Niel Vilet adalah seorang pangeran dari kerajaan Loginia yang memiliki reputasi buruk sepanjang kerajaan berdiri, hanya dalam masa menjabatnya 3 tahun sebagai raja, dia telah memicu pemberontakan terhadapnya yang dipimpin oleh empat pahlawan reformasi yang terdiri dari pahlawan pedang, tombak, perisai dan gadis suci.
Keempatnya berhasil membunuhnya setelah menggabungkan seluruh kekuatan dalam peperangan panjang, dalam penyesalan itu Niel berharap bisa mengulang kembali semuanya dari awal hingga akhirnya dia menyadari telah kembali ke sosoknya di masa lalu 10 tahun yang lalu. Di kesempatan keduanya ia ingin menghindari eksekusinya dengan berbagai cara yang dapat ia lakukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isekai Fantasy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 : Memanen
Aku meminta semua ras untuk membantu memanen beberapa ladang yang sudah matang, ubi dan kentang adalah hal yang kami prioritaskan untuk menyambut datangnya musim dingin lebih awal.
Kami tidak memiliki olahan peternakan namun begitu ada beberapa binatang buas di sekitar saat musim dingin tiba jadi masalah stok daging bisa dipikirkan nanti.
Berdekatan dengan hutan Elmora memang berbahaya namun disisi lain hutan itu juga mampu menyediakan kebutuhan kami, seperti sebuah dungeon untuk petualang tempat ini juga berfungsi demikian.
Aku dan Keysa lebih membantu memetik tomat untuk kami kumpulkan ke dalam keranjang, tomat ini akan diolah menjadi selai, saos dan sebagainya yang bisa tahan lama dalam penggunaannya.
"Aku dapat yang besar pangeran."
"Kupikir terlihat sama saja."
"Ckckc, lihat baik-baik."
Aku memperhatikan tomat itu dan kurasa memang tidak terlihat berbeda, saat Keysa mengukurnya lebih teliti itu lebih besar beberapa inchi saja.
Aku pikir seharusnya dia tidak melakukannya hanya untuk sebatas pamer, kemudian Sara yang merupakan Succubus muncul.
"Aku juga dapat yang jauh lebih besar."
"Itu dadamu, jangan menunjukannya begitu saja."
"Tapi warnanya merah juga, silahkan dinikmati pangeran."
Pada akhirnya Keysa mengejar-ngejar Sara di sekitar kebun.
"Mereka berdua datang untuk bermain atau bekerja?" tanyaku tanpa mendapatkan balasan.
Aku mengalihkan pandangan ke arah lain dan para pria jelas kesulitan untuk menghilangkan pemandangan barusan, saat aku berdeham mereka baru kembali bekerja.
"Terima kasih atas kerja kerasnya."
Gilbert yang bertugas mengangkut hasil panen dengan kereta muncul setelah beberapa saat berikutnya.
"Pangeran hasil panen kita benar-benar luar biasa, kini musim dingin akan tidak berbeda dengan musim lainnya."
"Aku penasaran bagaimana kalian selama ini bisa bertahan?"
Gilbert sedikit menggaruk-garuk kepalanya ragu.
"Kami membatasi makanan setiap harinya dan hanya banyak memakan tebu, kebetulan pohon-pohon tebu tumbuh liar di dalam hutan sangat banyak."
"Tebu kah, aku memiliki beberapa hal yang bisa dilakukan untuk tebu tapi kurasa kita bisa melakukannya setelah musim dingin berakhir."
"Sesuai yang diharapkan dari pangeran, Anda sangat jenius, kalau begitu aku akan membawa keranjangnya."
"Tolong yah."
Setelah selesai aku memutuskan untuk meminta beberapa ubi ke kelompok lain untuk dibakar, Sara berada di sampingku dengan tubuh terikat tali.
"Selamatkan aku pangeran, aku tidak bisa bergerak."
"Itu ulahmu sendiri, kami akan melepaskanmu setelah ubinya matang."
"Heh."
Sungguh melegakan bahwa Keysa akan melepasnya nanti, aku menumpuk beberapa daun, menyalahkannya dengan sihir dan itu terbakar dengan asap yang keluar dari dalamnya.
Pertama mari bungkus setiap ubi dengan kertas alumunium sebelum memasukannya ke dalam tumpukan daun terbakar.
Setelah menunggu beberapa saat aku dan Keysa mendapatkan ubi bakar sempurna yang memiliki harum yang enak.
Sara mulai menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan.
"Aku juga ingin."
Setelah dia dilepaskan dia baru menikmatinya dengan wajah senang.
"Sungguh mantap."
Nih orang dari tadi tidak kerja namun soal makan paling bersemangat.
"Menikmati ubi bakar berdua dengan pangeran adalah sesuatu yang aku inginkan."
"Tapi Keysa aku ada di sini."
"Aku tidak menganggapmu sebagai orang."
"Kejam sekali, apa aku dibenci di sini."
Dengan prilakunya keduanya memang tidak cocok.
"Aku juga terkadang suka nakal dengan pangeran tapi tidak sampai seektrim itu, kau yang terburuk."
"Heh."
Aku pikir mereka sama saja.
Kami bertiga kembali ke kota sedikit terlambat dibandingkan yang lainnya. Sara berpamitan selagi tersenyum riang.
"Kalau begitu terima kasih untuk hari ini, aku tidak sabar untuk pergi bersama dengan kalian lagi dadah."
"Yah, sampai nanti."
Meski Sara seperti itu aku pikir Keysa juga tidak terlalu membencinya.
