Toxic Relationship

Meremas seprai putih demi mencoba untuk tak mengeluarkan suara, nyatanya sia-sia!!!

"Sakit!! Xav-, sakit!!!!"

Bruuugghhh,

Xavier seketika terguling dari atas ranjang dan mendaratkan punggung dengan kasar di lantai ruangan,

"Huuuuffttt!!!"

Apa yang telah kulakukan??

Pria bernetra biru itu pun perlahan terduduk linglung, ia berpaling dan memperhatikan Cassie yang kini menarik selimut tebal sampai area dada demi membungkus tubuh polosnya.

"Apa kau akan membenciku, Cassie??"

"A-apa?" pergerakan Cassie pun terhenti, ia menatap bingung ke arah Xavier yang menampilkan wajah muram.

"Aku-, entah kenapa aku tak bisa menahan diri!" Xavier mengacak rambut! pria itu juga membuang nafas kasar sebelum akhirnya beranjak,

Beberapa potong pakaian serta underwear yang berceceran di kamar seketika membuat Xavier kembali membungkuk, ia meraih t-shirt putih serta panty milik Cassie yang sempat ia lempar ke sembarang arah.

"Xav-, aku-,"

"Maaf jika diriku menginginkannya terlalu cepat! aku hanya-, ingin selalu menjadi yang pertama bagimu, kitten!"

"Mmmmm-, apa kau juga sering melakukan hal yang sama dengan Lindsay??" Cassie memperhatikan Xavier yang akhirnya melangkah menghampiri nya di tepi ranjang.

"I-itu?? aku bahkan membayangkan wajah mu setiap kali menjamah tubuh Lindsay!" Xavier terkekeh namun ia juga menunduk saat menanggapi pertanyaan Cassie.

Kenapa?? kenapa diriku tak mampu menatap mata Cassie saat ini? kenapa diriku merasa bersalah?

"Jadi kau benar-benar menginap di tempat Lindsay malam itu?"

"Cassie-, dengarkan aku! jangan khawatir perihal apapun! kita tak akan pernah berpisah lagi sekarang! dan yang terpenting adalah dirimu akan tetap menjadi hal utama dalam hidup ku!! apa kau mengerti??"

Cassie mendengus kesal, ia justru membuang muka serta mengacuhkan perkataan Xavier.

"Hey ..., kitten! What's wrong??"

"Bisakah kau berhenti menemui Lindsay? kenapa tak datang saja padaku saat kau mabuk? aku-, aku sungguh tak ingin melihatmu dengan wanita lain Xav!!!"

Cassie yang tertunduk sembari berucap lemah seketika membuat Xavier kembali mendekap tubuh Casandra, ia juga meraih dagu sang adik sambung hingga keduanya kembali beradu pandang.

"Apa kau yakin bisa mengendalikan diriku saat aku sedang dalam pengaruh alkohol, kitten??"

"A-apa?? mengendalikan dirimu? what do you mean??"

"Heavy love, heavy kissing and breathing!! is it alright to you??"

"Mmmmm-, apa kau melakukan hal semacam itu saat seusia ku?"

"No honey!!! aku juga tak memiliki begitu banyak teman semasa kuliah! semua terjadi begitu saja, aku bahkan melakukan nya tanpa perasaan!" Xavier berucap lembut sembari menggerakkan tangan untuk menyelipkan rambut Cassie di belakang telinga.

"Bagaimana bisa, Xav?? bukankah kau bilang sebuah permainan dewasa selalu didasari oleh rasa cinta??"

"Love is different! and i do it before b'cause my lust!! there's nothing!!"

"Xav-,"

"Sebuah permainan manusia dewasa! kenapa diriku harus menceritakan hal ini padamu? sedangkan kau masih dibawah umur!!" Xavier tersenyum lebar sembari mengacak-acak rambut Cassie yang justru menampilkan raut wajah bingung.

"Xav!! aku akan menjadi wanita dewasa untukmu!! aku berjanji!!"

"Baiklah! baiklah! lebih baik kita segera kembali ke apartemen sekarang!"

"Apa kau tak akan melanjutkan untuk melakukan hal yang kita lakukan sebelumnya?"

"Mmmuuucchhh!!! kita lakukan lain kali!"

"Tapi Xav!!!"

"Tubuh mu belum sepenuhnya siap untuk bisa melakukan hal yang kita inginkan, kitten! kita akan mencobanya lagi lain kali, okay??"

Kenapa?? kenapa diriku harus kesakitan??

Kecupan hangat yang kembali mendarat di keningnya seketika membuat Cassie termenung, gadis itu tak lagi mampu banyak bicara saat telapak tangan Xavier kembali sibuk memasangkan bra pada area dadanya yang tak seberapa.

*****

Malam kian larut,

Hypercar berwarna hitam itu seketika terparkir tepat di halaman Evanescence apartemen! Xavier juga Casandra tampak saling menautkan genggaman begitu mereka keluar dari kendaraan.

"Are you happy??"

"Of course!! as long you with me!!" Cassie menorehkan senyum dengan tatapan hangat pada paras tampan sang kakak tiri.

"Aaaaaghh!! astaga!"

"What's going on??"

"Maaf kitten!! aku harus mengambil ponsel milikmu terlebih dulu! aku lupa mengantongi dan justru meninggalkannya di dasboard! kau naik lah lebih dulu! it's kinda cold here!"

Cassie mengangguk dan seketika melanjutkan langkah dalam menaiki anak tangga menuju tempat tinggalnya.

"Siapa??" Cassie bergumam dengan mata membulat saat mendapati sosok pria dengan leather jacket berwarna hitam.

Meski sedikit terkejut juga takut Cassie perlahan melangkah mendekati sang pria yang tertidur dengan menundukkan kepala di depan pintu apartemen.

Theron?? dia disini?? apa dia menunggu ku? astaga! apa yang telah kulakukan??

Cassie seketika menekuk lutut dan memperhatikan dengan seksama wajah pria yang kini memejamkan mata di depan pintu apartemen miliknya.

Siapa? siapa sebenarnya dirimu Theron? kenapa wajah mu tak begitu asing dalam pandangan ku?apa kita pernah bertemu di masa lalu?

Kenapa aku jadi merindukan ayah?? kenapa, diriku bahagia juga sedih disaat yang bersamaan seperti ini, Tuhan?