NovelToon NovelToon
Raina Grittella 2

Raina Grittella 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Berbaikan / Identitas Tersembunyi
Popularitas:55.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alfian Syafa

"Kita udah selesai, Bara! Sejak saat dimana malam itu terjadi!" kata Rain, menatap wajah Bara dingin.

Bara tak sanggup mendengar ucapan Rain. Dia sangat mencintai Rain dan tidak ingin hubungannya berakhir. Kalau saja malam itu dirinya tidak bodoh maka semua itu tidak akan terjadi dan Rain masih berada di dalam pelukannya. Bahkan sekarang tatapan itu ... tatapan Rain kepada Bara bukan lagi tatapan penuh cinta. Melainkan tatapan penuh kebencian. Bara akan berusaha kembali mendapatkan hati Rain.

Apakah usaha Bara akan membuahkan hasil? simak kisah Rain season dua ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfian Syafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Syukurlah kalau ada cctv, Mbok. Aku jadi lega sekarang. Non Rain memang hebat ya. Kalau bertindak tuh nggak asal. Pokonya dia majikan Ter the best yang pernah aku kenal!" ungkap Mbak Dida.

Bibi Marni memasukkan potongan ayam lalu menutup panci agar ayam empuk dan bumbu meresap. Sayuran yang sudah siap itu dia berikan kepada Mbak Dida supaya nanti dia yang mengurusnya. Sementara Bibi Marni menyiapkan ulekan buat bikin sambal. Bibi Marni nggak pernah pakai Chopper kalau mau bikin sambel. Di ulek saja lebih enak.

"Kalau mau kerja di sini jangan cari gara-gara sama non Rain. Mata jangan jelalatan apalagi godain calonnya non Rain. Bisa dipecat kamu dan Mbok yakin, kamu nggak bakal bisa kerja dimana-mana!" kata Bibi Marni.

Membuat Mbak Dida jadi meneguk ludahnya susah payah. Membayangkan dia cari kerja saja susah apalagi kalau tidak diterima dimanapun. Rasanya hidup Mbak Dida pasti akan merana kayak authornya yang lagi patah hati.

"Nggak lah, Mbok. Bisa kerja di sini sudah bersyukur masa iya mau ganjen. Sadar diri aku ini siapa!"

Mbak Dida mana mungkin sih mau godain calon majikannya yang tampan itu. Bisa menatap wajahnya saja sudah senang. Meski hanya mengagumi tapi Mbak Dida ya nggak mau kok berangan-angan untuk memilikinya. Sadar diri sadar posisi bahwa dirinya cuma asisten rumah tangga. Apalagi usianya dibawah Mbak Dida. Masa iya nikah ama berondong. Kalau ada sih ya mau-mau aja.

"Kalau Mbok denger dulu ada kerja di tempat Non Mentari. Dipecat karena ketahuan liatin Tuan Rean."

"Lah kan punya mata. Masa iya nggak boleh lihat!"

"Maksudnya ganjen, tapi entah bagaimana ceritanya. Mbok hanya sedikit tahu dari Non Rain sebelum kamu kesini. Kalau harus kasih tahu kamu supaya hati-hati dan menundukkan kepala ketika berada di dekat Tuan Rean," jelas Bibi Marni.

Mbak Dida memasukkan wortel dan kentang, lalu menutup kembali agar empuk. Tugasnya masak sayur sop sambil goreng tempe nggak pakai tepung. Tempe dikasih bumbu bawang putih, ketumbar dan garam. Diulek lalu kasih air sendikit dan di marinasi. Tempe lagi berendam sama bumbu jadi biar sop nya dulu yang mateng.

Mbak Dida aduk-aduk sayur tersebut lalu masukkan kol dan buncis. Tes rasa sudah enak dan segar. Menunggu sayur matang dan mendidih kembali. Barulah masukkan daun bawang, seledri juga tomat. Aduk sebentar lalu matikan kompor.

Kelar semuanya Mbak Dida goreng ayam. Obrolan terjeda karena kalau sambil ngobrol nggak mateng-mateng nantinya. Sementara Bibi Marni menggoreng sambal yang sudah dia ulek tadi. Biar tambah enak dan tahan lama kalau di goreng lagi.

"Bi ... Masak apa nih. Harum banget," tanya Rain yang baru saja masuk ke dapur.

"Lho ... Non pulang? Bibi belum masakin buat Non. Mau makan apa?"

Rain melangkah mendekat ke arah Mbak Dida yang sedang mengangkat tempe goreng yang sudah matang.

"Sayur sop ini buat makan kalian?" tanya Rain.

"Hehe ... Iya, Non," jawab Mbak Dida.

"Aku minta dikit ya. Masukin aja ke rantang. Masih ada nggak tempenya? Kalau ada mau juga. Kalau nggak ada apa aja yang bisa jadi lauk?"

"Banyak, Non. Ini masih ada belum di goreng."

Mbak Dida menunjukkan baskom berisi tempe yang belum digoreng. Ada banyak karena memang sengaja dua papan di goreng takut kurang. Kalau sisa masih bisa buat makan makan.

"Siapin ya. Dikit aja takut kalian kurang."

"Nggak kok, Non. Bibi masak banyak memang. Sengaja buat nanti malam juga."

"Nanti Bibi sama Mbak Dida masak lagi ya. Aku bawa bekal ini ke bengkel." Rain nyomot tempe goreng yang ada di piring.

"Iya, Non. Mau makan sama Den Bara ya?" goda Bibi Marni. Dia mengambil rantang dan menyiapkan sop ayam untuk Rain.

"Nggak," jawab Rain dengan wajah datar sambil makan tempe. Rasanya pas.

"Aku ke depan dulu!"

Rain keluar dari dapur. Membuka kulkas yang ada di ruang makan. Mengambil buah potong untuk dia bawa ke bengkel. Setiap habis makan Rain memang selalu tidak lupa makan buah biar makin sehat. Lalu dia mengambil minuman kaleng bersoda. Membukanya dan meneguk sedikit. Duduk di kursi lalu menikmati keripik kentang sambil nunggu makan siang tersedia.

Rain menatap sekeliling. Rasanya dia puas sekali melihat rumah tersebut. Hasil jerih payahnya selama ini dan sekarang dia bisa tinggal dengan bebas tanpa beban. Jika di rumah sebelumya Rain hendak menambah apapun itu mikir-mikir karena rumah itu pemberian Rean.

Rean sudah menikah takut kalau sewaktu-waktu istrinya mengambil alih atau ngambek pengen rumah itu jadi Rain nggak menambah apapun di rumah tersebut. Seadanya dan hanya menambah sedikit interior saja. Jadi waktu pindah nggak rugi-rugi banget.

Benar bukan dugaan Rain kalau Mentari pasti mengungkit rumah itu. Biarlah Rain lepas rumah yang sebenarnya membuat dia nyaman. Toh rumah sendiri lebih nyaman.

"Non, ini udah siap." Mbak Dida memberikan paper bag berisi rantang tersebut. Dari luar saja sudah tercium aromanya.

Mbak Dida dan Bibi Marni memang jago masak.

"Oh, iya. Makasih, Mbak. Nanti malam masak tumis kangkung, udang saus Padang sama tumis cumi cabe ijo aja ya. Kemarin udah belanja kan? Masak yang banyak biar kalian bisa makan sekalian," kata Rain.

"Baik, Non. Sudah belanja kok nanti saya sampaikan sama Bibi Marni."

"Kalau gitu aku pergi dulu ya, Mbak."

"Hati-hati ya, Non."

Rain pergi menuju bengkel menggunakan mobilnya. Mobil yang Rain beli sendiri. Jadi dia bawa lah karena Rean hanya belin rumah dulu buat tempat tinggal pas Rain belum sesukses sekarang.

***

"Aku nggak gila! Kenapa harus ke psikiater?" protes Mentari.

Sejak tadi Rean membujuk Mentari supaya mau konsultasi ke psikiater tentang trauma yang terjadi padanya. Rean nggak mau Mentari semakin menjadi. Bukan karena dia lelah dan bosan sama Mentari, tapi ini demi kebaikan Mentari juga. Demi janin yang sedang ada di dalam perut Mentari.

Ya, Mentari sedang mengandung hasil kecebong milik Rean. Si kembar bakal punya adik nanti. Rumah pasti akan ramai apalagi kalau lahirnya kembar lagi. Pasti Rean semakin pusing dan semakin semangat membuat adonan.

"Bukan gitu, Sayang. Kamu tahu kan kemarin kata dokter kalau kamu ini ada trauma dan harus konsultasi ke psikiater. Ini demi kebaikan kamu dan juga janin yang ada di perut kamu," jelas Rean. Mengusap perut Mentari yang masih rata itu.

Pingsannya Mentari ya karena syok, stres dan juga sedang hamil muda. Namun, gadis itu nggak tahu kalau dia lagi hamil. Belum terasa tanda-tandanya karena dia hanya merasa pusing kepala dan pengen marah.

"Kamu ... Bakal ninggalin aku ya?" Mentari menundukkan kepala. Kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Rean segera memeluk Mentari. Kali ini dia nggak akan pakai emosi. Harus bisa menahan dan bersabar menghadapi sikap Mentari yang semakin menjadi-jadi. Rela dituduh apapun meski tidak melakukannya. Setelah tahu kondisi Mentari dari Rain, Rean sangat terkejut. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak tahu soal trauma yang Mentari alami.

"Aku nggak akan tinggalin kamu. Plis jangan berpikir aku akan ninggalin kamu atau menduakan kamu. Aku akan selalu disampaing kamu, Sayang." Rean mengusap punggung Mentari supaya lebih tenang.

Istri Rean itu pun menangis mendapatkan perlakuan manis dan ucapan Rean benar-benar menyentuh hatinya. Rasanya dia juga lelah selalu curiga sama Rean. Padahal dulunya dia selalu percaya kalau Rean ini setia.

"Aku pikirkan dulu soal ke psikiater," ucap Mentari.

Rean mengurai pelukannya dan mencium kening Mentari. Mengusap air mata wanita yang telah rela bertaruh nyawa untuk melahirkan kedua buah hatinya.

"Baiklah, kalau begitu aku ke ruang kerja dulu ya. Ada hal yang harus aku selesaikan."

Mentari mengangguk. Lalu berpindah ke ranjang karena tadi dia duduk di sofa yang ada di kamar mereka. Merenungi tentang kehidupan yang telah banyak terjadi. Mentari sadar kalau dia telah banyak berubah. Dia menjadi menyebalkan karena hanya ingin mendapatkan perhatian dari Rean. Juga takut kehilangan Rean.

Selalu ada informasi tentang wanita yang ingin mendekati Rean dan pernah juga Rean hampir terjebak oleh seorang klien perempuan. Beruntung Mentari selalu mendapatkan informasi dari mata-matanya. Rean tidak pernah tahu hal ini. Jadi rasa takutnya semakin menjadi hingga dia juga takut jika suatu saat Rean akan membuangnya seperti sang ayah yang membuang ibunya.

Mentari nggak mau itu terjadi. Dulu dia selalu cerita sama Rain. Adik iparnya selalu memberi nasehat serta support kepada Mentari hingga Menteri selalu berpikir positif. Mentari tidak pernah emosian. Mentari juga tidak pernah bertengkar dihadapan anak-anak. Kehidupannya dulu sangat hangat.

Tidak seperti sekarang yang rasanya Mentari selalu dihantui rasa takut dan juga cemas berlebih. Bahkan sangat membenci Rain tanpa tahu apa penyebab Mentari membenci gadis itu. Mentari terus merenungi semuanya sambil terisak hingga lelah. Rasa kantuk menyerang dan membuat kedua matanya terpejam.

Bersambung ....

Gaes mau pamer kalau rupanya cover di ganti sama pihak Noveltoon. Bagus kan ya. Haha

Jangan lupa like,.komen dan subscribe ya.

1
m. fatkhulloh Basyar
wooow update 2 kali thor.... senang banget jadinya ini karna mu thor
Noey Aprilia
Spa tu yg liat rain???bara????
kuma kuma
lanjutin lagi thor aku suka 🥰🥰ceritanya
Alaish Karenina: terima kasih kak ☺️
total 1 replies
Noey Aprilia
Hhhmmmm....
kl blik lg sm bara,tkutnya dia ngungkit msa lalu rain lg....kn pst skit bgt....trs kl sm orng baru,mngkn sm aja ky bara yg kcewa....
Duuhhh....jd glau....
Alaish Karenina: jngn galau ya dek ya
total 1 replies
Neng Saripah
jangan ya rain yaaaa....
kasian bara loh nunggu kamu
Alaish Karenina: 🤣🤣 siapa tahu mereka jodoh kak
total 1 replies
Tarminah Tarminah
lanjut jangan lama2
Alaish Karenina: siap kak ☺️
total 1 replies
Rahmasari
lanjut Thor, semoga rain selalu bahagia kasian hidupnya penuh sama cobaan trs
Alaish Karenina: Siap, Kak. udah lanjut 😊
total 1 replies
Noey Aprilia
Syukaaa...
apa lg kl double up....😁😁😁...
Eehhh....rain bnrn msh hdp???syukurlh.....sneng bgt....
biar rain tnang dlu,abs tu bru mkirn mau gmn.....
Alaish Karenina: hehe sabar nanti di usahain buat dobel.
total 1 replies
BundaYuniatfaura
bagus luar biasa alur NY gk bisa d tebak me ng ur as emosi jiwa
Alaish Karenina: terima kasih Bundaaa dukungannya. 😊😊
total 1 replies
Noey Aprilia
Huwaaaaa......
bnrn mewek nih aku....
aku bnci sm kluarganya rain,sm bara jg....biar aja mreka hdp dlm pnyesaln....
Noey Aprilia: Bkin rain amnesia aja..biar dia ga ngrsa skit ĺg...
Alaish Karenina: betuuul, kehilangan adalah kesadaran buat mereka.
total 2 replies
Noey Aprilia
Biarin aja bara nyesel s'umr hdp,biar tau rsanya khilngn k skian klinya....kl emng ga bs nrima msa lalu rain,ya udh lh....mnding hdp msing2 aja,drpd hdp brsma tp sllu ingt msa lalu.....
ykin deh kl rain msh hdp,tp mngkn sngja prgi k tmpat yg jauh....
Alaish Karenina: belum tau, berdoa aja moga ketemu. pasrahkan sama othornya 🤣
Noey Aprilia: Srius kk???mninggal????
total 3 replies
Amazing Grace
Sangat bagus walaupun alurnya terlalu lambat
Alaish Karenina: terima kasih kak dukungan dan masukannya.


☺️☺️
total 1 replies
Amazing Grace
janji aja terus muak kali lah sama si bara-ng ini
Alaish Karenina: janji untuk terakhir kalinya.
total 1 replies
Bunda hanif
Gpp rain walau jujur itu bikin sakit tp lebih baik. Dr pd bohong diawal pasti berakhir kegagalan lagi.
Alaish Karenina: iya jujur itu baik meski menyakitkan.
total 1 replies
Noey Aprilia
Jgn ktmu dlu deh....biar bara nyesel,trs bsa bnr2 tau sm prsaannya sndri....jgn smp nrma rain krna trpksa atw ksian.....
Alaish Karenina: nggak tau itu othornya
Noey Aprilia: Eeehhh.....
jgn blng bkln sad ending????
total 3 replies
Noey Aprilia
Kk lg skit kh????
aku tiap hri cek,trnyta blm up....
aku mau teror,tp ksian ah tkut glau....😁😁😁....
btw....ko aku pgn nangis y???ksian bgt sm rain....tp kl bara kcewa,jg wjar sih....mngkn yg d btuhin tuh k'ikhlasan hti....tp kl emng ga jdoh,ya udh lh....mngkn rain bkln ngilang lg ky dlu,tp kli ni ga bkln bsa d tmukn spa pun...
Alaish Karenina: iyaa, Noey ... dua minggu benar-benar menyiksa.

maaf yaa, jadi menunggu. terima kasih sudah setia membaca kisah Rain.

semoga mereka berjodoh. 😊
total 1 replies
Bunda hanif
Semangat thor, semoga selalu sehat yaa thor 🥰🥰
Bunda hanif: Sama* thor 🥰🥰🥰
Alaish Karenina: amin ya rabbal alamin.... sehat selalu untuk bundaaa yaaa. terima kasih atas supportnya..
total 2 replies
Noey Aprilia
Crtain aja smuanya rain,trmsuk jiwamu sbnrnya lea....krna rain asli udh tnang d ats sna....
Alaish Karenina: iya kak nanti di sampaikan ya.
total 1 replies
Noey Aprilia
Nah looohh....
spa lg nih???yg pst bkn frans kn y???
ga pa2 y tari,tar jg mntan sm psangannya bkln nrima hkm krma....tnggu aja....
Alaish Karenina: bukan kak, orang lama 😂
total 1 replies
Noey Aprilia
Elahhhh.....
Rain udh cnta sm km bara,ga mngkn dia lirik sna sni....mau mntannya atw bkn,dia pst stia....lgian kenan udh nkah wooyyy....udh mau jd bpk pula....
Alaish Karenina: Rain nggak mudah buat buka hati lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!