengajak Barry dan Irwan ke perusahaan.
"ayo kita berangkat sekarang." ucap Cici.
"apa sebaiknya kita jangan 1 mobil Ci. Takutnya karyawan lain curiga lagi. Melihat aku dan Irwan datang bersama kamu." ide Barry.
"iya juga ya...! Kenapa tidak kepikiran sama aku ya? Ya sudah kalau begitu kalian berdua pakai motor ya. Aku ke sana duluan ya." jawab Cici.
"oke ibu Cici...!" ledek Irwan.
"ledek terus....!" ujar Cici.
"menyala ibu bos ku....! Hahahaaha...." ledek Barry.
"gak asik ah kalian...!" ucap Cici.
Cici berangkat ke kantor menggunakan mobilnya. Di pertengahan perjalanan,Wanto menghubungi Cici.
"ya halo bang?" ucap Cici.
"kamu tidak ke kantor hari ini?" tanya Wanto.
"ini aku sedang di jalan mau ke kantor. Aku ingin menyelidiki kasus Willy dulu bang. Biar cepat selesai tuh kasus,tenang juga otak aku bang." jawab Cici.
"tapi sudah ada intel yang kamu masukan ke sana?" tanya Wanto.
"iya bang...! Tapi aku kan harus memantau juga. Sebentar bang,ada telepon dari Jihan. Aku matikan dulu ya bang..! Assalamu'alaikum." ucap Cici.
"ya halo Jihan." ucap Cici.
"bu,tadi pihak kepolisian mengabari saya,sudah 4 orang yang di curigai pihak kepolisian bu." ucap Jihan.
"siapa saja?" tanya Cici.
"Didit,Deni,Rizal dan Barry. Mereka sekarang di periksa oleh kepolisian bu." ucap Jihan.
"Barry?" teriak Cici.
"iya bu. Kata polisi namanya Barry bu." jawab jihan.
"emang polisi tahu nama itu Barry dari mana?" tanya Cici.
"dari pihak gudang Bu." jawab Jihan.
"Barry saja sedang sama saya sekarang. Berarti mereka yang bekerja di bagian gudang itu berbohong. Saya akan segera ke gudang. Biar saya yang turun tangan untuk menghadapi mereka. Jika mereka tidak mau jawab dengan jujur,segera keluarkan gaji buat mereka semua. Akan saya pecat semua pihak gudang...! Paham kamu...! Dan 1 lagi Ji,telepon pengacara saya,suruh datang ke kantor sekarang. Saya 5 menit lagi sampai di kantor." jelas Cici.
"baik bu. Akan saya laksanakan perintah ibu." jawab Jihan.
Cici memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Barry dan Irwan yang berada di belakang mobil Cici ikut berhenti dan melihat Cici.
"kamu kenapa Ci?" tanya Irwan.
"pusing kepala aku...!" jawab Cici.
"kalau pusing,biar Irwan saja yang bawa mobil kamu Ci. Jangan di paksa." ucap Barry.
"tadi aku dapat telepon dari sekretaris aku,katanya polisi sudah membawa 4 pelaku. Salah satu nama orang yang di bawa polisi itu,nama kamu yang terbawa-bawa. Barry!" jelas Cici.
"wah...! Nama aku kenapa di bawa-bawa. Kacau ini polisi." jawab Barry.
"bukan polisi yang kacau. Tapi para pekerja di gudang yang kacau. Kenapa mereka semua menutupi kesalahan Willy sih...! Kita langsung ke gudang saja ya. Aaahhhh...! Aku paling benci punya karyawan tidak jujur seperti ini....! Lihat saja kalian semua...! Kalian akan mendapatkan akibatnya. Karena sudah menutupi kesalahan Willy. Aaahhh....! BERENGSEEEKK....!" Teriak Cici.
"sabar....! Jangan marah-marah...! Apa di mobil kamu ada minum? Lebih baik kamu minum dulu deh...! Aku dan Barry selalu ada buat kamu. Kami siap membantu kamu" ujar Irwan.
Cici mengambil air minum di kulkas mini yang ada di dalam mobil.
"ini mobil atau rumah sih? Ada kulkas segala." ucap Barry.
Barry tidak sengaja menekan tombol uang ada di samping bangku. Ternyata yang keluar meja dan beberapa cemilan di sana.
"astaga Ci...! Ini apa lagi sih Ci...!" tanya Barry.
"kenapa?" tanya Cici.
Cici melihat ke belakang.
"oh...ini! Ini cemilan aku. Kalau kamu tekan ini,tuh keluar tv,tekan tombol ini,jika mau main PS,bisa. Tombol ini,nah... Ini favorit aku. Aku bisa buat kue di dalam mobil. Hahaha...." jelas Cici.
"memang ya mobil orang kaya ini. Eh...! Salah ini...! Ini bukan mobil,melainkan ini tuh dapur. Hahaha....!" ledek Barry.
"ayo kita langsung berangkat ke gudang saja." ucap Cici.
"apa kamu masih pusing?" tanya Irwan.
"sudah tidak sih...! Biar aku saja yang bawa mobil sendiri ya." jawab Cici.
papa Cici aja punya istri baru!/Slight//Slight/
kamu harus kuat.
gak sabar ikut undangan /Facepalm//Facepalm/