NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernah Menghilang

Setelah memencet bel rumah, kaki Geo bergerak gelisah seraya terus mendial kontak yang posisinya selalu paling atas di ponselnya. Tapi nihil, sedari tadi sang pemilik kontak tidak menjawab panggilan tersebut, bahkan suara operator yang keluar pun memberitahukan bahwa kontak tersebut sedang di luar jangkauan. Itu artinya dia sengaja mematikan ponselnya agar tidak bisa dihubungi.

Hampir saja Geo berkata kasar ke ponselnya sendiri jika saja Shafira tidak segera membuka pintu. Raut wajah wanita itu sedikit terheran-heran dengan kehadiran Geo di hadapannya.

“Geo, ada apa nak kemari?”

“Lauren ada main ke sini nggak, tante?” tanya Geo dengan raut wajah gelisah yang tidak bisa ditutupinya.

Awalnya Shafira sedikit kebingungan, sebab gadis itu akhir-akhir ini memang jarang berkunjung ke rumah. Selanjutnya dia pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Lo ke mana sih Lauren,” gumam Geo seraya mengacak rambutnya frustasi. Jika di rumah ini dia juga tak menemukan keberadaan Lauren, ke mana lagi dia harus mencari gadis itu.

“Ada apa dengan Lauren, nak?”

“Abis pulang sekolah tadi, Lauren pergi tante. Bilangnya sih pengen kerja kelompok sama temannya, tapi sampai sekarang belum pulang. Aku sama papa jadi khawatir sama dia.”

Mendengar penjelasan Geo, raut wajah Shafira tiba-tiba berubah. Tak bisa dipungkiri dia juga ikut merasa khawatir setelah mendengar apa yang terjadi sekarang.

“Sebentar. Tante panggil si kembar dulu, siapa tau mereka tau Lauren ada di mana. Atau kamu mau ikut tante masuk aja ke rumah?”

“Nggak usah tante, aku nunggu di sini saja.”

Setelah Shafira menganggukkan kepalanya, dia bergegas masuk ke rumah. Beberapa saat berikutnya, dia kembali ke hadapan Geo dengan dua orang yang mengikutinya dari belakang.

“Lauren beneran kabur dari rumah, bang?”

Salah satu dari anak kembar itu memukul kepala kembar yang lainnya. “Sembarangan banget ngomongnya.”

Nathan, pelaku yang berbicara tadi mendengus kesal. Tak suka dengan Ethan yang tiba-tiba memukul kepalanya begitu saja.

“Kalian beneran ada tugas kelompok hari ini?” tanya Geo setelah melihat kedua orang itu di hadapannya.

“Benar kok bang,” ucap Ethan sambil menganggukkan kepalanya. “Tapi kami nggak sekelompok sama Lauren, jadi kami ngerjainnya nggak sama dia,” Ethan pun berinisiatif bertanya setelah melihat raut wajah kekhawatiran di wajah Geo. “Lauren belum pulang ke rumah ya?”

“Iya. Sedari dia izin pergi sampai sekarang, dia belum pulang.”

“Udah nyari ke tempat lain, selain ke sini?” nada bicara Ethan berubah serius, namun wajahnya menunjukkan kekhawatiran dan kepanikan bercampur jadi satu.

“Di tempat biasanya Lauren kunjungi sih udah, tapi dia tetap nggak ada di sana,” ucap Geo pasrah. Dia memang tidak tahu lagi harus ke mana mencari adiknya itu, secara Lauren memang jarang pergi jauh dari rumah. Terkadang gadis itu hanya pergi ke beberapa tempat yang jaraknya dekat dan itu pun perginya diantar oleh Geo sendiri.

“Kalo gitu aku bantu nyariin.”

“Aku juga,” sahut Nathan bersemangat seraya mengacungkan tangannya ke udara.

“Emangnya kalian tau Lauren di mana?” Shafira bertanya memastikan, dia sendiri tak yakin kedua anaknya itu tahu ke mana tujuan gadis itu pergi.

Ethan lantas menggelengkan kepalanya. “Tapi aku bakal tetap bantu nyariin Lauren, ke mana pun itu. Aku takut dia kenapa-kenapa bunda.”

“Nggak. Bunda nggak ngizinin.”

“Aku juga nggak ngizinin,” sahut Geo cepat. “Seandainya kalian tau pasti tempatnya, gue nggak masalah kalian ikut nyariin. Tapi kalian juga nggak tau dia ke mana, gue nggak mau ngambil resiko dua kali lipat kalo pas kalian nyariin terjadi hal yang nggak diinginkan sama kalian.”

Raut wajah Ethan pun menunjukkan ketidakpuasan dengan jawaban Shafira dan Geo. “Kok jadi gini sih. Kalian dengan paniknya ngasih tau kalau Lauren sampai sekarang belum pulang, tapi pas aku mau bantu nyariin kalian malah nggak ngizinin,” setelah berucap demikian, anak laki-laki itu pergi masuk ke rumah.

“Tante, aku minta maaf banget,” ucap Geo pelan setelah melihat kepergian Ethan.

“Nggak pa-pa nak, kamu jangan khawatir. Nanti tante minta tolong ke om Ednan aja, buat bantu nyariin Lauren,” wanita itu mengusap bahu Geo dengan lembut, bermaksud menenangkan laki-laki itu.

...*****...

“Lo tetap mau pergi nyariin Lauren?”

Begitulah pertanyaan yang muncul ketika Nathan memergoki Ethan yang diam-diam mengeluarkan sepeda miliknya dari dalam garasi.

“Gue nggak mau diam aja, sementara Lauren masih belum ketemu,” Ethan perlahan mendorong sepedanya keluar pagar.

“Kalo gitu gue ikut juga,” buru-buru Nathan berucap demikian yang langsung di hadiahi decakan dari saudara kembarnya.

“Gue nggak bisa dengan cepat ngayuh sepeda, kalo lo ikutan juga. Jadi gue minta tolong, lo diam di rumah. Cari cara biar bunda nggak nanyain gue, atau pun jangan sampai masuk kamar gue,” setelah itu Ethan pun bergegas mengayuh sepedanya menjauh, dia tak ingin ambil resiko jika Shafira akan lebih dulu melihatnya.

Langit sudah semakin gelap, namun tak ada kabar apa pun tentang Lauren. Perasaan Ethan semakin tak karuan akibat gadis itu. Sebab itulah dia nekat pergi mencarinya meski pun sudah dilarang, Ethan tak bisa terus-terusan diam saja.

Jika dia tak bisa membantu banyak, setidaknya sedikit saja. Seperti sekarang, dia mengayuh sepedanya hanya sekitar komplek. Berharap bertemu dengan Lauren yang sedang berjalan pulang, sedikit sekali harapannya itu.

Ketika terus mengayuh sepeda, Ethan tiba-tiba teringat akan lapangan basket yang ada di paling ujung komplek. Lapangan itu sering digunakan oleh anak-anak, remaja atau pun orang dewasa di sekitar komplek.

Entah kenapa Ethan teringat lapangan itu dan berpikir kalau Lauren ada di sana. Jika dipikir-pikir mungkin mustahil gadis itu ada di sana, tapi tak salahnya jika Ethan pergi ke tempat itu sekedar memastikan apakah tebakannya benar.

Sesampainya di lapangan basket, Ethan seakan-akan mendapatkan harta karun yang melimpah. Perasaan khawatirnya tadi berubah menjadi perasaan bahagia tak terbendung, jika tak dapat menahan mungkin saja Ethan sudah menangis di tempat.

Tepat di sana, ada seorang gadis mengenakan headphone yang tengah bersandar di tiang basket. Gadis itu tengah memejamkan matanya dengan kepala yang mendongak ke atas.

Seakan tak peduli dengan keadaan sepedanya, Ethan meletakkan benda tersebut dengan kasar dan berlari menghampiri gadis yang tak lain adalah Lauren. Selanjutnya hal yang dilakukan Ethan sangat terduga, hingga Lauren yang sebelumnya belum menyadari kehadirannya menjadi terkejut.

“Lo abis ngilang ke mana? Gue khawatir banget sama lo,” Ethan memeluk erat tubuh Lauren yang masih kebingungan.

“Gue cuma pergi kerja kelompok kok, nggak ke mana-mana.”

“Tapi kenapa nggak langsung pulang, dan malah diam di sini sendirian. Kalo lo kenapa-kenapa gimana? Semua orang lagi nyariin lo tau.”

“Gue kira orang rumah nggak akan peduli kalo gue pergi lama.”

“Bodoh,” sambil berucap demikian, Ethan memukul kepala Lauren. Namun tak sekeras saat dia memukul kepala Nathan. “Bang Geo sampai panik banget nyariin lo, gue jadi ikut-ikutan panik gara-gara dia, dan lo semudah itu bilang kalo ngira mereka nggak akan peduli sama lo. Bodoh.”

Bukannya marah karena kepalanya yang dipukul oleh Ethan, gadis itu malah terkekeh pelan. “Lo berlebihan banget tau nggak. Bentar lagi nangis tuh, nada bicaranya sampai getar,” tangan Lauren bergerak mendorong tubuh Ethan yang masih memeluknya. “Lepas ih. Gue lagi keringatan, apa nggak jijik lo?”

Ethan menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya. “Nggak akan gue lepas, ntar lo hilang lagi.”

“Astaga Ethan, gue nggak ngilang woy,” Lauren hanya bisa berseru demikian tanpa bisa melepas pelukan laki-laki itu padanya.

1
Aurora79
Sepertinya si pembuat masalah antara Lauren dan Ethan di masa lalu nih cewek...🙄
Aurora79
HAHAHAHAHAHAHA...Nasib2.., punya kembaran somplak ya, Than? 😂😂😂✌
yeopo yeojaaaa
dih, sape nih. main peluk² aja😏
yeopo yeojaaaa
kok ngena bgt yaa🥺
yeopo yeojaaaa
pukul aja sekalian ren, entar suruh ethan aja nutup matanya pangeran🤣
yeopo yeojaaaa
iiiiii comelnya😭😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih tak tinggal duluan si nathan😭
Anonymous
karakter baru lagi nih thor?
Choi Jaeyi: iyaaap, betul sekali
total 1 replies
Anonymous
malang sekali nasibmu ethan
Aurora79
Jadikan pelajaran, Than... Apa yang dilihat dari luar, belum tentu sama dengan apa yang dialami di dalam. Semua dibutuhkan komunikasi, biar gak salah paham...😁😁😁
Aurora79
Ya, iyalah.... Masa Aib keluarga harus diumbar-umbar? hehehehe
Aurora79: Seharusnya...😁😁
Choi Jaeyi: nah, betul. klo bisa tu disimpan rapet²
total 2 replies
Aurora79
Gimana kamu bisa tahu, Than? Kamunya aja cuek gitu sifatnya...😂😂😂. Aku jadi keinget sama RIO, sahabat masa kecil aku, kak...😁😁😁
Aurora79: Kalau aku udah lost contact sejak menikah. Jadinya gak tau dia dimana sekarang...
Choi Jaeyi: waaaah, kita sama dong punya sahabat masa kecil cowok. klo ak sampe sekarang masih sahabatan kok😂
total 2 replies
Anonymous
mereka berdua tu emang perlu satu org buat menengahi
Anonymous
baru gw mau komen beginii
yeopo yeojaaaa
lu suka sama lauren, atau begimana dah than🤣
yeopo yeojaaaa
baikan brrti yaa. semoga bisa seperti dulu lgi deh🥺
yeopo yeojaaaa
mana bisa begitu, ren. minimal berantem kek dulu, keluarin unek² lo kek dulu sama ni cowok. masa semudah itu😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih pikir² dulu mau maafin lo atau nggk😏
yeopo yeojaaaa
gatal ih, pengen nempeleng Ethan. boleh kan thor, bego bgt sih😭😭
yeopo yeojaaaa
ren, sumpah. lo baik bgt siii jdi manusia😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!