Motives

"Oke urusan ketua eskulnya nanti aku urus sama Mr Fian tapi sekarang hapuskan nama Elizabeth Annabelle Britania kedalam daftar nama nama yang akan menjadi Queen sekarang!!!"Bentak Eliza yang semakin muak dengan semua yang terjadi baik disekolah maupun dimanapun pasti ada masalah.

Eliza juga harus mencari pelaku utama dari geng motor kemarin karena pastinya para geng motor tidak akan mengejarnya kalau tidak punya orang dibalik layar.

"Eliza."Panggil Chloe dengan suara halus.

Eliza yang melirik Chloe yang terlihat cantik dan gayanya yang elegan sangat

cocok menjadi Queen, jika dibandingkan dengan dirinya yang pemalas, gaya yang urakan beda jauh dari penampilan Chloe yang lembut.

Jadi Eliza tidak cocok menjadi Queen?

Betul gak?

"yah!"

"Eliza tolong tenang dulu"

"Huft kak Chloe saya dari tadi sudah tenang yah tapi pria disebelah kak Chloe membuat sifat jahat saya terbangun!"

"Ya saya tau, tapi mengundurkan diri bukan cara yang terbaik kami juga tidak bisa membuat keputusan sendiri"ucap Chloe memberi penjelasan.

"Saya gak perduli tentang keputusan kalian yang main seenaknya menyetujui para murid memasukkan nama saya tanpa seizin pemilik nama dan saya sudah bilang berapa kali kalau saya tidak mau menjadi

QUEEN ILXDS!!"Ucap Eliza tidak mau tau.

"Eliza, kenapa sih lo gak mau terima aja menjadi Queen? Kan nanti lo bisa menaikkan image lo didepan para murid yang masih mengganggap lo jahat."Ucap Elang yang ikut memberikan saran.

Eliza melirik tajam pria yang barusan bicara itu, "Kamu tau berapa banyak tugas yang harus aku lakukan setelah pulang dari sekolah? Kalau aku menjadi Queen dan ketua Ekskul basket, terus bagaimana

nasib perusahaan milik nyokap Ditelantarin sampai menjadi bangkrut gitu? Mikir itu pakai otak bukan pakai lutut!"

Elang terdiam mencerna perkataan Eliza, dia tidak berani berkata lagi dan hanya

menyimak aja.

Begitu juga dengan Jessica dan Karen yang duduk menikmati perdebatan antara Eliza, Chloe, dan Zayn.

"ELIZA JANGAN MEMBENTAK CHLOE!" Bentak Zayn tidak terima Chloe dibentak.

"GAK PERDULI!!! SEPERTI KALIAN BERDUA TIDAK PERDULI DENGAN

TANGGAPAN ORANG!"Bentak Eliza balik.

"KELUAR KALIAN SEMUA!!"

Mau gak mau Eliza keluar karena ditarik oleh Jessica dan Karen yang melihat aura mencengkram didalam ruang

untuk para King and Queen.

*****

ELIZA POV

Saat ini kami bertiga berada dikantin mengisi perut yang lapar sejak tadi.

Beberapa orang menatap kami dan itu membuat kami bertiga merasa risih.

"Jess, kenapa jika yang mendapat suara paling banyak tapi kok belum menjadi Queen?"

Tanyaku yang bingung.

Harusnya setelah mendapat banyak suara maka orang itu yang menang.

"Oh suara suara itu buat dipilih empat suara terbanyak dari menyingkirkan beberapa puluhan siswi dan siswa yang

ingin menjadi King and Queen. Nah setelah itu ada tes tertulis, tes lisan, tes bidang olahraga karena menjadi King and Queen harus bisa semua bidang karena mereka berdua yang nantinya akan menjadi perwakilan sekolah, jika ada turis atau para pemerintahan yang datang ke sekolah dan tugas itu bukan milik guru dan headmaster tapi itu tugasnya King and Queen yang menyambut, melayani, membantu, memimpin para siswa jika King dan memimpin para siswi jika Queen."Jelas Jessica.

Aku mengangguk mengerti, "Terus siapa aja calon calonnya?"tanyaku yang mengetahui kalau Jessica mengerti semua itu.

"Kalau Queen sih lo, Amanda, Olivia, dan Mikayla si cewek sialan itu."Jawab Jessica.

"Lah kok bisa Mikayla ikut?"Bingung Karen karena pasalnya mereka pasti tidak mau

memilih cewek sialan itu sejak kejadian dikantin itu.

"I don't know."

"Za lo gak lupakan kalau lo harus ke ruang guru?"

"Hm."

Aku bangkit berdiri melangkah meninggalkan kantin menuju ruang guru.

RUANG GURU

Aku masuk setelah disuruh masuk oleh guru yang ada didalam, ada mr Fian diujung sana memakai pakaian olahraga

aku menatap tajam dia, lihat aja Mr!

Aku duduk didepan Mrs Miria dan Mrs Miria memberikan semua mapel ulangan susulan sesuai yang aku minta.

45 menit kemudian, aku merenggangkan tanganku yang kebas menulis esai dan menyilang di pilihan ganda.

"Saya sudah selesai Mrs."

"Apa??"Kaget Mrs Miria melihat muridnya selesai dalam waktu kurang dari satu jam.

Mrs Miria mengambil kertas ulangan itu melihat jawaban dan itu benar semua tapi di semua mata pelajaran ada lima jawaban yang salah atau muridnya yang sengaja membuat salah dibagian itu.

"Kenapa dibuat salah lima disetiap mata pelajaran?"tanya Mrs Miria heran.

"Saya bisa menjawab semua soal itu dengan kurang waktu dari 45 menit tapi saya tidak menginginkannya karena ada

orang yang berhak mencapai posisi itu dengan usahanya yang berjuang mati matian belajar beberapa hari."Ucapku berjalan ke mejanya pria yang sedang memakai pakaian olahraga.

"Siang Mr."

"Ooh siang siang."Gugupnya.

"Mr, saya mau tanya kenapa ada wajah saya disini?"Dengan pelan menaruh poster ke meja Mr Fian.

"Bukannya kamu sudah lihat diposter itu?"Mr Fian tersenyum manis.

"Tentu saja tapi tolong jangan bawa bawa nama saya saat saya sedang dirumah sakit kemarin, Mr!"

"Ingat Mr saya mengidap anemia yang tidak boleh melakukan aktivitas berlebihan, jadi tolong gantikan ketuanya."Pintaku.

"Gak apa apa, lagian menjadi ketua bukan sering bermain basket cuma hanya mengawasi dan memberi saran jika ada anggota yang melakukan kesalahan dalam bermain."Ujar Mr Fian.

"Mr saya benar benar gak bisa menjadi ketua eskul basket, saya gak punya waktu untuk mengawasi dan memberi saran."

Kenapa semuanya harus aku sih yang disuruh menjadi Queen dan sekarang menjadi ketua eskul? Kenapa gak suruh yang lain aja sih? Kenapa harus diriku?

"Gak apa apa ada Gilla yang bantu kamu." Mr Fian masih ngotot menginginkan gadis didepannya menjadi ketua basket.

"Kenapa harus aku sih, Mr Fian? Kan ada Gilla yang bisa menjadi ketua eskulnya!"

Protesku.

"Kenapa kamu harus menolak sih? Bagus loh disuruh guru menjadi ketua eskul."Alasan Mr Fian yang masih ingin menjadikan gadis itu

menjadi ketua eskulnya.

"Saya sibuk Mr. Tolonglah Mr gantikan siapa saja untuk menjadi ketua eskulnya."Pintaku lagi.

"Gak, saya tetap pilih kamu!"Tegas Mr Fian.

"Saya menolak Mr! jika Mr masih memaksa saya akan pastikan sekolah ini akan kalah sama internasional Megantara

School saat dipertandingan basket lagi."Ancamku dengan seringai yang terbit di bibirku.

"Tau darimana kamu?"Tanya Mr Fian yang mulai terpengaruh dengan ancamanku.

"Itu adalah insting."

"Jadi bagaimana Mr?"Tanyaku lagi.

Mr Fian menghela nafas, "Baiklah kamu boleh tidak menjadi ketua eskul."Pasrahnya.

"Okey thank you Mr."

Aku keluar dari ruang guru dengan perasaan senang tidak menjadi ketua eskul sekarang tinggal mengurus hal merepotkan lagi yaitu penolakan menjadi Queen school.

Lihat aja aku memberontak!

***