A True Knight

"Brush!"

"Kboom!"Zerx dan Tree Raja saling menyerang satu sama lain dengan kekuatan sihir mereka berdua yang menyebabkan tempat sekitar mendadak hancur.

"Energi sihirnya seakan tidak ada habisnya!"Zerx begitu kewalahan menghadapinya ditambah tenaganya yang sudah melelah.

"Brak!"Saat Zerx lengah dia pentalkan oleh Tree Raja hingga terpental jauh kebelakang.

"Boom!"Zerx terbaring ditanah bersamaan dengan menghancurkan tanah tempatnya terbaring.

"Aku masih kuat!"Tubuh Zerx nampak gemetar berusaha berdiri lagi walau rasanya matirasa dipentalkannya.

"Jangan memaksakan dirimu Zerx!"Fray menyerang serangan dari Tree Raja menggunakan anak panahnya.

"Biar kubantu menyembuhkanmu!"Misha menghampirinya lalu menggunakan sihir penyembuhnya kepada Zerx.

"Tidak ada lagi pilihan lain!"Gumam Zerx yang memang sudah terlalu lama bertarung dan energi sihirnya yang semakin berkurang.

"Sekarang kalian mundurlah biar aku yang mengakhiri monster itu dengan sihir ultimateku!"Setelah mulai membaik Zerx maju kedepan menantang Tree Raja berdual dengan serius.

"Apakah dia akan baik baik saja?"Tanya Misha pada Fray yang nampak mengkhawatirkannya.

"Zerx tidak mungkin salah dengan tantangannya pada Tree itu!"Jawab Fray disampingnya.

"Tapi mengapa kamu memperdulikannya bukankah kamu menyukai Leorin?"Tanya balik Fray kepada Misha.

"Anu, aku rasa tidak mungkin mendapatkannya lagipula dia terlihat bahagia bersama Elsa!"Misha menjawabnya sesuai pemikirannya saja bahwa dia merasa sulit mendapatkan perhatian Leorin.

"Keinginan hati memang suka berubah ubah ya?"Fray paham bahwa hati dapat berpindah pindah kapada siapapun yang sangat menarik baginya.

"Berani sekali kau manusia menantangku lagi!"Tree Raja menggertakan giginya kesal dengan Zerx bagaimana tidak seharusnya dia sekarat tapi malah pulih lagi.

"Ini semua berkat temanku!"Zerx menjawabnya tanpa gentar.

"Akan kumakan kalian semua dasar manusia!"Tree Raja melesat membawa senjata besar kearahnya.

"Baiklah, apa yang menarik dari petirku ini!"Zerx mencari mantra sihir diGrimoirenya dan setelah menemukannya dia mencoba merapalkan mantranya.

"Tameng petir!"Zerx menciptakan tameng dari sihirnya yang berelemen petir.

"Duaarh!"Tree Raja mencoba menghancurkannya tapi sayang tameng itu sulit ditembus.

"Rasakan ini!"Zerx kembali mengubah tameng petirnya menjadi tombak petir lalu menghujamkannya.

"Cruuk!"Perut Tree Raja seketika bolong setelah tertembus tombak petir Zerx.

"Greeer maju sini manusia!"Walau dalam keadaan terluka Tree Raja menyerang balik kearahnya.

"Dia tahan rupanya!"Zerx segera menghindar kebelakang dari serangannya itu.

"Mungkin aku harus mengulur waktu!"Zerx mempunyai ide yaitu memperlambat waktu agar tenaganya berkurang barulah menyerangnya.

"Wuuush!"Tree Raja melompat keatas ingin memakannya tapi dengan cepat Zerx menghindar darinya.

"Slash!"

"Boom!"Tree Raja terus mengejar berusaha memakannya mengoyak nyoyak tubuhnya yang sudah berani membuatnya terluka ini.

"Duaarh!"Ledakan terjadi dimana Tree Raja makin lama makin lemah dan kini dia terlihat lelah menghancurkan tempat tapi tak ada yang mengenainya sama sekali.

"Sekarang giliranku!"Zerx bersiap merapalkan mantra ultimatenya menghabisi Tree Raja selamanya.

"Benda apa itu?"Tree Raja nampak kaget melihat sihir dari Zerx itu.

"Amarah dari sang petir, Petir penghancur!"Zerx merapalkan mantra yang membuat langit menjadi gelap dan bergerumih petir.

"Gruum!"

"Gruum!"

"Aaargh!"Teriak Tree Raja yang dibombardir dari banyaknya petir dari atas langit hingga menjadi abu.

"Akhirnya dia mati juga!"Zerx menghentikan rapalan mantra sihirnya dan langit kembali cerah seperti sedia kala.

"Sihir macam apakah itu?"Misha yang melihat sihir itu nampak terpukau sekaligus merasa ngeri.

"Menyatukan energi sihir dengan alam membuat penggunanya mampu mengendalikan langit!"Fray tahu Zerx mengeluarkan banyak energi sihir untuk teknik itu karena bisa dilihat dari langit yang dikendalikan Zerx hanya untuk memanggil petir saja.

"Untuk saat ini kita sepertinya harus membantu Felika dan Remi!"Zerx menghampiri mereka berdua mengatakan bahwa mereka harus membantu Remi dan Felika yang mana semua penduduk desa sudah dibantai tak bersisa.

"Ya, aku setuju!"Jawab Misha mengangguk setuju dengan pendapatnya.

..."Aku juga!"Tambah Fray mengikuti saran darinya....

**********

"Lapor tuan putri itu telah berhasil kabur dari sel tahanan!"Ula melaporkan pada Walter soal serius ini padanya.

"Katakan padaku mengapa bisa seperti ini?"Walter nampak marah sambil duduk dikursi mewahnya tak senang dengan informasi ini.

"Saya juga tidak tahu!"Jawab Ula yang ketakutan.

"Tangkap dia hidup ataupun mati!"Kata Walter sambil menggunakan sihirnya.

"Kalau tidak kau sendiri yang harus mati!"Tambah Walter menggunakan sihirnya membuat Ula ketakutan serta rasa sakit yang luar biasa.

"Ba... baik!"Ula memberinya hormat agar terlepas dari rasa sakit pada seluruh tubuhnya ini.

"Cepat pergi sana!"Perintah Walter padanya untuk bergegas.

"Saya permisi!"Ula yang merasa jauh lebih baik lagi bergegas menjalankan perintahnya berlalu dari sini.

*********

"Hampir saja aku mati ditangannya!"Ula yang melayang diudara menggunakan sihirnya lega terlepas dari Walter.

"Dia hanya bisa memerintahku saja!"Tambah Ula lagi.

Ula sebenarnya hanyalah boneka sihir yang diberikan jiwa oleh Walter hal itu mengapa dia memiliki sifatnya tersendiri. Jelas itu menandakan bahwa sihir milik Walter sangatlah kuat bahkan dia bisa menggerakkan semua mahkluk hanya dengan fikirannya saja.

"Dengarkan aku kalian harus berpencar diseluruh hutan ini mencari keberadaannya!"Ula menciptakan dirinya sendiri dari waktu yang berbeda guna mencari keberadaan Elsa dan Leorin.

"Bukankah ini melanggar hukum waktu?"Tanya salah satu dirinya dari waktu lebih tua darinya itu.

"Benar sekali, jika menggunakan teknik sihir dengan tempo lama maka bisa merusak keseimbangan dunia ruang dan nyata!"Tambah dirinya lagi yang berasal dari waktu muda.

"Dengarkan saja perintahku ini dan perlu diingat aku tak peduli soal hukum itu karena aku sendirilah yang mengendalikan waktu itu sendiri!"Jelas Ula panjang lebar pada mereka semua.

"Tetap saja dunia bisa kacau kalau terus digunakan!"Protes dirinya yang lain.

"Apa kalian tidak mendengarku?" Aku memanggil kalian dari dunia berbeda!" Semua ini hanya untuk menangkap putri itu dan menghabisi penyihir itu!"Jawab jujur Ula yang mengatakan dirinya melakukan ini semua hanyalah satu yaitu membunuh Leorin.

"Terserah kau saja tapi ingat sikapmu yang begini tidak punya kesempatan menang melawannya!"Tambah dirinya yang lain lagi.

"Cepat kejar dia jangan banyak protes!"Ula yang terus diprotes oleh dirinya sendiri mengelurarkan aura sihirnya yang kuat.

"Kami permisi!"Tahu perbedaan kekuatan yang jauh sebah bukan dari dunia aslinya mereka bergegas mencari keberadaan sesuai perintahnya.

"Mereka semua satu sama lain dengan diriku tapi mengapa tidak satu pemikiran!"Kesal Ula yang mencoba menahan emosinya sendiri dan menghilangkan aura sihirnya itu.

"Baiklah, aku juga harus mencarinya daripada harus mati ditangan tuan!"Tambah Ulal lagi yang perlahan mulai terbang menggunakan semua sihirnya diudara mencari diwilayah lainnya.