Kaisar Pedang Surgawi

Selama masa seleksi, kediaman Walikota Qinghe mengadakan perjamuan selama tiga hari. Pada malam pertama, aula perjamuan dipenuhi oleh para tetua dari keluarga-keluarga terkenal dan tamu-tamu terhormat lainnya. Aroma makanan lezat memenuhi ruangan dan suara percakapan serta tawa menggema di seluruh aula.

Para tamu duduk di meja-meja besar dan menikmati hidangan mewah sambil berbincang-bincang tentang berbagai hal. Beberapa dari mereka mendiskusikan hasil awal seleksi, sementara yang lain berbicara tentang rencana masa depan kota. Di salah satu meja utama, Walikota Qinghe duduk bersama beberapa tetua keluarga terkenal, termasuk Tetua Ketiga dari keluarga Tang dan Tetua Keluarga Li.

"Walikota, siapa yang menurut Anda paling diunggulkan dalam seleksi kali ini?" ucap Tetua Keluarga Li mengawali pembicaraan.

"Setiap peserta memiliki potensi dan kekuatan masing-masing. Saya yakin kita akan melihat beberapa penampilan yang luar biasa dari para pemuda kita," jawab Walikota.

Tetua Keluarga Li tidak puas dengan jawaban yang netral itu. Ia mengerutkan kening dan melanjutkan dengan nada lebih tinggi.

"Oh, tentu saja. Tapi menurut saya, Li Ming dari Keluarga Li adalah yang paling berpotensi. Dia memiliki bakat luar biasa dan sudah menunjukkan banyak prestasi."

Beberapa tamu di sekitar mereka mengangguk setuju, sementara yang lain hanya mendengarkan. Tetua Keluarga Li kemudian melirik kearah Tetua Ketiga yang sedang menikmati makanannya.

"Sementara itu, Tang Wuying dari Keluarga Tang juga ikut serta. Bukankah dia tidak pernah benar-benar menonjol? Saya ragu dia bisa bersaing dengan yang lain," ucap Tetua Keluarga Li dengan nada meremehkan.

Tetua Ketiga yang duduk di dekat Walikota beralih menatap Tetua Keluarga Li dengan tatapan tenang.

"Tetua Li, mungkin kita sebaiknya tidak terlalu cepat menarik kesimpulan. Kadang-kadang, permata yang paling bersinar adalah yang paling lama ditemukan di dalam tambang," ucap Tetua Ketiga dengan senyum tipis.

"Oh, benar begitu? Baiklah, kita lihat saja nanti. Saya tetap yakin pada kemampuan Li Ming," kata Tetua Li.

Walikota yang duduk di antara mereka mencoba meredakan ketegangan dengan senyum ramah.

"Mari kita nikmati perjamuan ini dan berharap yang terbaik bagi semua peserta. Yang terpenting adalah semangat kompetisi dan kesempatan bagi para pemuda untuk tumbuh dan belajar."

.

.

Wuying memasuki hutan dengan langkah cepat. Dia bergerak di antara pepohonan dengan gesit. Hutan yang menjadi tempat seleksi ini terkenal sebagai tempat yang dipenuhi oleh binatang buas yang mampu menggunakan energi qi. Berbeda dengan binatang buas biasa yang ia temui saat berlatih di gunung, binatang-binatang di hutan ini lebih berbahaya dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi.

Kegembiraan terlihat di wajah Wuying. Binatang yang mampu menggunakan qi tidak hanya lebih kuat, tetapi juga lebih berharga. Ketika binatang buas seperti itu mati, mereka sering kali menjatuhkan sesuatu yang sangat berharga: inti qi.

Inti qi adalah inti energi yang terbentuk di dalam tubuh binatang buas yang telah mencapai tingkat tertentu dalam penggunaan energi qi. Inti ini menyimpan energi qi murni yang bisa digunakan oleh praktisi bela diri untuk memperkuat dan mempercepat perkembangan kultivasi mereka. Dengan menyerap inti qi, Wuying bisa meningkatkan tingkat kultivasinya lebih cepat daripada hanya berlatih biasa. Selain itu, inti qi juga dapat digunakan dalam pembuatan pil dan ramuan obat, menjadikannya sangat berharga bagi alkemis dan praktisi bela diri. Namun, tidak setiap saat binatang buas menjatuhkan inti qi, itu bergantung pada keberuntungan.

Wuying berdiri sejenak lalu mengedarkan energinya untuk mencari jejak keberadaan binatang buas di sekitarnya. Dengan mengedarkan qi-nya, ia bisa merasakan fluktuasi energi di sekitar hutan.Ini memudahkannya mencari tanda-tanda keberadaan binatang buas. Sensasi dingin merambat di punggungnya saat ia merasakan kehadiran beberapa binatang buas di kejauhan.

“Di sana,” gumamnya.

Dia merasakan kehadiran beberapa binatang buas yang berkumpul tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan langkah cepat, Wuying mulai bergerak menuju sumber energi tersebut. Di depannya, ia melihat seekor binatang buas tingkat satu. Itu adalah seekor serigala qi dengan bulu kelabu dan mata yang bersinar tajam.

"Mangsa yang bagus," guman Wuying.

Dengan cepat Wuying melompat dan menyerang. Tangan kanannya membentuk cakar dan diselimuti oleh qi. Serigala besar itu melompat mundur untuk menghindari serangan Wuying, namun Wuying sudah memprediksi gerakannya. Dalam sekejap, ia melancarkan serangan kedua, menembus pertahanan serigala tersebut dan menghantam tubuhnya dengan telak.

Binatang buas itu jatuh ke tanah dan mengeluarkan raungan terakhir sebelum terkulai lemas. Batu poin yang dipegangnya bersinar dengan cahaya lembut dan sebuah angka satu muncul di permukaan batu.

"Satu poin pertama," gumam Wuying sambil menyimpan kembali batu poinnya.

Dia memeriksa tubuh serigala qi tersebut, mencari inti qi yang mungkin ada di dalamnya. Meskipun binatang buas tingkat satu jarang memiliki inti qi, tidak ada salahnya untuk memastikan.

Setelah memastikan tidak ada inti qi di serigala tersebut, Wuying segera melanjutkan perjalanannya, mengedarkan qi-nya lagi untuk mencari keberadaan binatang buas lainnya.

...-...