Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 hinaan ibu mertua dan madu
Hari ini sinta pulang tepat waktu karena sang ibu mertuanya datang walaupun hatinya terasa berat untuk pulang lebih cepat namun Sinta tidak ingin ibu mertuanya semakin marah dan membencinya
sesampainya di rumah Sinta segera masuk kedalam rumah setelah mengucapkan salam,dirga pun sudah pulang bekerja
Saat ini mereka berkumpul di ruang tengah sedang menikmati teh hangat
sinta mendekati mereka,sinta mengulurkan tangannya pada sang suami lalu menciumnya sama seperti sebelum mawar tinggal bersama mereka, dirga mengelus lembut kepala istri pertamanya itu yang tertutup dengan hijab berwarna hitam itu
Sinta pun mendekati sang ibu mertua lalu mengulurkan tangannya ingin bersalaman namun mama sita tidak memperdulikannya
Sinta menarik kembali tangannya dengan senyuman kecil di bibirnya
Dirga dapat melihat kekecewaan di mata sang istri namun dirga tidak ingin menegur ibunya karena dirga tidak ingin memperpanjang masalah
"mas sinta pamit kekamar dulu mau bersih-bersih " ucap sinta berpamitan pada dirga, dirga hanya mengangguk saja karena mawar tiba-tiba bergelayut di lengannya
sinta menoleh pada mereka sambil tersenyum
Arya merasa geram dalam hatinya karena Sinta sama sekali tidak menampakkan rasa cemburunya
"dasar benalu,ingin berlaku se enaknya saja dirumah ini" ucap mama sita sinis
Sinta masih dapat mendengar ucapan ibu mertuanya itu
sinta menggelengkan kepalanya lalu memegang dadanya yang terasa nyeri walaupun sinta hanyalah istri dan menantu yang tak dianggap namun sinta hanya manusia biasa yang dapat merasakan yang namanya sakit hati
"astaghfirullah "ucap Sinta
Sinta masuk kedalam kamarnya setelah membuka kunci pintunya
sinta mengunci kamarnya dari dalam karena Sinta tidak ingin jika suaminya tiba-tiba masuk dan hal itu bisa menjadi masalah untuknya
setelah bersih-bersih dan sholat ashar sinta keluar dari dalam kamarnya dan langsung menuju dapur
"assalamualaikum bik,bibik mau mask apa!?" tanya Sinta
" ini neng nyonya minta di masakin sop telur burung puyuh katanya bagus untuk neng mawar yang sedang hamil " jawab bik murni
"apa bahannya sudah siap bik!?" tanya sinta lagi
"sudah non,itu telur' puyuhnya bibi sudah masak dan kupas" jawab bik murni menunjuk telur puyuh yang sudah bersih
"okey sekarang kita eksekusi bik" ucap sinta,bik murni tertawa mendengar ucapan sinta
"iya neng ayo" jawab bik murni dan mereka pun mulai memasak sup telur puyuh seperti yang di minta oleh sang ibu mertua
Sinta juga membuat makanan favorit suaminya sebagai pelengkap hidangan makan malam mereka malam ini
Setelah beberapa jam berkutat di dapur akhirnya semua selesai bau wangi dan gurih masakan sinta semua memenuhi ruangan sehingga siapa saja yang mencium aromanya akan langsung merasakan lapar
"emmm...baunya sangat sedap dan wangi " ucap mawar yang sedang berjalan menuruni anak tangga bersama Dirga
Begitupun dengan mama sita mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh mawar
sedangkan dirga hanya tersenyum karena tau siapa yang memasak makanan itu
saat mereka sampai di anak tangga terakhir Sinta keluar dari dalam dapur dan berlalu begitu saja masuk menuju kamarnya
Sinta tidak memperhatikan jika di tangga ada tiga pasang mata yang sedang menatapnya dengan pandangan berbeda-beda
Mama Sinta dengan tatapan sinis dan meremehkan, mawar dengan tatapan kebenciannya dan lain lagi dengan Dirga yang menatap Sinta dengan tatapan rindu bercampur bahagia karena istri pertamanya itu kembali membuatkannya makanan yang menurutnya sangat lezat
Sinta segera membersihkan diri,sinta segera bersiap untuk sholat Maghrib karena memang sudah hampir masuk waktu shalat Maghrib
saat sinta baru saja selesai membaca ayat suci Al-Quran dan suara azan magrib berkumandang tiba-tiba saja pintunya di ketuk oleh suaminya
Tok tok tok
"sin sinta" panggil dirga
"iya mas tunggu "jawab sinta
Ceklek
Sinta membuka pintu kamarnya di sana sang suami berdiri dengan senyumannya
Sinta membalas senyuman suaminya itu untung mawar tidak melihatnya karena dirga membelakanginya
Andai mawar tau dirga tersenyum pada istri pertamanya pasti akan mencak-mencak dan terjadi perang dunia ke sepuluh
"ada apa mas!?" tanya sinta
"yuk makan malam bareng sama ibu mumpung ada ibu disini " ucap dirga enteng
" maaf mas bukannya menolak makan malam bersama ibu dan mas tapi saya mau sholat magrib dulu soalnya sudah waktunya untuk sholat" jawab Sinta lembut
"mas nggak sholat dulu !?" Sinta balik bertanya
"nanti aja sin setelah makan soalnya mawar sudah tidak sabar ingin makan katanya lapar " jawab dirga kikuk karena Sinta menanyakan tentang sholatnya
Dirga sudah lama tidak pernah beribladah berbagai alasan jika waktu sholat telah tiba
"oh gitu ya mas,ya sudah mas makan duluan aja nanti saya menyusul setelah sholat"jawab sinta
"ya sudah kalau begitu saya makan duluan ya " ucap dirga lalu pergi dari depan kamar sinta
"cih gayanya sok alim, kelakuannya senang keluyuran suami dan madu yang sedang hamil besar tak mau di urus, bilang saja kalau kamu itu nggak mau makan bersama kami pakai alasan segala
Tapi bagus juga sih karena saya tidak sudi makan bareng kamu bisa-bisa selera makanku berkurang " ucap mama sita begitu pedas
Sinta hanya mengelus dadanya
"sabar sinta Sabar anggap saja itu suara nyanyian yang sangat merdu " ucap Sinta pelan mengsuport dirinya sendiri
dirga lagi-lagi hanya diam saat Sinta di hina oleh ibunya mawar tersenyum sinis karena merasa menang ibu mertuanya lebih memilihnya ketimbang madunya itu
Setelah semua pergi menuju ruang makan Sinta kembali masuk kedalam kamarnya untuk melaksanakan sholat Maghrib yang tertunda
seperti yang Sinta katakan setelah sholat magrib dia akan menyusul ke meja makan
Namun setelah sampai di meja makan Sinta terkejut karena semua makanan sudah ludes yang tersisa hanya kuahnya saja
" maaf ya sin, makanannya habis semua kamu sih diajak makan malah menolak " ucap mawar seakan mengejek
"iya mawar Benar kamu itu soksoan menolak ajakan kami jadi kami fikir kamu mau diet siapa tau perut gentong kamu itu bisa mengecil" sahut mama Sita
bukannya meminta maaf tapi malah menghina sinta
Dirga menatap Sinta dengan tatapan bersalahnya
"nggak apa-apa ma" jawab sinta mencoba untuk tersenyum
" kami habisin semuanya karena masakan bibik malam ini rasanya enak sekali " ucap mama sita dan di balas anggukkan kepala oleh mawar
"itu bukan saya yang masak nya " celetuk bik Murni karena tidak tahan sinta di hina terus oleh ibu majikannya
"maksudnya apa bik, trus kalau bukan bibik yang masak lalu siapa !? Apa kamu pesan makanan di restoran!? Cih pembantu nggak guna buang-buang uang anak saya saja" tanya mama sita sembari mencemooh bik Murni
"neng sinta nya yang masak itu semua " jawab bik murni
"jangan ngada-ngada kamu,hanya karena ingin membelanya
"saya tidak berbohong nya,kalau nyonya nggak percaya tanya saja pada den dirga" jawab bik murni
Mama sita menatap Putranya yang ditatap hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa bersuara
Mama sita yang merasa malu segera meninggalkan meja makan sambil berdecak kesal
Sinta menundukkan kepalanya karena sedang menahan senyumnya
Sedangkan bik Murni tersenyum sinis
Mawar dan dirga juga ikut meninggalkan meja makan karena mereka juga merasa sangat malu
Dirga merasa malu dan bersalah pada sinta karena tidak menyisakan makanan untuk istrinya itu yang telah bersusah payah memasak setelah lelah pulang dari bekerja
wafatnya bu Sawitri meskipun sesak & pilu, begitu indah dengan hikmah yg didapat diakhir hidupnya, di maafkan oleh ibu mertua, dan ke dua anaknya yg tidak dipedulikan dan dia membuang dendam dlm hati, semoga wafatnya kusnul hotimah /Pray/ Semoga pak herman juga bisa ambil hikmah & menginsafi diri dan menjadi orang yg baik /Ok/