Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan dengan Rangga
Paginya Astrid sudah berisik menelpon Eva.
"Kenapa Trid?"
"Bangun, bayi panda!"
"Ini masih shubuh loh... "
"Jangan lupa, nanti kita ketemuan di kafe depan TVN saja."
"TVN?" Eva langsung terbangun dari tempat tidurnya. TV N itu adalah tempat kerjanya sebagai manajer program sebuah acara TV sebelum dia terlempar 2 tahun dari kecelakaan itu terjadi atau 1,5 tahun dari pernikahannya dengan Bryan.
"OK, Trid! Aku mandi dulu ya'.. " Eva bersemangat bertemu dengan senior-seniornya di TV N. Dulu mereka sangat akrab satu sama lain. Namun jika sekarang, bagaimana ceritanya jika mereka saja di kehidupan sekarang tidak kenal dengan Eva.
Astrid kemudian menghubungi Rangga. "Ngga, nanti kita ketemu dengan Eva. Ingat apa yang aku bilang ke kamu dan latihan kita selama ini kan?? Jangan buru-buru ucapkan cinta dan aku ngga mau kamu cium dia!! "
"Tenang sajalah.. Eva hanyalah permainan buatku. Kamu adalah satu-satunya bidadariku Trid.. "
......................
Eva memakai baju kotak-kotak dan celana jins. Tas tote bag yang memuat segala ada tergantung di bahunya. Sebuah kafe yang tidak terlalu ramai terletak di dekat gedung kantornya. Tiba-tiba Eva tersenyum, dulu dia suatu waktu dia berjalan dengan suaminya yang terus menciumi tangannya. Air mata menetes begitu saja. Bahkan di kehidupan yang sebelum masa itu terjadi dia begitu merindukan Bryan. "Dimanakah pria itu sekarang berada? Baik-baik sajakah dia?"
"Hai Va.. sinii!" Astrid melambaikan tangannya ke Eva.
"Hai Trid! Heran, cepet bener kamu kesini. Biasanya molor mulu dari perjanjian."
"Aku tadi kesini sekalian bawa pesanan orang Va.. "
"Udah makan? Pesen gih!"
"Belum Va.. Spaghetti ya.. "
"Spaghetti 2 mbak!!"ujar Eva ke pelayan Kafe.
"Aku pengennya jalan-jalan sih Va. Bunek di rumah!"
"Dimarahin sama ibumu lagi?"
"Ya gitu deh.. keluarga miskin seperti kami memang sering cek cok.." Astrid kemudian menundukkan kepalanya dan mulai terisak.
"Udah, jangan nangis. makan dulu. Biar kuat nangisnya. Eh, maksudku biar kuat badannya. Kan kita mau jalan-jalan.. "
"Makasih ya Va.. kamu selalu ada untukku.. "
"Hei, sahabat itu selalu ada untuk sahabatnya!" kata Eva sok bijak walaupun akhirnya dia bingung sendiri dengan kata-katanya.
Spaghetti datang dengan bau yang menggoda. Dengan lahap Astrid memakannya dengan semangat. "Mumpung gratisan.. "
Astrid kenyang sarapan dengan Eva. Setiap kali Eva menraktir Astrid karena tersentuh dengan cerita-cerita Astrid yang menyayat hatinya. Namun Eva tidak akan menyangka jika Astrid berniat jahat kepadanya. Terlalu lugu atau polos atau memang Eva bodoh..
"Va, udah dapat kerja blm?"
"Udah. Kamu?"
"Belum.. Aku tidak ada baju yang pantas untuk melamar kerja.. "
"Belilah beberapa Trid.. "
"Aku belum ada duit Va.. "
"Aku yang bayar deh... Yuk ah.."
Astrid berbinar bahagia.
"Tapi kita ke kampus dulu Trid. Kan kita harus cari lowongan."
"Ehm iya ya.. "
Eva melihat sekeliling. Dilihatnya beberapa seniornya di TV N.
Apa mereka pada garis waktu ini juga saling mendukung dengan positif Vibesnya. Eva tertawa melihat seniornya di meja samping meminum kopi yang kepanasan.
"Bwah!!"
"Pak Arinto, jangan napsu-napsu amat, napah?"
"Eh, mbak tau nama saya?"
"Lah kan Bapak itu pembawa berita?"
"Hahahahaha.. iya ya.."
"VA? Kamu dengerin ceritaku ngga sih?" tiba-tiba Astrid merengut.
"Dengerin kok dengerin.. Yuk ke kampus."
Dengan mobilnya Eva, sampai juga 2 orang itu sampai di kampus mereka.
Seorang pemuda kecil namun tampan terlihat memperhatikan pengumuman lowongan kerja yang diumumkan di pojok alumni.
Eva dan Astrid segera ikut mengerumuni pengumuman lowongan pekerjaan di papan pengumuman itu. Eva langsung berinisiatif menulis semua lowongan yang sesuai dengan kriteria Astrid di bukunya.
Tanpa aba-aba tapi seperti sudah di skenario, cowok itu menabrak Eva dengan sempurna seperti di film-film.
"Aahh.. maaf mbak. Mbak ngga papa?"
"Nggak papa Mas.. " Seketika mata Eva membulat melihat seseorang yang menabraknya.. "Rangga... "teriaknya dalam hati. Kerinduan merasuk di kalbu.
Pemuda berlesung pipit itu tersenyum manis dan memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
"Boleh kenalan mbak? Namaku Rangga... "
"A.. aku Eva.. Revalina. Tapi kamu bisa memanggilku Eva."
