Air Mata Istri

Alicia sedang menikmati es krim coklat vanilanya di kedai Gelato. dia ditemani oleh Zakaria. Mereka baru usai menyaksikan acara akad nikah antara Argantara dengan Vika.

"Gimana hati kamu masih sakit?"

Zakaria menatap Alicia.

"Cuman kecewa aja sama Allah, kenapa Allah tidak mendengar doaku? Kenapa Mas argantara malah menikah dengan Mbak Vika?" Alicia tampak begitu sangat dongkol sekali. dia melahap es krim coklat vanilanya hingga habis. dia merasa hatinya panas dan terbakar, ketika dia melihat lelaki idamannya menikah dengan wanita lain.

"Mungkin saja Allah tidak menjodohkan kamu dengan dia, karena Allah tahu seseorang yang kamu butuhkan, bukanlah dia. Cinta yang tepat adalah di waktu yang tepat. karena menikah itu seumur hidup, bukan seumur jagung," tutur Zakaria.

"Emangnya mas nggak nyesel, bukannya mas suka sama Mbak Vika? Kenapa nggak berjuang aja untuk mendapatkan wanita idaman, Mas?"

"Sok tahu banget nih anak kecil, sejak kapan aku bilang kalau suka sama Vika?"

"Ya kelihatannya aja Mas itu kalau ngeliat mbak Vika itu beda banget. Padahal Mas itu cocok banget sama mbak Vika."

"Aku itu menganggap Vika sebagai sahabat aku sejak dulu. Jadi aku akan bahagia jika Vika bersama dengan orang yang tepat. Karena Argantara adalah laki-laki yang sangat baik secara akhlaknya. Dia juga memiliki latar belakang keluarga yang sangat baik."

"Tau gitu aku nggak bakalan naksir sama mas Argantara. capek-capek berhijrah, tau-taunya dia sama yang lain. sumpah ngeselin banget!"

"Berhijrah itu datang dari hati, bukan datang karena menarik lawan jenis. Buat apa kamu melakukan sesuatu hal tidak dari hati kamu sendiri. Kalau kamu tujuannya demi mendapatkan cinta dari makhluk Allah lebih baik kamu mencari cinta Allah. Karena Allah itu maha pencemburu kalau kamu mencintai lebih ke makhlukNya, daripada ke Allah."

"Aduh telinga Alicia jadi panas nih kena ceramahnya Ustad Zakaria," ledek Alicia.

Zakaria menggelengkan kepalanya, " Aduh Alicia. kamu itu benar-benar deh. Lebih baik kamu habisin tuh es krim. Lihat tuh muka kamu itu belepotan karena kena es krim. Dan lihat tuh hijab kamu ternodai dengan es krim kamu sendiri. Sumpah kamu benar-benar kayak Bocil!"

"ISH!"

Zakaria mengambil tisu, dia langsung mengelap bekas es krim yang belepotan di wajah Alicia.

Alicia yang masih terus mendumel. Dia begitu sangat kesal sekali karena harus ditinggal menikah oleh lelaki idamannya. Raut wajahnya tampak begitu sangat bete sekali. Namun mulutnya tidak berhenti untuk mengunyah makanan. Dia juga memesan satu porsi pancake strawberry. Dia menghabiskannya sendiri.

...****************...

Fatimah melapor ke pihak kepolisian tentang hilangnya Adam. Dia begitu sangat panik sekali. Dia bahkan menunjukkan foto Adam.

"Pak, Tolong segera cari anak saya. Karena saya takut anak saya diculik sama orang jahat."

" Apakah ibu sudah memeriksa CCTV di toko kue?"

"Astaga! Saya tidak sempat untuk meminta pihak pemilik toko kue memeriksa CCTV. Karena saya sangat panik sekali ketika saya kehilangan anak saya."

"Baiklah kalau begitu saya akan bantu ibu untuk mencari anak ibu yang hilang. Tapi ini masih belum 1 x 24 jam."

"Pak, kalau harus menunggu 1 x 24 jam, Saya takut nasib anak saya kenapa-napa. Apalagi sekarang itu banyak orang-orang jahat yang menculik anak-anak kecil untuk dijual organ tubuhnya! Pak tolong bantu saya. karena dia adalah anak saya satu-satunya. Bagaimana kalau bapak mengalami nasib yang sama dengan saya? Saya nggak mau menunggu 1 x 24. Karena saya seorang ibu yang nggak ingin sama sekali terjadi sesuatu yang buruk terhadap anak saya," tegas Fatimah.

"Tapi Bu ini sudah menjadi peraturan di pihak kepolisian. karena laporan orang hilang hanya bisa diproses jika dalam waktu 1 x 24 jam."

"Peraturan Seperti apa harus menunggu 1 x 24 jam! Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk terhadap anak saya?!" Kesal Fatimah. " Apakah Bapak menjamin kalau anak saya nggak kenapa-napa kalau menunggu dalam kurun waktu 1 × 24 jam? Gimana kalau anak saya organ tubuhnya dijual oleh pihak penculik?"

"Tapi ini sudah menjadi peraturan dari pihak Kepolisian."

"Apakah pihak kepolisian selalu bekerja lambat dalam menangani setiap kasus. Apakah nunggu semuanya sudah menjadi bubur, baru akan ditindaklanjuti oleh pihak Kepolisian?!" Fatimah yang mulai kesal. Di samping itu dia merasa sangat panik dan cemas memikirkan putranya yang hilang.

"Tapi, Bu..."

"Pak, saya nggak mau kalau harus menunggu 1 × 24 jam. Karena sekarang itu banyak penculik yang tega untuk melakukan hal-hal yang kecil demi uang!" Fatimah memotong pembicaraan seorang polisi yang ada di hadapannya. Dia terus saja nyerocos. Bahkan dia tidak memberikan kesempatan pihak kepolisian untuk berbicara.

...****************...

Di ruang tunggu Yusuf yang terlihat begitu sangat panik sekali. dia bahkan belum mendapatkan kabar dari dokter yang menangani Adam.

"Semoga tidak terjadi sesuatu terhadap bocah laki-laki itu? Apakah aku sekalian melakukan tes DNA bocah laki-laki itu?" Pikir Yusuf.

Di ruang UGD, Adam dalam kondisi pingsan. Dia masih diperiksa oleh dokter dan ditangani oleh tim medis. wajahnya tampak begitu sangat bengkak sekali. Bahkan beberapa alat medis sudah terpasang di tubuhnya.

Yusuf pun segera menuju ke mushola. Dia akan berdoa demi kesembuhan bocah laki-laki itu.

...****************...

Di kantor kepolisian Damar datang. Dia berusaha untuk menenangkan Fatimah yang berteriak-teriak terhadap pihak kepolisian.

"Mas, gimana aku bisa tenang, kalau anakku kenapa-napa gimana? Apalagi Adam itu masih kecil. Dia nggak tahu apa-apa. Bagaimana kalau orang jahat tega melakukan perbuatan yang keji terhadap anak sekecil Adam!"

"Fat, kamu harus tenang. Karena nggak akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap Adam. Allah akan selalu melindungi Adam dari orang-orang jahat. Dia pasti akan segera ditemukan."

"Mas aku nggak bisa tenang. karena aku ibunya. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi kepada anakku?" Fatimah menatap wajah Damar. "Aku nggak bakalan bisa memaafkan diriku sendiri, jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap anakku. Aku nggak bakalan rela. Karena kamu nggak pernah berada di posisiku sebagai seorang ibu, mas."

Fatimah merasakan ada yang terjadi sesuatu yang buruk terhadap Adam.

"Fat, aku tahu kalau kamu itu ibunya. Tapi kamu harus tenang. Jangan pernah kamu berpikiran negatif. Karena aku yakin kalau Adam anakmu bakalan baik-baik saja."

Fatimah pun langsung pergi meninggalkan kantor Kepolisian. "DASAR NGGAK BECUS!" Umpatnya. "Aku bakalan cari anakku sendiri tanpa bantuan mereka! sia-sia aku datang ke kantor Kepolisian!" Dengus kesal.

"Fat!"

Fatimah tidak mendengarkan ucapan dari Damar. Dia pergi sendiri menaiki taksi yang lewat di depannya.

"Dasar keras kepala," gumam Damar.

...****************...

Bersambung...