NovelToon NovelToon
Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Kemanapun Aku Pergi, Aku Akan Tetap Kembali Kepadamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu / Enemy to Lovers
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Choi Jaeyi

Terjebak dalam kesalahpahaman di masa lalu, menyebabkan Lauren dan Ethan seperti tengah bermain kejar-kejaran di beberapa tahun hidup mereka. Lauren yang mengira dirinya begitu dibenci Ethan, dan Ethan yang sedari dulu hingga kini tak mengerti akan perasaannya terhadap Lauren. Berbagai macam cara Lauren usahakan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu, namun berbagai macam cara pula Ethan menghindari itu semua. Hingga sampai pada kejadian-kejadian yang membuat kedua orang itu akhirnya saling mengetahui kebenaran akan kesalahpahaman mereka selama ini.

“Lo bakal balik kan?” Ethan Arkananta.

“Ke mana pun gue pergi, gue bakal tetap balik ke lo.” Lauren Winata.

Bagaimana lika-liku kisah kejar-kejaran Lauren dan Ethan? Apakah pada akhirnya mereka akan bersama? Apakah ada kisah lain yang mengiringi kisah kejar-kejaran mereka?

Mari ikuti cerita ini untuk menjawab rasa penasaran kalian. Selamat membaca dan menikmati. Jangan lupa subscribe untuk tahu setiap kelanjutan ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choi Jaeyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan Kecil

Lauren dan Ethan pun akhirnya sampai setelah hampir satu jam lamanya perjalanan. Jika diperkirakan dengan kecepatan Ethan menyetir mobil, mereka sebenarnya tidak akan sampai memakan waktu selama itu, hanya saja terjebak beberapa kali dalam kemacetan lah penyebab mengharuskan mereka mengalami perjalanan kurang menyenangkan itu.

Lauren pun hampir mati bosan di perjalanan, yang dia lihat sepanjang jalan hanya lah macet, macet dan macet. Beberapa kali pula dia mencoba menghilangkan kebosanan itu dengan hal-hal kecil yang dilakukannya, seperti membaca novel online di ponselnya, mendengarkan musik atau sekedar menggulir beranda media sosialnya. Tetapi semua yang dilakukannya itu sama sekali tidak membantu.

Ditambah lagi sosok yang di sampingnya itu seperti tak menganggap kehadiran Lauren, hal itu semakin menambah rasa bosannya. Jika saja dia tidak sedang berada dalam mobil, mungkin Lauren lebih memilih untuk menghisap rokok elektriknya. Namun sayang, dia sedang berada di situasi di mana kemungkinan Ethan akan memarahinya jika melakukan hal tersebut.

“Mending lo tidur. Daripada uring-uringan begitu.”

“Gue nggak ngantuk.”

Sayangnya ucapan Lauren satu jam yang lalu itu ternyata tak sesuai kenyataan, nyatanya gadis itu tertidur hingga mereka sampai ke tempat tujuan. Mungkin jika Ethan tak tega membangunkannya, bisa saja Lauren tertidur begitu lama di dalam mobil.

Lalu di sini lah Lauren sekarang, menatap ke atas, tepatnya ke atas bukit yang kini jauh di hadapannya. Itu artinya dia harus mendaki terlebih dahulu agar bisa sampai ke bukit tersebut, secara dia dan Ethan masih berada di bawah tempat mereka memarkir mobil.

Tapi bukannya merasa takut akan tak mampu atau kelelahan, gadis itu malah tersenyum lebar karena sudah tak sabar merasakan mendaki bukit tersebut. Suatu tantangan yang sangat menarik pikirnya.

“Lo mau kan nolongin gue?”

Suara itu tiba-tiba menginterupsinya untuk berbalik dan Lauren mendapati Ethan yang sudah menggendong tas besar di punggungnya. Di samping kakinya, terdapat beberapa peralatan yang tidak dapat di masukkan ke dalam tas besar itu.

“Dengan senang hati,” Lauren tersenyum seraya berjalan mendekati laki-laki itu.

“Gue mau ke tempat penyewaan tenda dulu. Jadi gue minta tolong, lo bawain ini semua,” Ethan menunjuk barang-barang yang di maksudnya menggunakan kaki.

“Oke. Nggak masalah,” setelah itu Lauren mulai mengambil satu persatu barang-barang itu. Meja kursi khusus camping, kompor kecil dan dua lentera sudah berada di kedua tangan Lauren.

Ethan sedikit meringis melihat barang-barang yang dibawa gadis itu, rupanya semua barang itu terlihat penuh dan sesak saat Lauren yang membawanya. Tapi melihat itu semua tak dapat dibandingkan dengan barang yang juga sedang dibawanya sekarang. Jadi setidaknya, Ethan tak terlalu membuat Lauren kelelahan, setidaknya sedikit saja. “Lo kuat kan bawanya?”

“Kuat lah ege, yakali nggak,” seru Lauren seakan-akan tak terima dengan pertanyaan laki-laki itu. “Jangan kebiasaan deh, ngeremehin gue.”

“Gue cuma nanya cuk, bukannya ngeremehin lo,” Ethan pun menekan tombol kunci di kunci mobil miliknya. “Gue nggak mau sampai lo kelelahan, nanti apa yang gue bilang ke om Gevan kalo anaknya kelelahan sampai sakit pas pulang dari sini,” setelah itu dia pun berjalan terlebih dahulu meninggalkan Lauren sendirian.

Gadis itu awalnya ingin protes dengan semua ucapan Ethan, sudah jelas semua ucapannya itu seperti meremahkan dirinya. Tapi karena laki-laki itu sudah berjalan pergi tanpa menghiraukan dirinya lagi, Lauren pun mengurungkan niatnya. Namun ada satu hal yang membuat hatinya tiba-tiba menghangat.

Ethan, iya laki-laki itu. Laki-laki itu masih sempat memperhatikan dan mengkhawatirkan Lauren. Meski pun itu ditutup dengan alasan Gevan, tapi tak menutup kemungkinan Ethan memperhatikan dan mengkhawatirkannya dengan sungguh-sungguh. Senyum kecil pun terbit di wajah mungil Lauren.

“Gue harap masih bisa memperbaiki semuanya, Than.”

...*****...

“Nggak asik ah, camping kok nggak ngajak-ngajak.”

Entah sudah berapa kali sosok itu mengeluhkan kalimat tersebut, terlihat sekali raut wajah kesal di panggilan video yang tengah berlangsung di ponsel Lauren.

“Minimal protes ke kembaran lo, jangan gue lah,” Lauren menghisap rokok elektriknya sembari menatap ke Ethan yang tengah sibuk memotret pemandangan malam.

“Sama aja lo berdua.”

“Udah lah Nath, mereka kan perlu waktu berduaan. Setelah sekian lama ye kan.”

Satu frame di layar ponsel menampilkan Geo yang memakai headphone dan duduk di kusi gaming. Rupanya Lauren tak hanya melakukan panggilan video dengan Nathan, tetapi kakak laki-lakinya itu juga ikut serta walau sambil bermain game di komputer.

“Bacot lo bang,” buru-buru gadis itu bangkit dari kursi. “Udah lah, gue matiin aja vc nya. Ngeladenin kalian berdua bikin gue nggak guna di sini,” tanpa menunggu persetujuan dari kedua makhluk tersebut, Lauren dengan cepat menekan tombol merah di layar ponselnya.

Setelah memasukkan ponsel ke dalam saku jaket yang dikenakannya, Lauren pun melangkah menghampiri Ethan yang sedari sama sekali tak terganggu.

“Mau gantian?” tanya Lauren tanpa berbasa-basi. Sengaja demikian, karena dia sendiri tahu Ethan bukanlah orang yang suka berbasa-basi.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya tanpa menjawab, sepertinya tengah malas untuk sekedar mengeluarkan suara sebentar.

Melihat reaksi itu, sukses membuat Lauren menghela napas panjang. “Lo kan udah lama, dari tadi pegang tu kamera. Minimal gantian bentar kek, biar gue nggak keliatan beban banget di sini,” dia pun memilih berjongkok seraya menatap lurus ke depan.

Terdiam dengan tatapan seperti itu, tak lama Lauren tersenyum. Untuk yang ke sekian kalinya dia mengagumi tempat ini, suasanan pemandangan di bukit ini benar-benar memanjakan dirinya. Apalagi pemandangan malam yang kini berada di hadapannya, sungguh membuat Lauren tak ingin berpaling.

Di bawah sana, terlihat lampu-lampu yang menyoroti sepanjang kota yang berada di dekat bukit bintang puncak moko. Jika dilihat dari sini, lampu-lampu tersebut layaknya bintang-bintang yang tengah bersinar di langit malam, hanya saja posisinya berada di bawah.

Pemandangan itulah yang menjadi salah satu daya tarik di tempat yang tengah mereka kunjungi sekarang dan Lauren akui, datang ke tempat ini sangat lah menakjubkan dan tak merugikan sama sekali meski harus bersusah payah untuk mendaki terlebih dahulu.

Sedangkan Ethan, menyadari sosok di sampingnya tak lagi bersuara dia pun menoleh. Dia dapat melihat senyum manis di wajah mungil itu, butuh waktu lama baginya untuk dapat melihat kembali senyuman itu. Tapi jika diberi pertanyaan, apakah dia merindukan senyum itu? Sepertinya Ethan tak mampu untuk menjawab.

“Lo lapar nggak?” dari berbagai macam kalimat yang ingin dia ucapkan, hanya itu yang keluar dari mulut Ethan.

Lauren yang baru saja menghembuskan asap dari mulutnya refleks menoleh. “Lapar sih, dikit.”

“Yaudah, gue buatin makanan dulu,” Ethan menyerahkan kamera digitalnya kepada Lauren. “Lo mau gantian kan tadi?”

Layaknya seperti anak kecil yang dipinjamkan mainan, Lauren dengan senang hati menerima kamera digital itu sambil tersenyum lebar. “Dari tadi kek,” ucapnya sembari mengambil benda tersebut dari tangan Ethan.

“Hati-hati sama kamera gue.”

“Aman, pak bos,” Lauren berpose siap dengan senyum lebar yang menampilkan deretan gigi rapinya. Entah kenapa energi yang sudah terkuras sedari siang tadi langsung terisi kembali dengan cepat saat keinginannya terkabul, yaitu memotret pemandangan menggunakan kamera digital Ethan yang sedari tadi diincarnya.

Ethan yang melihat reaksi gadis itu hampir tak dapat menahan senyumnya. “Dari dulu nggak pernah berubah. Muka doang sangar, tapi kelakuan kek bocil,” gumam Ethan pelan.

Saking pelannya, Lauren hanya mendengar samar-samar apa yang diucapkan oleh laki-laki itu. “Bilang apa lo tadi? Seketika gue jadi budek, anying.”

“Gue nggak bilang apa-apa,” tak ingin diributkan dengan rasa penasaran Lauren. Ethan bergegas berjalan meninggalkan gadis yang sudah protes kepadanya itu, dan karena hal itu pula akhirnya pertahanan Ethan runtuh. Sambil melangkahkan kaki dengan cepat, laki-laki itu tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

1
Aurora79
Jadikan pelajaran, Than... Apa yang dilihat dari luar, belum tentu sama dengan apa yang dialami di dalam. Semua dibutuhkan komunikasi, biar gak salah paham...😁😁😁
Aurora79
Ya, iyalah.... Masa Aib keluarga harus diumbar-umbar? hehehehe
Aurora79: Seharusnya...😁😁
Choi Jaeyi: nah, betul. klo bisa tu disimpan rapet²
total 2 replies
Aurora79
Gimana kamu bisa tahu, Than? Kamunya aja cuek gitu sifatnya...😂😂😂. Aku jadi keinget sama RIO, sahabat masa kecil aku, kak...😁😁😁
Aurora79: Kalau aku udah lost contact sejak menikah. Jadinya gak tau dia dimana sekarang...
Choi Jaeyi: waaaah, kita sama dong punya sahabat masa kecil cowok. klo ak sampe sekarang masih sahabatan kok😂
total 2 replies
Anonymous
mereka berdua tu emang perlu satu org buat menengahi
Anonymous
baru gw mau komen beginii
yeopo yeojaaaa
lu suka sama lauren, atau begimana dah than🤣
yeopo yeojaaaa
baikan brrti yaa. semoga bisa seperti dulu lgi deh🥺
yeopo yeojaaaa
mana bisa begitu, ren. minimal berantem kek dulu, keluarin unek² lo kek dulu sama ni cowok. masa semudah itu😭
yeopo yeojaaaa
klo gue sih pikir² dulu mau maafin lo atau nggk😏
yeopo yeojaaaa
gatal ih, pengen nempeleng Ethan. boleh kan thor, bego bgt sih😭😭
yeopo yeojaaaa
ren, sumpah. lo baik bgt siii jdi manusia😭😭
yeopo yeojaaaa
mampus lo😏
yeopo yeojaaaa
sekarang lo tau kan sebenarnya yg udah terjadi, sampe kicep lo😏
Aurora79
orang yang terluka oleh orang2 terdekatnya, akan lebih susah untuk memaafkan. Walau dalam hati sudah memaafkan, tapi tidak dalam tindakannya. Mungkin Geo merasa sangat kecewa atas kepergian ibunya waktu dia sangat membutuhkan kasih sayang ibunya...😭. Kejadian yang sama soalnya sama diriku sendiri, bedanya..., aku ditinggal pergi papa.
Aurora79: Mamacieeh, kak...😘😘😘
Choi Jaeyi: sayang kamu banyak²🥺❤️
total 4 replies
yeopo yeojaaaa
weh, ada² aja lo. pntas judul bab ini penitipan anak. kirain tdi apa🤣
yeopo yeojaaaa
lucu bgt, boleh pinjam pangeran nggk ren😭
yeopo yeojaaaa
semoga geo cepat terbuka hatinya☺️
yeopo yeojaaaa
ikut tersentuh juga, Lauren dpanggil kakak dong😭😭
yeopo yeojaaaa
kemana tuh si kembar🤣
Anonymous
kayak baru pernah keluar rumah aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!