Apa aku salah menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan yang tidak pernah terpikirkan oleh ku?
Evelyn, wanita dewasa yang tidak sengaja melakukan one night stand dengan seorang lelaki bernama Eden lebih muda 5 tahun dari nya, yang notabenenya adik dari sahabat nya bernama, Sonia.
Gila nya! pria itu sudah memiliki keluarga, bagaimana kah nasibnya setelah kejadian itu apa Eve akan meminta pertanggung jawaban pada lelaki yang sudah beristri atau memilih pergi.
Eve mengatakan dirinya sebagai orang ketiga Tapi tidak sedikit orang mengatakan dirinya bukanlah orang ketiga.
'Kamu bukanlah penghancur dalam hubunganku'
- ROBERTO ALEXANDER ADENGGA -
'Apa wanita seperti ku pantas bahagia diatas penderitaan orang lain'
- EVELYN ALDISSA DINATA -
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 18
Disinilah, mereka berada di warung bubur ayam. sebenarnya Eden mengajak Eve makan di salah satu restoran 24 jam butuh waktu 25 menit dari kost-an Evelyn ke sana.
Tapi dengan segala cara Evelyn lakukan untuk menghentikan Eden di warung bubur ayam pak Wisnu, akhirnya Eden mengalah saja dan mengiyakan ucapan wanita hamil disampingnya saat ini yang begitu lahap memakan bubur mangkuk ke 2 nya.
Ya, dua Mangkuk. memang lagi kepengen makan atau lagi kelaparan saja wanita hamil didepan nya tidak ada raut jaim-jaimnya sama sekali di depan Eden.
" Mau tambah lagi. " tanya Eden saat melihat bubur di mangkuk Eve telah bersih mengkilat.
" Sudah kenyang gue. " jawab Eve mengelap bibirnya dengan tisu.
" Ya sudah. " balas Eden beranjak dari duduknya membayar pesanan mereka.
" Mau kemana? " tanya Eden lagi melihat Eve mulai menjauh dari posisi semulanya saat Eden sedang membayar pesanan mereka dikira Eden tidak melihat apa dari ekor matanya pergerakan wanita hamil itu.
" Gue mau kerja lah. " jawab Eve sewot.
" Aku melarang kamu kerja mulai sekarang. " ucap Eden tegas.
" Lo siapa ngatur-ngatur gue. " sentak Eve saat Eden memegang tangan nya.
" Gue calon suami lo. " ucap Eden menegaskan.
" Gue gak pernah tuh, menganggap suami orang. calon gue. " sindir Eve.
" Gue gak perduli. " ucap Eden tidak ingin dibantah.
Eden langsung membopong tubuh Eve layaknya karung beras, membuat wanita itu terpekik kaget.
" AKHHH! EDEN TURUNIN ANJING! " umpat Eve memukul punggung lelaki itu keras.
PUK....
" EDEN!!! " pekik Eve tidak terima pantat mulutnya di pukul berondong.
" Gak boleh bilang kasar. " ucap Eden santai memasukan wanita itu kedalam mobil.
Eden mulai melajukan mobilnya dengan Eve yang meronta-ronta seperti kesurupan Eden tidak mengindahkan nya.
" ANJING LO EDEN! GUE BAKAL ADUIN KE BINI LO KELAKUAN BEJAT LO! BANGSAT LO EDEN TURUNIN GUE GAK! GUE HARUS KERJA BANGKE! BERONDONG GAK TAU DIRI LO YA! " umpat Eve tanpa henti.
Telinga Eden terasa panas mendengarnya, ia menggertakkan giginya.
" BISA DIAM GAK! " bentak Eden tanpa sadar.
" GUE LAGI NYETIR! JANGAN BUAT ULAH! " sambung Eden.
DEG....
Eden yang merasa disebelahnya tidak ada pergerakan melirik sebentar ternyata, wanita itu menurutinya.
Eve mendengus kesal, dalam hatinya ingin menangis mendengar bentakan Eden. ah ayolah mental Eve sekeras baja hanya dibentak saja sudah mau nangis!
Kurang lebih 2 jam perjalanan, selama itu pula Eve tidak mengeluarkan tanduknya malahan wanita itu tertidur pulas. Eden menghentikan mobilnya didepan bangunan megah dan mewah dari dalam rumah megah itu keluar seorang pria memakai setelan formal dengan kaca mata bertengger di hidungnya.
Pria itu menghampiri mobil majikan nya.
" Selamat datang kembali Tuan Eden. " sapa Modis.
" Tolong kamu suruh beberapa orang bawa barang-barang Evelyn dari kost-an kemari. harus selesai secepatnya. " perintah Eden.
" Siapa Tuan? apa nona disamping anda Tuan? apa perlu saya bangunkan juga? " tanya Modis melirik dari pintu kemudi wanita itu masih tertidur lelap.
" Tidak perlu, intinya wanita disamping ku ini, kamu suruh bibi Genna siapkan kamar juga. " ucap Eden menggendong Eve ala Bridal Style.
" Maksud Tuan, kamar utama milik tuan dan Nyonya Bella? "tanya Modis memastikan.
" Tidak ada lagi Nyonya Bella dalam rumah mewah ini, kau siapkan saja dua kamar milik ku dan kamar tamu. " ucap Eden.
" Baik Tuan, saya permisi dulu. " ucap Modis kembali masuk kedalam Mansion dalam otak nya suda banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dibenaknya.
" Bibi Na! " panggil Modis menuju ruangan belakang rumah.
" Ada apa Tuan Modis. " tanya Bibi Na.
" Siapkan kamar tamu dan kamar utama sekarang juga. " ucap Modis.
" Kok mendadak banget? emang Tuan besar bawa siapa kesini? " tanya Bibi Na cukup kaget.
" Saya juga gak tahu, tadi saya tanya malahan gak dijawab. kamu siapkan saja kamarnya sekarang sebelum tuan marah. " ucap Modis.
Bibi Na bergegas membersihkan kedua kamar dibantu beberapa pekerja yang lain.
Eden melangkahkan kakinya masuk dengan Eve dalam gendongan yang masih tertidur.
" Kamarnya sudah siap Tuan. " ucap Modis sesekali melirik Eve dalam gendongan tuannya.
" Jaga pandangan mu sebelum k cabut bola matamu. " ucap Eden yang tahu arah pandang Modis sejak tadi.
" Maafkan saya Tuan, silahkan lewat sini. "Ucap Modis menunduk.
" Suruh beberapa pelayan siapkan pakaian wanita di lemari, perlengkapan mandi dan suruh para koki masak makanan. " ucap Eden
" Ah iya panggil semua pekerja dalam rumah berkumpul sekarang. " Sambung Eden sebelum melangkah kedalam kamar.
" Baik Tuan. " Jawab Modis.
KLEK...
Eden merebahkan tubuh Eve hati-hati agar wanita itu tidak terusik dari tidurnya.
TOK...
TOK...
TOK...
KLEK...
" Tuan, para pekerja sudah di lantai bawah. " Ucap Modis memberitahu.
" Aku akan segera turun. " Jawab Eden.
Lantai 1
" Mulai sekarang nyonya muda kalian adalah Evelyn. Wanita yang saya bawa akan kalian layani layaknya kalian melayani saya sebagai majikan. "
" Suruh beberapa pelayan menjaga nya, jangan biarkan dia keluar dari rumah ini sedikit pun! "
" Turuti apa yang dia mau tapi jangan turuti kalau dia keluar rumah. " Perintah Eden.
" Jangan biarkan seseorang masuk kedalam rumah ini, mau itu keluarga saya atau orang asing . Laporkan setiap aktifitas nya pada saya setiap jam selama saya berada diluar. "
" Jika dari kalian ketahuan melanggar nya atau berkhianat saya tidak segan-segan menghancurkan kehidupan kalian. KALIAN MENGERTI! " tegas Eden.
" YA TUAN DENGGA. " sahut semua pekerja disana.
" Bibi Na. " Panggil Eden.
" Ya tuan. " Sahur Bibi Na menghampiri Eden.
" Saat jam makan siang bangunkan dia, saya ada urusan sebentar diluar. " Ucap Eden.
" Kalau dia menolak atau membantah tidak usah mendengarkan ucapan nya kalian lakukan pekerjaan yang saya perintahkan Saja. " Sambung Eden memberitahu.
" Baiklah Tuan. " ucap Bibi Na.
Jam 12 siang telah tiba....
Eve merenggangkan tubuh nya tidurnya kali ini begitu nyenyak sekali, wanita itu masih belum menyadari keberadaan nya dimana.
Eve mengerjap pelan menyesuaikan retina sekitarnya barulah Eve sadar ia tidak berada di kost-an atau di mobil Eden.
Eve beranjak dari atas kasur menatap sekitarnya yang asing semua barang-barang bermerk terpampang jelas.
KLEK....
Eve menatap pintu yang terbuka dari luar seorang perempuan yang sepertinya seumuran Tante Maya masuk kedalam.
" Selamat siang Nyonya, bagaimana tidur nya cukup nyenyak nyonya. " Tanya Bibi Na tersenyum hangat.
" Ini dimana? Terus kamu siapa? Kok saya tiba-tiba disini. " Tanya Eve linglung.
" Perkenalkan saya Bibi Na, kepala pelayan Mansion Tuan Adengga. Nyonya saat ini ada di Mansion milik Tuan Eden. " jelas Bibi Na.
" Ahh.... terus dimana dia? " tanya Eve celingak-celinguk.
" Tuan Eden ada sedikit urusan mendesak diluar. " jawab Bibi Na.
" Kalau gitu, aku langsung pulang saja ya. " ucap Eve berpamitan berniat melangkah keluar.
" Tunggu Nyonya. " Panggil Bibi Na menahan tangan Eve.
" Ya ada apa lagi Bi? " tanya Eve.
" Karena sudah jam makan siang, tuan menyuruh Nyonya makan dulu tapi sebelum itu Nyonya harus membersihkan tubuh dulu. " jelas Bibi Na.
" Gak perlu, aku langsung pulang saja gak masalah kok. " Jawab Eve masih biasa saja.
" Ini perintah Tuan Muda, saya tidak bisa membantahnya. " ucap Bibi Na
" Ti- "
" MASUKLAH KALIAN.." panggil Bibi Na sedikit keras.
Masuklah beberapa pelayan berseragam menghampiri Eve lebih tepatnya wanita hamil itu bak Lalat yang di kerumunan.
" Bawa Nyonya ke kamar mandi. " perintah Bibi Na.
" HEH LEPASKAN AKU! " pekik Eve spontan saat tubuhnya di bawa ke kamar mandi dengan pakaian yang mulai di lucuti satu satu.
" TUNGGU! AKU BISA SENDIRI! " teriak Eve menghentikan aktivitas mereka.
" Kalian bisa tunggu aku diluar oke, aku tidak akan kabur aku akan mandi. " Ucap Eve menengahi mereka.
" Baiklah, kalau begitu kami akan tunggu disini Nyonya, kami akan memandikan nyonya. " sahut seorang pelayan.
" Tidak perlu, aku bisa sendiri kalian keluar saja. " usir Eve.
" Tapi- "
" Kalau tidak aku tidak akan mandi! Dan tidak akan maka." ancam Eve.
" Baiklah, kami menunggu nyonya diluar kamar mandi. " ucap Bibi Na.