Sekuat apa pun aku bertahan, nyatanya aku tidak bisa sekuat itu," ucap Vira.
Dunia Vira seakan runtuh saat tahu jika suami yang sangat ia cintai sudah menikah siri secara diam-diam dengan sahabatnya sendiri. Faktor belum dikaruniai keturunan yang membuat Yusuf tega mengkhianati cinta Vira.
Akankah Vira bertahan dengan pernikahannya atau kah memilih menyerah dan melanjutkan hidup sesuai takdir yang sudah dituliskan oleh Allah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Pertemuan Tak Terduga
Setelah diam-diaman, akhirnya Vira dan Syafik pun kembali baikan dan hubungan mereka pun kembali menghangat. “Mas, nanti sore aku mau ke super market sama Bi Nani ya, soalnya bahan makanan sudah hampir habis,” seru Vira dengan bergelayut manja di lengan Syafik.
“Mau Mas temani? Tapi Mas harus menyelesaikan pekerjaan dulu,” seru Syafik.
“Tidak usah, kalau nunggu Mas selesai kerja bisa-bisa kemalaman,” sahut Vira.
“Ya sudah, kamu sama Bi Nani naik taksi saja, nanti kalau sudah selesai belanja kamu kasih tahu Mas biar Mas nanti jemput kalian,” seru Syafik.
“Iya, Mas.”
Setelah shalat ashar, Vira pun berpamitan kepada Syafik. “Mas, aku berangkat dulu ya.” Vira menghampiri Syafik yang sedang sibuk bekerja itu.
“Iya, kamu hati-hati dan jangan lupa kalau sudah sampai kasih kabar sama Mas biar Mas tidak khawatir,” seru Syafik.
“Siap, Mas.”
Syafik menciumi seluruh wajah Vira yang sebagian wajahnya tertutup cadar itu. “Aku pergi dulu. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Vira pun akhirnya pergi menuju super market bersama Bi Nani menggunakan taksi. Hingga tidak membutuhkan waktu lama, Vira dan Bi Nani pun sampai di sebuah super market terbesar di kota itu. Vira pun langsung mencari bahan-bahan makanan yang saat ini sudah habis.
“Bi, bibi ke tempat sayuran dan daging, aku ke tempat buah-buahan biar cepat,” seru Vira.
“Baik, Bu.”
Vira dan Nani pun berpencar, pada saat Vira sedang memilah buah-buahan, tiba-tiba Vira tidak sengaja mengambil buah jeruk yang sama dengan orang lain sehingga Vira tidak sengaja menyentuh tangan pria itu. “Astagfirullah, maaf Mas saya tidak sengaja.” Vira menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat pria itu.
“Vira.”
Seketika Vira mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya Vira saat melihat pria itu adalah Yusuf, mantan suaminya. Begitu pun dengan Yusuf yang terlihat kaget juga karena sekarang Vira sudah memakai cadar. “Mas, bagaimana sudah dapat jeruknya?” seru Kalila.
Kalila melihat ke arah wanita yang saat ini berdiri di depan Yusuf, seketika Kalila menyunggingkan senyuman sinisnya karena dia tahu siapa wanita dibalik cadar itu. “Ya ampun, ternyata kamu masih hidup kirain kamu sudah bunuh diri karena berpisah dengan Mas Yusuf,” sindir Kalila.
“Kalila, jaga ucapanmu!” geram Yusuf.
Kalila merangkul lengan Yusuf dengan mesra karena Kalila sengaja ingin memanas-manasi Vira. “Mana pasangan kamu? Kamu sudah menikah belum? Apa jangan-jangan kamu masih belum move on dari suamiku ini.” Lagi-lagi Kalila menyindir Vira.
Vira membalikan tubuhnya dan dengan cepat pergi meninggalkan Kalila dan Yusuf. Mata Vira sudah berkaca-kaca, bukan karena Vira cemburu melihat Kalila dan Yusuf tapi hati Vira sakit mendengar ucapan Kalila yang menurutnya sangat menyakitkan. Vira mencari Nani, lalu setelah itu langsung membayar belanjaannya.
Dari kejauhan Yusuf melihat Vira keluar dari supermarket itu. “Siapa wanita paruh baya yang bersama Vira? Perasaan aku belum pernah melihat wanita itu,” batin Yusuf.
Vira dengan cepat menghubungi suaminya dan menunggu di depan supermarket. “Ibu, tidak apa-apa ‘kan?” tanya Bi Nani.
“Aku baik-baik saja kok, Bi,” sahut Vira dengan senyumannya.
Lumayan lama Vira menunggu, hingga beberapa saat kemudian Syafik pun tiba. Melihat mobil suaminya tiba, Vira pun langsung menghampiri Syafik dan memeluknya membuat Syafik mengerutkan keningnya. Nani segera memasukan barang-barang belanjaannya ke dalam mobil.
“Lah, kenapa? Tiba-tiba memeluk Mas seperti ini?” tanya Syafik bingung.
“Tidak apa-apa, ingin meluk saja,” sahut Vira.
Syafik melihat ke arah supermarket, dari kaca terlihat ada seorang pria dengan seorang wanita yang sedang mengantri di depan kasir. Syafik tahu kalau pria itu adalah mantan suami Vira karena tanpa sepengetahuan Vira, dia menyelidiki semuanya tentang Vira. Sekarang Syafik tahu, kenapa istrinya itu tiba-tiba bersikap seperti itu.
“Ya sudah, ayo kita pulang!” ajak Syafik.
Selama dalam perjalanan, Vira tidak bicara sedikit pun. “Bagaimana kalau sekarang kita mampir dulu ke restoran, malam ini kamu jangan masak kita makan di luar saja,” seru Syafik memulai pembicaraan.
“Boleh.” Wajah Vira tiba-tiba berseri dan itu membuat Syafik menyunggingkan senyumannya.
“Mas Syafik, Bu Vira, bibi turun di sini saja nanti bibi biar naik taksi pulang ke rumah,” seru Bi Nani.
“Loh, kok turun di sini Bi? Bibi ikut makan saja bersama kita,” seru Vira.
“Tidak bu, bibi tidak mau mengganggu waktu Mas dan Ibu. Mas, sudah di sini saja.” Nani menyuruh Syafik untuk menurunkannya di pinggir jalan itu.
Kebetulan sekali, sebuah taksi lewat di sana dan Nani dengan cepat menghentikannya. “Belanjaannya biar bibi yang bawa semuanya,” seru Bi Nani.
“Bibi hati-hati, dan ini untuk ongkos taksinya.” Syafik memberikan uang kepada Nani.
“Terima kasih Mas, kalau begitu bibi duluan.” Nani pun masuk ke dalam taksi dan pulang ke rumah.
Sementara itu, Syafik membawa Vira ke sebuah restoran yang bisa dibilang restoran mewah. Syafik memesan privat room karena dia ingin istrinya bisa makan dengan tenang dan nyaman. Syafik menggandeng tangan Vira masuk ke dalam restoran itu dan langsung memesan makanan.
“Mas, apa tidak berlebihan memesan privat room seperti ini?” tanya Vira.
“Tidak, biasa saja. Mas hanya ingin kamu makan dengan nyaman karena kalau kita makan di luar, kamu tidak akan bisa nyaman dan bebas. Kalau di sini ‘kan, kamu bisa membuka cadar kamu,” sahut Syafik.
Vira sangat bahagia dengan perhatian yang diberikan oleh suaminya itu. Hingga tidak lama kemudian, pesanan mereka pun datang dan mereka langsung melahapnya. Syafik sesekali menyuapi Vira dan Vira baru tahu, dibalik sikap suaminya yang dingin ternyata Syafik juga sangat romantis.
“Mantan suami kamu Yusuf Maulana ‘kan?” tanya Syafik.
Vira menghentikan makannya dan menatap Syafik. “Dari mana Mas tahu?” Vira sangat terkejut akan ucapan Syafik.
“Apa yang Mas tidak tahu mengenai dirimu. Asalkan kamu tahu, dua bulan sebelum Mas menikahi kamu, Mas mencari tahu semua tentang kamu dan ternyata mantan suami kamu adalah Yusuf. Dia adalah salah satu pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Mas,” sahut Syafik.
Vira berpikir sejenak, dia baru ingat jika dulu Vira pernah menjadi perwakilan perusahaan untuk bertemu dengan Syafik. “Ah iya, aku baru ingat saat aku bekerja di perusahaan Mas, aku sempat ditunjuk sebagai perwakilan perusahaan mengurus proyek kerja sama dengan perusahaan Mas Yusuf,” sahut Vira.
“Tapi dia tidak berusaha menggoda kamu ‘kan?” tanya Syafik dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah.
Vira diam dan menundukkan kepalanya, Yusuf memang tidak menggoda Vira namun Yusuf meminta Vira untuk balikan dengannya. Melihat Vira diam, Syafik pun ikut terdiam. Raut wajah Syafik mulai tidak bersahabat membuat Vira merasa tidak enak bahkan merasa takut.
