NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Firasat Buruk ...

Ruci yang panik usai mendengar ucapan Kenzi tadi pun bergegas keluar dari kamar. Dia menghampiri kedua orangtua dan kakaknya yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

Ruci khawatir kedua orangtua dan kakaknya akan mengonsumsi sesuatu yang dikirim Dirga tadi sore.

Mendengar pintu kamar dibuka dengan kasar membuat Yasin, Nia dan Yudhistira menoleh. Ketiganya nampak bingung melihat wajah Ruci yang menegang. Apalagi setelahnya Ruci menghambur kearah ibunya dan memeluk wanita itu dengan erat.

"Kamu kenapa Ci?" tanya Nia sambil membelai kepala sang anak dengan lembut.

"Gapapa Bund. Aku cuma ... mimpi buruk," sahut Ruci berbohong.

"Ck, masa udah besar dan hampir jadi istri orang masih mimpi buruk aja sih Ci," gurau Yasin disambut tawa Nia dan Yudhistira.

"Apaan sih Yah, ga nyambung banget. Emang kalo udah besar ga bisa mimpi buruk. Bukannya kalo udah dewasa begini justru makin sering mimpi buruk karena terlalu banyak tekanan hidup. Lagian siapa yang Ayah maksud calon istri orang?" tanya Ruci sambil melotot.

"Ya kamu lah Ci. Siapa lagi emangnya. Kan diantara kita cuma kamu yang punya pacar," sahut Yudhistira mewakili sang ayah.

"Aku belum mikirin nikah Mas," kata Ruci sambil mengurai pelukan sang ibu.

"Lho kenapa?. Bunda liat Kenzi sayang banget sama kamu. Bunda ga percaya kalo Kenzi belum pernah ngebahas soal pernikahan sama kamu," kata Nia sambil menatap Ruci lekat.

Ruci terdiam karena tak ingin menjelaskan keraguannya untuk melanjutkan hubungan degan Kenzi.

"Sejujurnya sih Bunda ga keberatan kalo Kenzi ngelamar kamu Ci. Iya kan, Yah?" tanya Nia sambil menoleh kearah suaminya.

"Hmmm ... " sahut Yasin dengan enggan.

"Kok hmm doang sih Yah," protes Nia.

"Lho, yang mau menikah kan Ruci bukan kita Bund. Jangan dipaksa kalo Ruci sendiri belum siap untuk menikah. Pernikahan itu kan hal yang sakral, ada komitmen kita dengan Allah di sana, jadi ya harus dipikirkan baik-baik. Karena setelah kita melangkah maju, kita ga akan bisa mundur lagi," sahut Yasin bijak.

"Ayah betul Bund. Tapi ngomong-ngomong apa sih yang bikin kamu ragu buat nikah sama Kenzi, Ci?" tanya Yudhistira.

"Mmm ... gara-gara itu Mas ... " sahut Ruci ragu.

"Itu apa?" kejar Nia tak sabar.

"Bukan apa-apa Bund," sahut Ruci gugup sambil melirik kearah Yudhistira seolah minta bantuan sang kakak.

Yudhistira yang paham maksud Ruci pun segera menyela pembicaraan karena tak ingin sang bunda terus menekan sang adik.

"Eh, ngomong-ngomong tadi om Dirga telepon Bund. Kita diundang ke rumahnya besok malam. Katanya ada acara syukuran merayakan sesuatu gitu," kata Yudhistira.

"Oh ya. Merayakan apa ?" tanya Nia antusias.

"Ga jelas sih Bund. Pokoknya om Dirga pesen supaya kita dateng. Pakde Murad dan anaknya juga diundang kok," sahut Yudhistira.

"Kalo kita diundang besok, terus yang dikirim lewat kurir tadi apaan Mas?" tanya Ruci.

"Oh iya lupa. Setau aku sih itu baju seragam ya, soalnya warna dan motifnya sama semua. Om Dirga mau kita pake baju itu pas kumpul di rumahnya besok. Aku yakin pakde Murad juga dikirimin seragam yang serupa kok," sahut Yudhistira sambil melangkah ke sudut ruangan.

Yudhistira pun mengangkat kardus besar tersebut lalu meletakkannya di hadapan Nia. Sesaat setelah Nia membuka kardus tersebut, kedua matanya nampak berbinar. Ternyata kardus itu berisi empat stel pakaian berwarna kombinasi merah dan gold. Terlihat mewah dan elegan, namun tidak bagi Ruci.

"Aneh ... " gumam Ruci lirih.

Meski pun diucapkan lirih namun Nia masih bisa mendengar ucapan Ruci.

"Aneh apanya sih Ci. Bunda rasa wajar kalo om kamu minta kita pake seragam. Ya anggep aja ini dress code acara. Pasti dia mau merayakan sesuatu yang besar sampe kita dikasih seragam begini," kata Nia sambil mengagumi gaun yang dikirim Dirga.

"Betul Bund. Soalnya om Dirga sekarang kan kaya raya. Dengan uangnya dia bisa bikin apa aja dalam sekejap, termasuk bikin baju buat kita yang katanya dijahit khusus ini," kata Yudhistira sambil mencoba kemeja yang dikirim Dirga.

"Di-dijahit khusus?" ulang Ruci dengan suara tercekat.

"Iya," sahut Yudhistira cepat.

"Kamu kenapa sih Ci. Bukannya seneng kok malah gelisah gitu. Tenang aja Ci, semua baju ini gratis. Om kamu ga minta kita untuk bayar semuanya kok," gurau Nia sambil tertawa.

"Ck, bukan itu maksudku. Tapi kalo besok aku pake baju lain boleh kan, Bund?" tanya Ruci.

"Kenapa harus pake baju lain. Kan baju ini bagus Ci," kata Nia tak mengerti.

"Aku kan ga suka merah Bund," sahut Ruci mengingatkan.

"Ga enak sama om dan tante kamu, udah dikasih tapi ga dipake. Kesannya ga menghargai amat sih. Pokoknya, suka ga suka, mau ga mau harus dipake. Titik," kata Nia tegas hingga membuat Ruci tak berkutik.

"Betul Bund. Kalo gitu kita pergi bareng-bareng aja besok. Setelah kerja dan kuliah, kalian langsung pulang ke rumah ya. Insyaa Allah ayah juga usahain pulang tepat waktu," kata Yasin yang diangguki Nia.

"Iya Yah," sahut Ruci dan Yudhistira bersamaan.

Tak lama kemudian Yasin dan Nia masuk ke kamar meninggalkan kedua anaknya di ruang keluarga.

"Ada apa Ci. Kenapa kamu tegang banget ?" tanya Yudhistira setelah memastikan kedua orangtuanya masuk ke dalam kamar.

"Om Dirga baru aja ngambil tumbal Mas," sahut Ruci.

"Apa?!" kata Yudhistira.

"Sssttt ... jangan teriak dong Mas. Ntar ayah sama bunda curiga terus balik lagi," kata Ruci sambil menyilangkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Iya maaf. Abisnya aku kaget banget Ci. Kamu tau darimana om Dirga abis nyerahin tumbal dan siapa korbannya?" tanya Yudhistira penasaran.

Ruci pun menceritakan apa yang terjadi termasuk apa yang Kenzi katakan tentang Dirga yang akan terus mencari tumbal hingga usianya berakhir nanti. Yudhistira nampak menggelengkan kepala mendengar penjelasan Ruci.

"Astaghfirullah aladziim. Jangan-jangan om Dirga ngundang kita besok untuk merayakan keberhasilannya menyerahkan tumbalnya itu Ci. Terus kita ... " ucapan Yudhistira terputus karena Ruci memotong cepat.

"Kita harus gagalin rencana ayah sama bunda buat pergi ke sana besok Mas," kata Ruci.

"Ga bisa Ci. Ntar bukan cuma mereka yang curiga, tapi om Dirga juga. Dan kalo om Dirga sampe curiga, terus dia marah, bisa-bisa kita beneran dijadiin tumbal berikutnya nanti," sahut Yudhistira cemas.

"Iya juga. Jadi maksud Mas Yud, kita harus main cantik gitu?" tanya Ruci.

"Iya lah," sahut Yudhistira.

"Kalo gitu kita tetep pergi ke sana, tapi usahain jangan sampe nikmatin semua yang om Dirga suguhin. Bisa ga Mas?" tanya Ruci.

"Itu juga sulit Ci. Kalo udah di sana, mau ga mau kita pasti makan dan minum apa yang disuguhin sama tante Eva," sahut Yudhistira.

Ruci pun terdiam membenarkan ucapan sang kakak. Saat ini Ruci belum siap mengungkap kejahatan Dirga kepada kedua orangtuanya karena dia belum punya cukup bukti dan amunisi. Tapi Ruci juga tak ingin kedua orangtua dan kakaknya masuk ke dalam perangkap Dirga.

"Gimana kalo kita bawa makanan sendiri aja Mas," kata Ruci sesaat kemudian.

"Nah ... begitu lebih aman kayanya. Aku setuju Ci. Ya udah, aku ambil uang dulu buat kamu beli makanannya besok ya," kata Yudhistira sambil bergegas masuk ke kamar untuk mengambil uang.

Ruci pun tersenyum karena merasa punya partner yang tepat untuk menghadapi kebusukan Dirga.

Tak lama kemudian Yudhistira kembali sambil menyerahkan sejumlah uang kepada Ruci.

"Banyak banget Mas," kata Ruci.

"Gapapa. Kamu beliin buat keluarganya om Dirga juga lah biar mereka ga curiga. Bilang aja aku abis dapet bonus atau apa gitu. Yang penting jangan sampe kita makan makanan dari rumah om Dirga," sahut Yudhistira.

"Iya. Eh, kalo ntar bunda tanya gimana Mas?" tanya Ruci.

"Gampang, ntar biar aku yang urus. Pokoknya kamu tenang aja, rahasia ini tetep aman sampe tiba waktunya kita mengungkap semuanya. Sekarang kan udah malem Ci, kamu tidur gih," kata Yudhistira sambil bersiap melangkah ke kamarnya.

"Iya Mas," sahut Ruci.

"Eh, jangan lupa minumannya ya Ci. Percuma makan makanan lain kalo minumnya masih pake air dari rumah Om Dirga," pesan Yudhistira.

"Siap Mas ... !" sahut Ruci lantang.

Yudhistira nampak tersenyum melihat tingkah sang adik. Setelahnya kedua kakak beradik itu masuk ke dalam kamar masing-masing untuk istirahat.

\=\=\=\=\=

Keesokan harinya Ruci dan Yudhistira sengaja pergi lebih dulu karena ingin membeli sesuatu. Nia tak bisa mencegah karena berpikir kedua anaknya hanya ingin membeli buah tangan untuk Dirga dan keluarganya. Nia justru bangga pada inisiatif kedua anaknya itu.

"Kita ketemu di rumah om Dirga aja ya Bund. Aku sama mas Yud langsung ke sana nanti," kata Ruci sambil mencium punggung tangan sang ibu.

"Ok. Kalian hati-hati ya, ga usah ngebut," pinta Nia.

"Siap Bund ... !" sahut Ruci dan Yudhistira bersamaan.

Nia pun melepas kepergian kedua anaknya sambil tersenyum. Setelahnya dia bergegas masuk ke dalam rumah karena mendengar Yasin memanggilnya.

"Ada apa Yah. Ga biasanya kamu teriak-teriak begitu," kata Nia.

"Ini Bund, aku cari kemeja aku. Kamu bilang Dirga kirim seragam buat kita kan. Terus kemejaku dimana ?" tanya Yasin.

"Ada di ... eh kemana ya. Perasaan aku taro di sini abis disetrika tadi," sahut Nia sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Dan tatapan Nia pun tertuju ke belakang sofa. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih kemeja suaminya itu. Namun betapa terkejutnya Nia melihat kondisi kemeja Yasin yang koyak di beberapa bagian. Saking banyaknya bagian yang koyak, bisa dipastikan Yasin urung mengenakan kemeja pemberian Dirga itu.

"Eh, kok jadi gini. Perasaan tadi waktu disetrika masih utuh, kenapa sekarang jadi compang camping begini sih?" tanya Nia sambil menatap kemeja di tangannya dan Yasin bergantian.

"Ya, mana aku tau. Kan kamu yang megang kemeja itu tadi," sahut Yasin sambil menggedikkan bahunya.

Nia pun mengamati kemeja itu sekali lagi lalu menghela nafas panjang.

"Udah ga bisa dipake ini mah. Kalo gitu Ayah pake kemeja lain aja ya," kata Nia yang diangguki Yasin.

Akhirnya Nia pun mengambil kemeja batik warna merah berlengan pendek dari lemari.

"Ini aja Yah. Warnanya masih nyambung sama warna seragam yang dikirim Dirga," kata Nia sambil menyodorkan kemeja batik itu kearah Yasin.

"Makasih ya Bunda cantik," kata Yasin sambil tersenyum.

"Sama-sama Ayah Sayang. Tapi aku masih bingung kenapa kemejanya bisa mendadak koyak begini ya. Padahal tadi masih utuh lho. Terus koyakannya tuh kasar banget, sampe benangnya pada kusut gini. Kaya ada sesuatu yang mengoyaknya dengan paksa dan pake kekuatan penuh gitu. Iya kan, Yah?" tanya Nia.

"Mungkin digigit tikus Bund. Kan rumah kita kadang didatengin tikus juga," sahut Yasin santai.

"Ngaco deh Ayah. Mana ada tikus nyerang baju yang disetrika dan dikasih pewangi begini. Tikus itu kan jorok, jadi dia suka sama sesuatu yang kotor dong," sahut Nia sambil mendelik kesal.

"Kok jadi marah sama ayah sih. Kan itu cuma tebakan," kata Yasin membela diri.

"Iya iya, terserah Ayah deh. Udah buruan yuk, kita berangkat sekarang aja. Aku mau pas Maghrib kita udah di sana Yah," ajak Nia sambil melangkah ke pintu depan.

Yasin pun mengangguk lalu segera menyusul istrinya. Sebelum menutup pintu rumah, Yasin sempat menoleh kearah ruang tengah dimana kemeja kiriman Dirga itu berada. Entah mengapa Yasin menganggap koyaknya kemeja tadi sebagai sebuah firasat buruk. Apalagi Yasin juga merasa tengkuknya menebal seolah ada sesuatu tak kasat mata yang mengikutinya sejak tadi.

"Ya Allah ... jika koyaknya kemeja itu adalah isyarat yang Engkau kirim sebagai sebuah firasat buruk, aku terima ya Allah. Tapi aku mohon, tolong lindungilah aku dan keluargaku dari hal buruk dimana pun kami berada. Istiqomahkan kami di jalanmu dan jauhkan kami dari kesesatan yang nyata maupun yang tersembunyi. Aamiin yaa Robbal'alamiin ... " doa Yasin dalam hati sambil mengusap wajahnya.

Setelah berdoa Yasin pun mengunci pintu rumah. Kemudian dia menstarter motornya lalu melajukannya menuju rumah Dirga.

Di dalam perjalanan Yasin terus berdzikir dan berdoa, berharap semuanya akan baik-baik saja nanti.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!