NovelToon NovelToon
Oppa Korea Suamiku

Oppa Korea Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Pernikahan Kilat / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:96.8k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

"Aku mohon jadilah Mamaku Ra!!" Pinta Hannah temannya sejak pertama kali masuk SMA.
"Jika dalam waktu satu minggu, orang tua mu tak bisa membayar sisa hutangnya, kamu harus menikah denganku manis." Ucap pria lintah darat yang terkenal didaerah itu.

Danira Grisela,
Seorang gadis polos yang baru saja menyelesaikan pendidikan SMA, harus terjerat ancaman seorang lintah darat yang akan menikahinya jika orang tuanya tak bisa melunasi sisa hutangnya.
Namun, ia juga dihadapkan dengan permintaan sahabatnya yang memintanya untuk dengan Ayahnya dan berjanji akan melunasi semua hutang orang tuanya dan menanggung semua kebutuhan keluarganya.

Pilihan manakah yang akan Danira pilih?
Yuk langsung baca ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 33

Selesai sholat malam, Danira duduk bersandar di dada Hajun dan punggung Hajun bersandar di kepala ranjang.

"Ayy... aku jadi takut, sesuatu yang buruk akan terjadi." gumam Danira pelan.

"Jangan bilang hal yang buruk, Sayang, Ucapan itu bisa jadi doa, berkata lah yang baik-baik aja ya. Hidup kita udah ada yang ngatur, kita serahkan semuanya pada Yang di Atas ya sayang!"

Hajun mengecup rambut Danira dan mempererat pelukannya.

"Sejujurnya.... Kekhawatiran itu juga ada di hatiku. Rasa takut, kehilangan untuk kedua kalinya. Tapi aku harus mampu memberikan semangat pada Danira dan Harus mampu membuatnya tenang." Batin Hajun.

"Aayy, kalo nanti aku habis melahirkan jadi gendut,kamu masih sayang nggak sama aku?" tanya Danira tiba-tiba.

Hajun tersenyum. "Aku akan tetap sayang sama kamu, gimanapun bentuk tubuh kamu. Mau kurus, mau gendut, mau putih, mau dekil juga gak masalah. Asal kamu tetap jadi Daniraku yang lucu dan menggemaskan."

Danira menarik tubuhnya dari pelukan Hajun dengan wajahnya yang cemberut.

"Emang aku badut yang lucu dan menggemaskan?"

Hajun kembali tersenyum. Ia menangkup wajah Danira dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan marah, Sayang. Kamu itu selalu bisa membuatku bahagia, membuatku merasa awet muda, membuatku...."

Cup!!

Danira mengecup bibir Hajun, ia menarik kepala Hajun membuat kecupannya berlanjut menjadi ciuman.

Tangan Hajun yang tadinya menangkup wajah Danira, turun ke rahang, dan yang satunya pindah ke tengkuk Danira.

Danira bergerak naik ke atas pangkuan Hajun dan duduk dengan paha menjepit perut Hajun.

"Danira... katanya tadi capek, tapi selalu mulai mancing duluan." batin Hajun.

Dengan agresif, Danira melepas kaos oblong Hajun. Ia terus mencium leher dan bahu Hajun tak lupa ia juga meninggalkan tanda kecupan di sana.

Danira menekan bibir Hajun dan lidahnya membelit lidah Hajun dengan tangannya yang berada di tengkuk dan di rambut Hajun.

Sesekali Danira mengangkat kepalanya hanya untuk sekedar menghirup udara sepuasnya lalu kembali lagi mencium bibir Hajun.

Tangan Hajun memeluk pinggang dan punggung Danira, ia membiarkan Danira melakukan apa yang dia suka pada tubuhnya.

"Aaayyy...." panggil Danira lirih.

"Hmm...." jawab Hajun.

Danira mengangkat kepalanya. "Tidur lagi yuk, nanti kelewatan subuhnya." Ucap Danira tanpa rasa bersalah.

Danira yang merebahkan tubuhnya begitu saja membuat Hajun seketika ternganga.

"Ya ampun, Danira. Aku udah siap tempur, dianya malah ngajak tidur!"

"Ayoo, tidur Ay!" ucap Danira manja, dan dengan terpaksa Hajun merebahkan tubuhnya miring di sisi Danira.

Danira meraih tangan Hajun untuk dijadikannya bantal. Tangan Hajun yang satunya ia tarik lalu meletakkannya di atas perut.

"Selamat tidur, Ay, i love you." Danira mengecup pipi Hajun.

"I love you too, Sayang." Hajun balas mengecup pipi Danira. Padahal hatinya sedang kesal pada Danira.

***

Saat sarapan, Hannah senyum-senyum sendiri saat melihat Hajun dan Danira bergantian.

Hal itu membuat Danira menempelkan punggung tangannya, ke atas dahi Hannah.

"Kamu lagi sakit ya, Han, dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?"

Hannah tersenyum. "Ehmmm... kayanya ada yang habis rapelan nih tadi malam." goda Hannah.

Danira langsung tersedak dan telapak tangannya refleks menyentuh leher. Tapi Danira tau sia-sia aja ia menutupinya, karena kerajinan bibir Hajun menyebar di tubuhnya.

"Han... jangan menggoda Danira." tegur Hajun.

Hannah terkikik. "Duuuh yang dibelain Papa, pipinya sampai seperti tomat matang merahnya!" Hannah tambah semangat mengoda Danira.

"Iiisshhh... Han, udah aah!" Ucap Danira yang bertambah malu.

"Aaahhhh, masa masih malu, Mam!" goda Hannah lagi.

"Han, jangan bikin Danira ngambek. Kalau ngambek nanti Papa yang bingung buat bujuknya."

"Danira sih pasti gampang dibujuknya, Pa. Tinggal dikasih kembang gula juga udah baik lagi." jawab Hannah.

"Papa sama anak sama aja!" wajah Danira cemberut.

Hannah terkikik lalu memeluk Danira. "Jangan cemberut dong, Mam!" Ucap Hannah lalu mengecup pipi Danira.

Melihat kedekatan Hannah dan Danira, Hajun langsung memeluk keduanya.

"Papa sayang sama kalian berdua." ucap Hajun.

"Bertiga, Pa!" protes Hannah.

"Iya... Papa sayang kalian bertiga."

***

Danira merasa jenuh berhari-hari diam di rumah sakit dan di rumah saja. Sementara Hannah lebih sering pergi ke luar bersama Shaka.

Selesai Danira salat Isya, Hajun masih belum pulang juga. Danira yang merasa jenuh di kamar, akhirnya duduk di teras depan, ditemani Ujang dan juga teh hangat dan goreng pisang di atas meja

"Sudah lama ya, Jang, kita nggak ngobrol." ucap Danira.

"Iya, Non, Non berhenti kuliah ya?" tanya Ujang.

"Enggak, Jang, cuma masih harus istirahat kata dokter. Gimana sekolahmu?"

"Alhamdulillah lancar."

Suara klakson mobil tiba-tiba mengagetkan mereka berdua. Dengan cepat Ujang berlari untuk membuka pintu pagar.

Sementara Danira berdiri sambil merapikan sweaternya.

Hajun langsung turun dari mobil lalu ia melangkah mendekati Danira.

Hajun yang sudah berdiri di depan Danira, tiba-tiba menarik lembut pinggang Danira dan mengecup kening Danira.

"Iihhh... malu, ada Ujang." Ucap Danira sambil mendorong dada Hajun pelan.

"Biar dia tau, kalau kamu istri aku." jawab Hajun.

Danira tertawa pelan. "Ujang udah tau!"

"Ayo masuk." Ucap Hajun sambil merangkul pinggang Danira.

"Sudah makan belum, Ayy?" tanya Danira.

"Udah" jawab Hajun singkat.

"Ooh... di mana, sama siapa?"

"Teman aku baru buka restoran. Dia ngundang makan malam dadakan."

"Ooh...." Jawab Danira singkat karena merasa sedikit kecewa. Padahal Danira menunggu Hajun untuk makan malam bersama.

"Kamu udah makan, Sayang?" tanya Hajun sambil membuka jasnya.

Kepala Danira mengangguk lalu ia menolong Hajun membuka dasi.

Danira berusaha menahan air matanya, Danira sendiri tak mengerti, kenapa sedikit saja ada yang tak berkenan di hati, pasti air matanya mau ke luar.

"Aku mandi dulu ya, Sayang."

Danira menjawab hanya dengan mengangguk saja. Ia buru-buru berbaring diatas ranjang lalu menyelimuti tubuhnya agar Hajun tak melihatnya menangis.

***

Saat Hajun ke luar dari kamar mandi ia melihat Danira sudah berbaring dan menutup matanya.

Saat hampir tengah malam, Danira merasakan perutnya lapar. Ia melihat jam di atas meja, menunjukkan pukul 22:45.

Ia juga melihat Hajun yang sudah tertidur tanpa baju dengan hanya memakai celana pendek saja.

Dengan perlahan Danira turun dari atas ranjang, ia keluar dari kamar lalu melangkah menuju dapur.

Sesampainya di dapur, ia memanaskan makanan lalu membawa makanan itu ke ruang tengah.

Danira menyalahkan televisi lalu dengan pelan, Danira menyuapkan makanan ke mulutnya sambil sesekali tangannya mengusap air mata.

Kalau bukan karena bayi dalam perutnya, Danira merasa malas makan sendirian.

Hajun yang terbangun merasa kaget saat melihat Danira tak ada di sampingnya. Ia mencarinya ke kamar mandi juga tak ada.

Hajun ke luar dari kamar, ia melihat Danira duduk sendiri di ruang tengah sambil menonton televisi dengan sepiring nasi di tangannya.

Hajun melangkah menghampiri Danira lalu duduk di sebelahnya membuat Danira mendongakan wajahnya karena terkejut.

"Kamu belum makan malam ya, Sayang. Pasti nunggu aku ya tadi, maafin aku,ya! Harusnya aku ngasih tau kamu kalau aku gak makan di rumah." sesal Hajun.

Kepala Danira menggeleng pelan. "Gak papa."

"Aku suapin ya."

Kepala Danira menggeleng lagi.

Hajun gemas dengan bibir Danira yang mengunyah makanan dengan pelan.

Hajun mencium bibir Danira sekilas, tapi tanpa di duga Danira membalas ciuman Hajun meski hanya sebentar karena Hajun menyudahi ciuman mereka.

"Makan lagi ya."

"Nggak mau makanannya, aku udah kenyang."

"Terus maunya apa?" tanya Hajun menggoda.

Danira tersenyum, ia bergerak naik ke atas pangkuan Hajun. Kedua pahanya menjepit kedua paha Hajun. Perut Danira yang membesar, memberi jarak di antara tubuh mereka.

Tangan kiri Danira melingkar di bahu Hajun dan tangan kanannya terus meraba rahang Hajun.

Bibirnya menekan bibir Hajun, mengisap, mengecap, dan menggigitnya dengan ganas.

Tangan Hajun meraba paha Danira yang menjepit pahanya membuat Danira mengangkat kepalanya dari wajah Hajun.

Dan berpindah menenggelamkan wajahnya di leher Hajun, ia menjilat, mengecup, dan menggigit disana.

Hajun yang mengeluarkan suara desahan dari mulutnya, membuat Danira kembali mencium bibir Hajun.

"Aaahhh! Papa, Mam, Ya Tuhan!" pekikan Hannah mengagetkan mereka berdua.

Danira hendak turun dari atas pangkuan Hajun. Tapi tangan Hajun erat menahan pinggang Danira.

"Baru pulang, Han?" tanya Hajun dengan raut wajah biasa saja.

Hannah melangkah menghampiri lalu duduk di sebelah mereka.

"Turunin Ayy... ih, malu sama Hannah." rajuk Danira.

Hannah tertawa dengan suara nyaring. "Aah, tadi sebelum kepergok, kayanya nggak pakai malu deh, Mam!" goda Hannah.

"Papamu yang gak tau tempat, turunin dong, Ayy!"

"Kok Papa sih, Mam yang disalahkan. Dari posisi aja udah ketahuan siapa yang mulai duluan." goda Hannah sambil terkikik geli.

Hajun tersenyum saat menikmati wajah merah merona Danira.

"Ayo... Ayy, lepas aah, nanti Hannah mau juga, kasihan belum nikah." balas Danira menggoda Hannah.

Hannah tertawa lagi. "Kok aku dibawa-bawa sih, bilang aja malu karena udah kepergok!"

Hajun akhirnya melepaskan Danira dan Danira duduk di samping Hannah. Hannah berada di tengah di antara keduanya.

Hannah mencium perut Danira. "Adik kecil, nanti jangan jadi tukang ngambek kaya Mama ya. Jangan juga gak peka kaya Papa. Pokoknya kamu harus jadi yang terbaik!" ucap Hannah sambil mengelus perut Danira.

"Iiihhh... siapa juga yang tukang ngambek?" protes Danira.

"Tadi baru aja ngambek kan!" goda Hannah.

"Sok tau iih!" Jawab Danira mencubit pelan lengan Hannah.

"Iiihh... biasanya, kalau ibu tiri mau nyiksa anaknya, nunggu Papanya gak ada dulu. Masa ini nyiksa anak tiri di depan Papanya siih!"

"Apa sih Han!" Ucap Danira dengan wajah cemberut.

Hannah terkikik geli lalu ia memeluk Danira. "I Love You Mam."

*********

*********

1
Aliya326
sangat best dan sangat menarik
Melia Gusnetty
iihh..kok menjijik kn nengok lakik macam luu hajun...ms ke kamar mandi mau d temanin pelakor...gk mikir perasaan istri nya...si istri juga plin pkan...nnt udh d cium...luluh lg...sm aja😏😏👎👎
Melia Gusnetty
ini laki2 paling tolol..plin plan gk peka sm perasaan istri..egoiis...si pelakor begelayut sm dia mau juga..menjijik kn..giliran istri d dekatin laki2 lain cembokor...huuuh..😏😏😏
Melia Gusnetty
si hajun goblok..si danira terlalu lemah...pasangan yg👎👎
kiya
kok jd merasa arvin lebih baik buat danira, si oppa menang dpt cinta aja tp lebih sering bikin sedih danira ga sih, ga peka jg masih suka layanin perempuan lain jg walopun alasan cinta hny buat danira to kelakuannya sering bikin sedih danira
ellasarniaa
tiara siapa thorr??
Rishalin: typo kak
total 1 replies
Yati Siauce
semngt y thor
kiya
halah omong doang, msh aja mau dideketin pelakor, drmh sakit ada perawat cowok kok mlh mau aja dipegang2 pelakor, bikin sakit hati istri aja, mn lg hamil sensitif hatinya. coba dibalik klo istrinya yg dipegangi cowok lain, rela ga
kiya
ahh danira cewe labil ga jelas, marah kok gitu aja pdhal lakinya sampe lupa istri karna meladeni cewe lain, kek gitu ktnya cm cinta istrinya aja, omong kosong bget, istri yg lg hamil loh yg dilupain, bukan krna sesuatu yg penting lg lupainnya
Emylia Rosliayana
best dan seru...cuma updatenya sedikit...kalau boleh yang banyak updatenya..
Emylia Rosliayana
thor please up datenya yg bnyak...jgn kdekut ya up date nya..lg seru bca soalnya..
Vien Habib
Luar biasa
kiya
malas bget liat laki ga peka perasaan istri, dah tau si pelakor mau sm dia tp msh aja kasi peluang, giliran istri didekatin cowo lain, marah.. waras ga sih ni laki, menyebalkan..mana istri lg hamil pasti lbh sensitif perasaan nya
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
terus update nya thorr
Neng Nosita
Bagus thor ceritanya... semangat berkarya 💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
kok Hajun Tak peka ya,Dona itu yang menguasai kamu kasian Danira,,
ruhe
ini si tua keladi gmna sih ,bikin kesel aja, insting cewe tuh gk pernah slah, palingan meleset dikit, banyak bener biasa, nyesel baru tau luh 😑ini gue lagi bete min sorry to worry 🙏😁
Indah Darma Indah
semoga danira dn bayi nya selamat.ini pasti ulah dona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!